Sumber foto: Kompas.com

Kevin Mitnick: Hacker Legendaris yang Berubah Menjadi Pakar Keamanan Siber Dunia

Tanggal: 29 Mei 2025 00:22 wib.
Tampang.com | Kevin Mitnick dikenal sebagai salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah dunia siber. Pada era 1990-an, namanya mencuat sebagai hacker legendaris yang berhasil membobol sistem komputer perusahaan besar dan lembaga pemerintah di Amerika Serikat. Aksi-aksinya yang cerdik dan nyaris tak terlacak membuatnya dijuluki sebagai buronan siber pertama yang paling dicari oleh FBI.

Namun, kisah Mitnick tidak berhenti di situ. Setelah masa pelariannya berakhir dan ia menjalani hukuman, Mitnick justru bertransformasi menjadi pakar keamanan siber yang disegani di dunia. Kisah hidupnya menjadi bukti bahwa keahlian luar biasa bisa berbalik arah, dari ancaman menjadi aset berharga.

Profil Kevin Mitnick

Dilansir dari laman The Famous People, Kevin David Mitnick lahir pada 6 Agustus 1963 di Van Nuys, California, Amerika Serikat. Ia menempuh pendidikan di James Monroe High School di Los Angeles, dan sejak masa sekolah telah aktif sebagai operator radio amatir. Ia kemudian melanjutkan studi di Los Angeles Pierce College dan University of Southern California (USC). Pada masa awal kariernya, Kevin sempat bekerja sebagai resepsionis di organisasi bernama Stephen S. Wise Temple.

Perjalanan sebagai Peretas

Minat Kevin terhadap dunia peretasan sudah muncul sejak kecil. Pada usia 12 tahun, ia berhasil “menipu” sistem tiket bus Los Angeles dengan teknik rekayasa sosial, memanfaatkan slip kartu bekas yang ia temukan di tempat sampah.

Pada tahun 1979, di usia 16 tahun, Kevin berhasil meretas jaringan komputer untuk pertama kalinya. Ia mendapatkan akses ke sistem bernama “Ark” milik Digital Equipment Corporation (DEC), yang berjalan pada sistem operasi RSTS/E. Ia menyalin perangkat lunak milik perusahaan tersebut. Pada tahun 1988, ia dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan tiga tahun masa pembebasan bersyarat.

Menjelang akhir masa pembebasan bersyaratnya, Kevin kembali melakukan peretasan, kali ini terhadap sistem pesan suara milik Pacific Bell. Hal ini membuat surat perintah penangkapan kembali dikeluarkan atas namanya, dan ia pun melarikan diri selama hampir tiga tahun.

Selama menjadi buronan, Kevin berhasil mengakses banyak jaringan komputer tanpa izin. Ia menggunakan ponsel hasil kloning untuk menyembunyikan lokasi, mencuri perangkat lunak milik perusahaan teknologi besar AS, membobol kata sandi, memodifikasi jaringan, hingga meretas email pribadi. Ia kemudian dikenal dengan julukan “The Condor” dan “The Darkside Hacker”, serta masuk dalam daftar peretas paling dicari oleh FBI. Total, ia diketahui telah meretas lebih dari 40 perusahaan besar yang ditujukan bukan untuk keuntungan, melainkan demi tantangan semata. Selama masa pelarian, ia menggunakan identitas palsu dan berpindah-pindah kota.

Penangkapan dan Vonis

Pada 15 Februari 1995, FBI berhasil melacak dan menangkap Kevin di rumahnya di Raleigh, North Carolina. Ia didakwa atas sejumlah pelanggaran hukum federal, termasuk penipuan digital (wire fraud) yang telah ia lakukan selama lebih dari dua tahun. Saat ditangkap, ditemukan berbagai ponsel hasil kloning dan identitas palsu di kediamannya.

Pada Desember 1997, situs Yahoo! sempat diretas dan menampilkan pesan tuntutan pembebasan Kevin. Pesan tersebut mengancam akan menimbulkan “bencana internet” menjelang Natal. Meskipun dianggap sebagai lelucon oleh sebagian besar media, insiden ini menunjukkan betapa besar simpati yang dimiliki Kevin di kalangan komunitas siber.

Kevin akhirnya didakwa atas 14 tuduhan wire fraud, 8 kepemilikan alat akses ilegal, serta pelanggaran lain seperti meretas sistem komputer federal dan merusak data komputer. Pada tahun 1999, ia mengaku bersalah atas dua tuduhan penipuan komputer, empat wire fraud, dan satu penyadapan komunikasi ilegal. Ia dijatuhi hukuman 46 bulan penjara, ditambah 22 bulan karena melanggar pembebasan bersyarat sebelumnya dari tahun 1989.

Secara keseluruhan, Kevin menjalani hukuman selama 5 tahun, termasuk 4,5 tahun masa tahanan pra-persidangan dan 8 bulan dalam sel isolasi. Ia dibebaskan pada 21 Januari 2000, dan masa pengawasan pasca-bebasnya berakhir pada 21 Januari 2003. Sebelum masa pengawasan berakhir, ia dilarang menggunakan perangkat komunikasi apa pun selain telepon rumah. Kevin menggugat kebijakan tersebut ke pengadilan dan akhirnya memenangkan hak untuk kembali menggunakan internet.

Karier dan Kehidupan Setelah Bebas

Setelah bebas, Kevin membangun kembali hidupnya secara legal sebagai konsultan keamanan siber, pakar ethical hacking, pembicara publik, dan penulis. Pada Januari 2003, ia mendirikan Mitnick Security Consulting di Las Vegas, Nevada. Dalam profil LinkedIn-nya, ia mencantumkan jabatan sebagai CEO dan Chief White Hat Hacker. Perusahaan ini melayani berbagai klien pemerintah dan korporasi, termasuk AT&T, Dell, FBI, FedEx, Harvard, IBM, MasterCard, Microsoft, Toshiba, Toyota, dan NASA.

Sejak 2012, Kevin juga menjabat sebagai Chief Hacking Officer di KnowBe4, sebuah perusahaan pelatihan keamanan siber yang berbasis di Florida. KnowBe4 berfokus pada edukasi kesadaran keamanan dan teknik “anti rekayasa sosial” untuk melawan serangan seperti spear phishing dan ransomware. Ia juga menjadi penasihat di beberapa perusahaan seperti Zimperium (AS), NETpeas (Maroko), Solve Media (AS), dan LifeLock (AS).

Sebagai pembicara publik, Kevin dikenal karena presentasinya yang edukatif sekaligus menghibur, sering kali disertai demonstrasi langsung tren peretasan terbaru.

Akhir Hayat

Kevin Mitnick, hacker legendaris yang pernah menjadi buronan siber paling dicari FBI, meninggal dunia pada usia 59 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir pada Minggu, 16 Juli 2023, di Las Vegas, Amerika Serikat, setelah berjuang selama 14 bulan melawan kanker pankreas. Nama Mitnick dikenal luas pada era 1990-an berkat aksi peretasannya yang spektakuler terhadap jaringan perusahaan dan lembaga pemerintah di AS. Ia sempat dijuluki sebagai ancaman digital terbesar oleh otoritas hukum setempat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved