Keuntungan Teknologi Waste-to-Energy

Tanggal: 29 Agu 2017 08:20 wib.
Alih-alih mengangkut limbah makanan ke tempat pembuangan sampah, ternyata kita dapat menggunakan sampah organik itu untuk menjadi bahan bakar mobil, dan sekaligus dapat membantu lingkungan.

Sampah organik seperti kertas, kayu dan makanan menghasilkan jutaan ton emisi metana di tempat pembuangan sampah setiap tahun di AS, namun ternyata dapat menghasilkan gas alam dan bahan bakar cair terbarukan seperti bensin dan solar, menurut sebuah studi yang dipimpin oleh Uisung Lee dari Departemen Energi (DOE) Argonne National Laboratory. Makalahnya, yang diterbitkan dalam Journal of Cleaner Production, membantu menilai manfaat lingkungan dari berbagai jalur produksi limbah-ke-energi sambil menghindari emisi metana dan polutan udara berbahaya lainnya.

"Studi kami menunjukkan bahwa dengan menggunakan limbah yang menjadi bahan bakar akan  menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca daripada membiarkannya menjadi limbah," kata Lee, seorang wakil postdoctoral di Divisi Sistem Energi Argonne.

Ini karena gas dari limbah mengandung konsentrasi metana yang tinggi, yang memiliki dampak pemanasan global 30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida.

Metode untuk memproduksi bahan bakar dari sampah meliputi biokimia, seperti pencernaan anaerob dan fermentasi, dan termokimia, seperti pencairan hidrotermal, pirolisis dan gasifikasi. Produk energi yang dihasilkan meliputi bahan bakar gas alam terbarukan, bio-char, bio-oil dan hydrocarbon (bensin, solar dan bahan bakar jet).

"Dengan menggunakan limbah untuk menghasilkan energi, kita dapat menghindari emisi dari tempat pembuangan sampah dan berpotensi mengurangi kebutuhan akan tempat pembuangan sampah tambahan di seluruh negeri," kata Lee, menambahkan bahwa pada tahun 2014, kami mengumpulkan sekitar 32 juta metrik ton sumber limbah untuk makanan ke tempat pembuangan sampah, atau sekitar 70 triliun pon sampah. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved