Kontrak Rp24 Triliun Starlink di Italia Batal, Gejolak Politik AS-Eropa Jadi Penyebab?
Tanggal: 25 Mar 2025 10:19 wib.
Proses negosiasi kontrak antara Starlink, layanan internet satelit yang dimiliki oleh Elon Musk, dan pemerintah Italia terpaksa dihentikan. Penghentian ini mencerminkan ketegangan geopolitik yang lebih luas antara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Dalam dinamika politik internasional yang semakin kompleks, langkah Italia ini menunjukkan adanya pertimbangan mendalam tentang keamanan informasi di tingkat pemerintah.
Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni menyadari pentingnya menjaga komunikasi yang terenkripsi antara pemerintah, diplomat, serta pejabat pertahanan yang bekerja di wilayah yang berisiko. Dalam konteks ini, layanan Starlink sebelumnya dianggap sebagai salah satu solusi potensial untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sebagai Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, seperti dilaporkan oleh surat kabar La Repubblica, mengonfirmasi bahwa keputusan untuk menghentikan negosiasi diambil karena pembahasan yang semula bersifat teknis beralih menjadi “pernyataan” terkait Elon Musk, meskipun Crosetto tidak memperinci lebih lanjut mengenai pernyataan yang dimaksud.
Starlink saat ini menjadi salah satu pemain utama dalam sektor internet satelit, dengan lebih dari 7.000 satelit yang beroperasi di orbit rendah. Layanan ini telah tersedia di Italia sejak tahun 2021 dan mengklaim memberikan koneksi internet yang stabil bahkan di lokasi terpencil. Sejak saat itu, banyak pengguna di Italia yang bergantung pada layanan Starlink, terutama di daerah di mana koneksi tradisional sulit dijangkau.
Sumber-sumber yang dekat dengan negosiasi tersebut mengungkapkan kepada Reuters bahwa pemerintah Roma awalnya mempertimbangkan perjanjian jangka lima tahun senilai total 1,5 miliar euro, atau sekitar 24 triliun rupiah, dengan perusahaan yang berbasis di AS tersebut.
Namun, rencana tersebut dengan cepat memicu reaksi negatif dari politisi oposisi di Italia. Mereka mempertanyakan kebijakan untuk memberikan kontrak yang berhubungan dengan keamanan nasional kepada seorang pengusaha asing yang merupakan sekutu dekat mantan Presiden AS Donald Trump.
Krisis ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh Meloni dalam menjaga hubungan baik dengan AS, sambil tetap mempertimbangkan kepentingan keamanan nasional Italia sendiri. Situasi ini menjadi semakin rumit dengan munculnya tekanan dari mitra koalisinya yang mendukung hubungan dekat dengan Trump dan Musk.
Pada minggu lalu, Matteo Salvini, pemimpin Liga dan wakil Meloni, bahkan mengungkapkan bahwa dia telah melakukan percakapan telepon dengan Wakil Presiden AS JD Vance. Dalam percakapan itu, Salvini memuji kemampuan luar biasa Amerika dalam inovasi di bidang komunikasi satelit.
Meskipun demikian, Crosetto mengisyaratkan bahwa pembicaraan dengan Starlink mungkin dapat dilanjutkan kembali setelah situasi politik menjadi lebih tenang. “Poin utamanya adalah apa yang paling bermanfaat dan aman bagi negara,” ungkapnya, memberikan sinyal bahwa Italia masih mempertimbangkan kemungkinan untuk berkolaborasi dengan Starlink di masa depan.
Di sisi lain, Andrea Stroppa, perwakilan Musk di Italia, mengemukakan pandangannya bahwa sudah seharusnya Italia dan mitra-mitra Eropanya membangun infrastruktur satelit independen mereka untuk pelayanan telekomunikasi di orbit rendah. Meski demikian, ia menunjukkan bahwa Starlink mungkin tetap menjadi pilihan yang terbaik untuk solusi jangka pendek.
Stroppa menambahkan bahwa dalam 3 hingga 5 tahun ke depan, akan ada kebutuhan mendesak untuk memenuhi operasi-operasi tertentu yang harus dilaksanakan. Dalam sebuah wawancara langsung melalui platform media sosial X, ia menggarisbawahi pentingnya ketahanan dalam infrastruktur komunikasi. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan Italia untuk memiliki kontrol yang lebih baik terhadap infrastruktur telekomunikasi sangatlah mendesak di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu.
Sementara itu, mengingat bahwa Italia terus berusaha untuk mengamankan data dan komunikasi penting di tengah ketegangan yang meningkat antara kekuatan besar dunia, langkah strategis ini mencerminkan di mana posisi negara tersebut dalam skenario global saat ini. Keterlibatan Elon Musk dan Starlink tidak hanya menyangkut aspek teknologi, tetapi juga membawa dampak pada kebijakan luar negeri Italia dan interaksi diplomatiknya dengan AS serta negara-negara Eropa lainnya.
Dalam konteks ini, Italia tampaknya berusaha menemukan keseimbangan antara inovasi dan keamanan nasional. Meloni dan kabinetnya menyadari tantangan untuk merangkul peluang inovasi sambil tetap menjaga integritas dan kedaulatan negara. Ini bukan sekadar perdebatan tentang kontrak bisnis; ini lebih kepada bagaimana sebuah negara dapat melindungi kepentingan strategisnya di tengah perubahan lanskap geopolitik yang terus berkembang dan sangat dinamis.