Sumber foto: iStock

Krisis Talenta Digital: Indonesia Butuh 12 Juta SDM hingga 2030, tapi PHK Justru Meningkat

Tanggal: 23 Jun 2025 11:45 wib.
Di tengah pesatnya digitalisasi, Indonesia menghadapi dua tantangan besar sekaligus: kekurangan besar talenta digital dan di sisi lain, banyak pekerja yang terkena gelombang PHK. Data dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menunjukkan bahwa berbagai sektor—termasuk pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, pendidikan, logistik, pariwisata, dan industri keuangan serta fintech—sangat membutuhkan sumber daya manusia digital untuk memperkuat transformasi mereka gizmologi.com+1gizmologi.id+1.

Boni Pudjianto, Kepala BPSDM Komdigi, menyampaikan bahwa langkah strategis telah diambil, termasuk memperbesar peran pendidikan vokasi. Ia menekankan bahwa kurikulum vokasi perlu disinkronkan dengan kebutuhan industri agar lulusan bisa langsung terserap dan tidak tergantikan oleh talenta asing .

Gap Talenta Digital Rp: Triliun dan Terus Membesar

Komdigi memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, kebutuhan talenta digital mencapai 10,93 juta orang, sedangkan yang tersedia baru sekitar 6,96 juta, sehingga terjadi kekurangan sekitar 3,9 juta orang. Laju penutupan gap ini tergolong lambat gizmologi.id.

Selama dua dekade ke depan hingga 2030, kebutuhan akan talenta digital diperkirakan menyentuh 12,09 juta orang. Meski ketersediaan juga meningkat menjadi 9,34 juta, masih terdapat kekurangan sebesar 2,75 juta. Ini berarti setiap tahun Indonesia perlu menyiapkan ±458 ribu talenta digital baru hanya untuk mengejar kebutuhan dasar gizmologi.id.

Ketimpangan Regional: Jawa Tengah Tertinggal, Jakarta dan Kepri Menganggur

Distribusi talenta digital sangat timpang antara wilayah. Jawa Tengah diprediksi mengalami kekurangan paling besar hingga 604.000 orang pada 2030, diikuti oleh Jawa Timur dengan sekitar 500.000 orang. Sebaliknya, DKI Jakarta justru mengalami kelebihan sumber daya hingga 225.000 orang, begitu pula Kepulauan Riau dengan kelebihan sekitar 28.500 orang .

Vokasi Sebagai Jembatan

Boni menjelaskan bahwa pengembangan pendidikan vokasi sangat penting untuk mengatasi gap tersebut. Program ini dirancang untuk meningkatkan praktikalitas dan kesesuaian skill dengan permintaan industri digital—dari manufaktur, coding, hingga data analytics. Komdigi juga menyediakan sertifikasi digital lewat akun seperti literasidigital.id dan digitalent.komdigi.go.id, yang terintegrasi dengan standar nasional kompetensi seperti SKKNI dan KKNI melalui LSP bersama Kemenaker gizmologi.id+1gizmologi.com+1.

Komdigi juga tengah membangun Digital Training Center (DTC) di sejumlah daerah seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, Banjarmasin, Manado, Medan, dan Makassar. Mereka akan diubah menjadi politeknik digital untuk memperluas akses pelatihan dan sertifikasi kompetensi digital gizmologi.id+1gizmologi.com+1.

Digital Leadership Academy dan Kolaborasi Lintas Sektor

Selain pusat pelatihan, Komdigi juga menyelenggarakan Digital Leadership Academy (DLA), sebuah program penguatan kapasitas digital bagi pemangku jabatan setingkat birokrat dan pengajar. DLA telah dijalankan di wilayah-wilayah seperti Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, NTT, Jawa Tengah, dan Banten, bekerjasama dengan institusi seperti AWS, Microsoft, RRI, dan APDI gizmologi.id+1gizmologi.com+1.

PHK Menyusul Setelah Ekonomi Lesu

Kembali ke persoalan tenaga kerja, bukan cuma kekurangan talenta digital yang terjadi. Di sektor lain—terutama manufaktur dan hospitality—banyak pekerja justru kehilangan pekerjaan:



Industri tekstil diperkirakan lakukan PHK terhadap 3 juta pekerja


70% hotel dan restoran di Jakarta rencananya melakukan efisiensi pegawai gizmologi.id



Menurut Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital di Celios, ada dua penyebab utama:



Perang tarif AS yang menekan permintaan ekspor manufaktur Indonesia


Konsumsi domestik melemah khususnya di kelas menengah ke bawah



Data dari S&P mencatat Indeks PMI manufaktur turun dari 52,4 pada Maret 2025 ke 46,7 di April, lalu 47,4 di Mei, menunjukkan perlambatan ekonomi . Sektor tekstil bahkan berpotensi mengalami penurunan utilitas hingga di bawah 50%, mengakibatkan kemungkinan 1,2 juta pekerja terdampak PHK .

Bursa Kerja dan Keterbatasan Lapangan

Dampak tekanan ekonomi terlihat saat pelaksanaan Job Fair Bekasi Pasti Kerja 2025. Puluhan ribu pelamar—sekitar 25 ribu orang—berebut untuk 2.000 lowongan pekerjaan. Polisi mengonfirmasi beberapa peserta sempat pingsan karena antre lama dan berdesakan .

Antusiasme ini menunjukkan tingginya kebutuhan akan lapangan kerja yang layak dan formal. Namun jika kekosongan digital tetap tidak diatasi, kegagalan mengisi peluang industri masa depan bisa memperpanjang pengangguran struktural.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved