Ketegangan AS-China Memanas: Bisnis Chip Nvidia dan Intel Terancam?
Tanggal: 9 Des 2024 19:53 wib.
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China telah memicu kekhawatiran di berbagai sektor, terutama dalam industri teknologi. Sejumlah perusahaan AS, seperti Nvidia, AMD, dan Intel, telah terdampak oleh perang dagang tersebut. Empat asosiasi industri China bahkan telah mengeluarkan peringatan kepada para pengusaha teknologi agar lebih berhati-hati terhadap chip asal AS. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara kedua negara dalam bidang teknologi semakin memanas.
Peringatan tersebut juga menyoroti dampak yang mungkin terjadi pada bisnis produsen chip AS. Nvidia, misalnya, yang dikenal sebagai perusahaan chip terbesar di dunia, memiliki kepentingan bisnis yang besar dengan China. Lebih dari seperlima total pendapatan Nvidia pada tahun 2023 berasal dari China, menjadikan negara tersebut sebagai pasar terbesar bagi perusahaan ini. Hal ini semakin memperjelas betapa pentingnya hubungan bisnis antara perusahaan-perusahaan teknologi AS dengan China.
Selain itu, Nvidia juga dikenal sebagai perusahaan yang sangat diuntungkan dari booming kebutuhan akan kecerdasan buatan (AI), karena menyediakan chip khusus untuk keperluan AI. Saat ini, perusahaan ini terus mencetak rekor dalam kinerja keuangannya, yang juga berdampak langsung pada kekayaan sang pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang. Hartanya saat ini diestimasikan senilai US$122,4 miliar atau setara dengan Rp 1.950 triliun, menunjukkan betapa besar kontribusi China sebagai pasar utama bagi Nvidia.
Di sisi lain, peringatan dari asosiasi industri China menuntut perusahaan domestik untuk lebih berhati-hati dalam membeli chip AS dan memilih untuk menggunakan chip lokal. Mereka menyebut produk chip AS tidak lagi dianggap andal atau aman, bahkan meminta pemerintah China untuk menyelidiki lebih dalam terkait keamanan chip tersebut. Sementara itu, Asosiasi Industri Semikonduktor AS menolak klaim tersebut dan menyatakan bahwa tindakan pembatasan yang dilakukan oleh China tidak akan memberikan dampak apapun.
Di tengah ketegangan antara AS dan China, kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh AS juga turut mempengaruhi hubungan kedua negara. Presiden AS, Donald Trump, pada masa pemerintahannya, telah menjanjikan untuk memberlakukan biaya tinggi pada barang impor China dan meluncurkan pembatasan ekspor pada ratusan perusahaan asal China. Hal ini semakin menunjukkan bahwa hubungan antara kedua negara ini tidak hanya bersifat politik, tetapi juga turut mempengaruhi sektor-sektor industri tertentu.
Meskipun peringatan yang dikeluarkan oleh China terhadap penggunaan chip AS dapat berdampak pada pasar pengadaan teknologi, namun hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara negara-negara untuk menjaga keamanan dan keandalan teknologi. Dalam menghadapi situasi ini, perusahaan-perusahaan teknologi diharapkan dapat meningkatkan kerja sama internasional dan mengedepankan kepentingan bersama dalam menghadapi permasalahan dan kekhawatiran yang muncul dalam industri teknologi global.