Kisah Morgan Freeman Jadi Korban Penipuan Melalui Kloning Suara AI
Tanggal: 2 Jul 2024 21:33 wib.
Menggunakan kecerdasan buatan (AI) tanpa izin, aktor terkenal, Morgan Freeman, menjadi korban baru dalam insiden penipuan suara. Freeman mengungkapkan bahwa suaranya digunakan untuk teknologi AI pada salah satu akun media sosial.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Variety, Freeman menyampaikan rasa terima kasih kepada para penggemarnya yang telah berpartisipasi dalam protes terkait penggunaan suaranya tanpa izin oleh AI. "Terima kasih pada penggemar saya yang luar biasa atas kewaspadaan dan dukungan mereka dalam memprotes penggunaan suara saya yang ditiru oleh AI tanpa izin," ucap Freeman. Dia juga menambahkan tagar yang memperingatkan tentang penipuan dan imitasi.
Aktor berusia 87 tahun tersebut memiliki reputasi suara yang luar biasa, namun sayangnya hal ini juga membuatnya menjadi sasaran empuk bagi penipuan suara dengan menggunakan teknologi AI. Salah satu contohnya adalah penyebaran video viral di TikTok yang diklaim dibuat oleh seorang wanita yang mengaku sebagai keponakan Freeman.
Freeman bukanlah satu-satunya korban dalam kasus penggunaan suara AI untuk meniru tokoh terkenal. Sebelumnya, aktris Scarlett Johansson juga mengalami permasalahan serupa dengan OpenAI yang diduga menggunakan suaranya untuk asisten suara Sky. Tim hukum Johansson bahkan meminta perusahaan tersebut untuk mengungkap cara penciptaan suara pada asisten suara Sky dan menarik chatbot tersebut karena dinilai mirip suara Johansson.
Saat didekati oleh bos OpenAI, Sam Altman, Johansson menolak permintaan tersebut. Namun, hanya dua hari sebelum peluncuran, Altman kembali menghubungi agen Johansson dan meminta agar permintaannya dipertimbangkan kembali. Meski demikian, OpenAI tetap menggunakan suara Johansson tanpa izin. Meskipun perusahaan tersebut membantah bahwa suara Sky adalah hasil kloning suara Johansson, penggunaan asisten suara tersebut akhirnya dihentikan.
Kasus-kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap keaslian suara dan penggunaan teknologi AI dengan izin yang jelas. Para tokoh publik, seperti Morgan Freeman dan Scarlett Johansson, menjadi perhatian khusus terhadap penyalahgunaan teknologi ini. Semua pihak, baik individu maupun perusahaan, perlu sangat berhati-hati dalam menggunakan suara tokoh terkenal sehingga tidak melanggar hak cipta dan privasi mereka. Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peraturan dan hukum yang perlu diterapkan dalam kasus-kasus seperti ini.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, perlindungan terhadap hak cipta dan keaslian suara tokoh publik menjadi lebih kompleks. Para aktor dan aktris terkenal tidak hanya harus menghadapi tantangan dalam dunia hiburan, tetapi juga dalam perlindungan terhadap identitas suara mereka. Oleh karena itu, kerja sama antara tokoh publik, pihak berwenang, dan perusahaan teknologi sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang adil dan terjamin dalam penggunaan kecerdasan buatan.
Demi menjaga integritas dan keaslian suara tokoh terkenal, langkah-langkah hukum yang lebih tegas perlu diambil untuk melindungi mereka dari penyalahgunaan teknologi AI. Peraturan-peraturan yang jelas dan tindakan hukum yang tegas perlu diterapkan agar dapat mengurangi risiko penyalahgunaan suara tokoh publik melalui teknologi AI. Dengan demikian, tekanan terhadap perusahaan teknologi untuk bertanggung jawab atas penggunaan teknologi AI juga dapat meningkat.
Kisah-kisah tentang penggunaan suara AI tanpa izin tokoh terkenal seperti Morgan Freeman dan Scarlett Johansson menunjukkan kompleksitas dalam pengaturan hak cipta dan penggunaan teknologi AI. Hal ini menjadi perhatian utama dalam memastikan bahwa hak cipta dan privasi tokoh publik terlindungi di era digital yang semakin canggih. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, individu, dan perusahaan teknologi untuk menciptakan lingkungan yang adil dan beretika dalam pemanfaatan perkembangan teknologi AI.