Korea Selatan Mengincar Pemimpin Industri Chip Dunia dengan Investasi Fantastis
Tanggal: 18 Okt 2024 18:14 wib.
Industri chip Korea Selatan baru-baru ini mendapatkan angin segar dengan pengumuman pemerintah setempat yang berencana untuk menggelontorkan investasi besar sebesar 8,8 triliun won atau sekitar Rp100 triliun (asumsi kurs 1 Won = Rp11,41). Menteri Keuangan, Choi Sang Mok, menyatakan, "Kami akan memberikan dukungan untuk mengamankan kepemimpinan global, termasuk 8,8 triliun won untuk mendukung industri semikonduktor tahun depan," seperti yang dikutip dari Korean Herald pada Rabu (16/10/2024).
Rencana investasi ini merupakan bagian dari program yang diluncurkan Presiden Yoon Suk Yeol bulan Mei lalu. Pada waktu itu, industri chip dijanjikan paket sebesar 26 triliun won. Dana tersebut, termasuk di dalamnya pinjaman dengan bunga lebih murah dibandingkan meminjam pada pasar. Selain itu, pinjaman bunga rendah sebesar 4,7 triliun won direncanakan akan diselesaikan tahun depan.
Selain itu, investasi juga akan dialokasikan ke Bank Pembangunan Korea sebesar 250 miliar won. Pinjaman sebesar 4,25 triliun won (Rp 48 triliun) akan diperoleh dengan suku bunga yang dinaikkan hingga 1,4%. Secara total, investasi fasilitas yang digunakan mencapai 824,8 miliar won (Rp 9,4 triliun) sejak peluncuran program pada 1 Juli 2024. Program ini telah berhasil membagikan pinjaman kepada 17 perusahaan.
Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga telah menyiapkan dana hingga 800 miliar won untuk ekosistem industri chip hingga tahun 2027, dengan opsi untuk memperluasnya bergantung pada permintaan nantinya. Insentif lain yang diberikan adalah keringanan pajak bagi produsen chip dan perusahaan yang bergerak di industri tersebut.
Selain investasi yang besar, pemerintah Korea Selatan juga telah mempersiapkan infrastruktur yang mendukung pengembangan industri chip. Pembangunan infrastruktur ini berlokasi di Yongin, Provinsi Gyeonggi, di mana pembangunan jalan tol melintasi kluster industri chip juga telah disiapkan. Rencananya, jalan tersebut akan selesai dibangun pada tahun 2030 mendatang.
Meskipun pemerintah menawarkan insentif yang besar, Korea Selatan masih menghadapi masalah terkait kekurangan pasokan listrik. Produsen chip setempat mengkhawatirkan ketersediaan listrik yang memadai untuk mendukung kegiatan industri mereka. Di Yongin, langkah-langkah pengoperasian klaster untuk pasokan listrik masih belum terlaksana dengan baik, baik untuk jangka menengah maupun panjang.