Sumber foto: Seznam Zprávy

Kerajaan Elon Musk di Ambang Kehancuran: Tesla Diboikot, Starlink Ditolak, X Ditinggalkan

Tanggal: 19 Mar 2025 20:47 wib.
 Saat ini, Elon Musk tengah menghadapi krisis berat yang mengancam keberlangsungan kerajaan bisnisnya. Masyarakat semakin kencang menggaungkan gerakan anti-Elon Musk yang berujung pada pemboikotan terhadap beberapa perusahaan yang dia miliki. Salah satu perusahaan yang paling terkena dampak dari gerakan ini adalah Tesla. Showroom Tesla di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) menjadi lokasi demonstrasi oleh ratusan orang yang memprotes berbagai kebijakan dan sikap tata kelola yang Diambil Musk.

Aksi boikot ini dikenal dengan sebutan "Tesla Takedown" yang dimulai pada 15 Februari lalu dan dengan cepat menarik perhatian publik. Beberapa kritik muncul karena adanya pemangkasan anggaran di pemerintahan federal yang dipimpin oleh lembaga yang dipelopori Musk, yaitu Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE). Pemangkasan ini mengakibatkan pemecatan pegawai negeri sipil (PNS), penghapusan beberapa program federal penting, dan konsolidasi lembaga-lembaga pemerintah. Tindakan ini dianggap tidak terpisahkan dari upaya Musk untuk memperolehnya kontrak-kontrak pemerintah yang lebih banyak bagi bisnisnya.

Tidak hanya kebijakan dari DOGE yang dibahas, sikap politik Musk yang cenderung mendukung partai sayap kanan di Jerman serta tuduhannya terhadap politisi Inggris tanpa bukti yang jelas juga menambah daftar panjang kontroversi. Bahkan, Musk sempat berpose dengan isyarat yang menyerupai ‘salute’ ala Nazi saat pelantikan Donald Trump, yang semakin menyulut kemarahan banyak pihak.

Di tengah gejolak ini, aksi demonstrasi terhadap showroom Tesla terus meluas. Awalnya hanya sekelompok kecil demonstran yang menunjukkan protes, namun setelah pernyataan Jaksa Agung Pam Bondi tentang penegakan hukum terkait vandalisme di showroom Tesla, situasi semakin memanas. Presiden AS, Donald Trump, juga mengklaim bahwa aksi-aksi tersebut merupakan bentuk terorisme domestik dan berpendapat bahwa boikot terhadap Tesla adalah tindakan ilegal.

Pasar saham Tesla mencatatkan penurunan terburuk dalam hampir lima tahun pada 10 Maret lalu, seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang mencemooh dan memboikot produk mereka. Penjualan Tesla anjlok di beberapa negara, sementara pemilik mobil Tesla di AS menunjukkan kemarahan mereka dengan memasang stiker yang mengekspresikan ketidakpuasan terhadap Musk.

Gerakan boikot ini, yang diprakarsai oleh aktor dan sutradara Hollywood seperti Alex Winter dan Joan Donovan, menyerukan agar masyarakat menjual mobil Tesla dan menjauh dari investasi pada perusahaan itu. Seiring dengan gerakan ini, sejumlah demonstrasi direncanakan antara lain di pinggiran Boston dan Philadelphia, yang dihadiri ratusan orang. Beberapa dari para demonstran juga mengubah protes mereka menjadi suatu perayaan dengan musik dan tari, menunjukkan bahwa mereka berusaha melawan sikap otoriter yang dianggap mengancam kebebasan berpendapat.

Dampak dari opini negatif mengenai Musk dapat merusak reputasi Tesla dalam jangka panjang. Jessica Caldwell, kepala di situs otomotif Edmunds, mengemukakan bahwa minat terhadap Tesla mungkin akan menurun seiring meningkatnya alternatif dari produsen mobil lain yang kini tidak hanya menggelontorkan produk mobil listrik, tetapi juga menawarkan harga yang lebih bersaing. Meski beberapa investor berharap situasi ini hanya gejolak sementara, banyak yang merasa keraguan masih menyelimuti masa depan Tesla.

Setelah Tesla, kini perhatian beralih ke Starlink, layanan internet berbasis satelit yang juga dimiliki Musk, di mana perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna. Meskipun Starlink bertujuan mulia untuk menghubungkan masyarakat di daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan seluler, keputusannya untuk menarik perhatian pesat akibat sikap politik Musk menambah frustrasi pada banyak pelanggan.

Berdasarkan laporan dari The Guardian, banyak pengguna Starlink mengungkapkan ketidakpuasan mereka dengan cara beralih ke layanan penyedia internet berbasis satelit lain sebagai respons terhadap sikap kontroversial Musk. Hal ini memberikan peluang bagi penyedia layanan Eropa, seperti Eutelsat dari Prancis yang dalam waktu cepat mendapatkan lonjakan nilai saham hingga 500% berkat ketidakpuasan terhadap Starlink. CEO Eutelsat bahkan mengisyaratkan layanan mereka bisa menjadi solusi yang lebih baik bagi Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.

Di Inggris, pengguna Starlink umumnya berasal dari daerah-daerah terpencil yang memiliki akses broadband yang terbatas. Namun, setelah banyaknya keluhan terhadap tingkat validitas layanan dan dukungan berbasis politik yang dikhawatirkan para pengguna, beberapa di antara mereka belum menemukan alternatif yang sepadan. Seorang penginstal Starlink di Inggris mengungkapkan bahwa meskipun Starlink masih menjadi solusi unggul untuk akses internet cepat di wilayah tersebut, ketidaknyamanan terkait Musk menodai kepercayaan pada layanan tersebut.

Seiring dengan turunnya pengguna Starlink, Musk juga telah mengalami eksodus pengguna di platform media sosial, X. Platform ini menjadi salah satu andalan Musk untuk menyebarkan agenda-agenda politik jelang pemilihan presiden AS. Setelah Trump terpilih, banyak pengguna yang beralih ke platform pesaing, seperti Bluesky, yang berhasil meraup jutaan pengguna baru dalam waktu singkat.

Secara keseluruhan, berbagai kontroversi yang melingkupi Musk berdampak langsung pada kelangsungan bisnisnya. Dari Tesla hingga Starlink dan X, semua menjadikan publik semakin skeptis terhadap kepemimpinannya. Langkah-langkah yang diambilnya tidak hanya menyentuh dunia bisnis tetapi juga menciptakan gelombang perubahan dalam pola perilaku dan kebiasaan konsumsi di masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved