Ketika Bumi Menelan Kota: Kisah Nyata Pasangan yang Selamat dari Gempa Terbesar dalam Sejarah
Tanggal: 8 Apr 2025 20:02 wib.
Alaska dikenal sebagai negeri es yang sunyi, penuh pesona alam yang menakjubkan dan liar. Namun, pada satu sore di bulan Maret 1964, tanah beku itu menunjukkan sisi kelamnya. Seorang pasangan muda, Bob Arwezon dan istrinya Alice, baru saja memulai hidup baru di sana setelah pindah dari Massachusetts. Impian mereka sederhana—membangun rumah tangga yang damai di tengah keindahan alam liar.
Pagi itu, 27 Maret 1964, dimulai seperti hari-hari biasa. Bob sibuk memperbaiki atap rumah mereka, sementara Alice mengurus keperluan rumah tangga dan memberi makan anjing peliharaan. Tidak ada yang menduga bahwa beberapa jam ke depan akan menjadi momen yang mengubah hidup mereka selamanya.
Tepat pukul 17.36 waktu setempat, tanah Alaska berguncang hebat. Guncangan dahsyat itu datang tanpa peringatan. Alice yang sedang berada di luar rumah tiba-tiba kehilangan keseimbangan, tubuhnya terlempar begitu saja, dan barang-barang di sekitarnya berguling seolah-olah ditarik oleh kekuatan tak terlihat. Ia sempat melihat mesin pembersih salju seberat lebih dari satu ton bergerak liar seperti mainan anak-anak. "Mustahil untuk berdiri saat guncangan itu terjadi," ujarnya mengenang kejadian mengerikan tersebut.
Sementara itu, Bob yang masih berada di atas atap justru beruntung karena posisinya lebih aman. Meski atap ikut bergoyang, ia bisa bertahan dan menyaksikan dunia di sekitarnya berguncang seperti terkena badai. Rumah mereka mengalami beberapa kerusakan, tapi masih berdiri kokoh karena dibangun dengan material tahan gempa.
Ketika Rumah Tak Lagi Aman
Tidak semua orang seberuntung pasangan Bob dan Alice. Nancy Bidwell, seorang gadis berusia 10 tahun, berada di rumah saat gempa mengguncang. Ketika getaran pertama terasa, ia belum menyadari betapa serius situasinya. Namun dalam hitungan detik, benda-benda di sekitarnya beterbangan, dan lantai rumah terbelah menjadi dua bagian.
Alih-alih langsung keluar, Nancy berlari ke lantai dua. Dari atas, ia menyaksikan pemandangan luar biasa menakutkan—semua bergerak, terguncang hebat, seperti ombak besar yang menggulung daratan. Ia akhirnya berhasil keluar rumah, menembus reruntuhan dan celah tanah yang terbuka. Setelah beberapa menit, gempa pun berhenti. Tapi yang tertinggal adalah kehancuran total. Jalan-jalan terbelah, bangunan runtuh, dan kehidupan tidak lagi sama.
Megathrust: Gempa Terbesar Sepanjang Sejarah Modern
Gempa yang mengguncang Alaska itu dikategorikan sebagai megathrust earthquake, dengan kekuatan mencapai M9,2 hingga M9,3. Menurut catatan resmi pemerintah Alaska, ini adalah gempa paling kuat dalam sejarah dunia modern. Hingga kini, belum ada gempa lain yang berhasil melampaui kekuatan dan dampaknya.
Tak hanya memicu kerusakan darat, gempa juga menyebabkan tsunami dahsyat dengan ketinggian mencapai 67 meter di wilayah pesisir. Tanah longsor, likuifaksi, dan keruntuhan infrastruktur terjadi secara masif. Meski jumlah korban jiwa relatif kecil, yaitu 131 orang, hal ini lebih karena populasi Alaska yang saat itu belum padat. Namun, kerugian materi mencapai angka fantastis, yakni sekitar US$3,1 miliar (dalam nilai saat itu).
Alam Tak Terduga: Pelajaran Berharga dari Peristiwa Tragis
Kisah gempa Alaska 1964 menjadi pengingat penting bahwa di balik keindahan alam, tersimpan kekuatan destruktif yang tak bisa ditebak. Manusia seringkali merasa aman dan terkendali, tetapi bencana alam seperti ini membuktikan bahwa ada kekuatan di luar jangkauan logika dan teknologi.
Bencana ini pun mengubah cara dunia memandang risiko gempa. Penelitian tentang sesar dan zona subduksi meningkat, sistem peringatan dini mulai dikembangkan, dan pendekatan terhadap pembangunan rumah tahan gempa mulai diterapkan secara lebih serius di wilayah rawan bencana.
Bagi Alice dan Bob, pengalaman itu menjadi titik balik dalam hidup. Mereka tak hanya selamat, tetapi juga menjadi saksi hidup dari peristiwa yang tak terlupakan. “Kami datang ke Alaska untuk kedamaian, tapi yang kami temukan adalah pelajaran hidup tentang kekuatan alam,” ujar Bob dalam wawancara tahun-tahun kemudian.
Saatnya Belajar Berdamai dengan Bumi
Gempa Alaska tahun 1964 memberikan satu pelajaran penting: manusia tidak bisa memprediksi kapan bencana akan datang. Namun, kita bisa belajar untuk bersiap dan berdamai dengan kenyataan bahwa alam punya kehendaknya sendiri. Dari membangun rumah tahan gempa hingga memahami jalur evakuasi, setiap tindakan kecil bisa menyelamatkan nyawa.
Kini, banyak wilayah di dunia—termasuk Indonesia—disebut berisiko mengalami gempa besar serupa. Zona megathrust di Indonesia seperti Mentawai, Jawa bagian selatan, dan Maluku, dianggap berpotensi tinggi untuk mengalami gempa dahsyat. Oleh karena itu, kisah dari Alaska bukan hanya sekadar sejarah, tetapi peringatan nyata bagi kita semua.