Sumber foto: iStock

Kenapa Nvidia Pilih Vietnam? Ini PR Besar Indonesia dalam Perizinan Investasi

Tanggal: 9 Jan 2025 19:15 wib.
Perusahaan teknologi ternama asal Amerika Serikat, Nvidia, telah memilih untuk berinvestasi di Vietnam daripada Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah perizinan investasi yang disajikan lebih mudah dan cepat. Hal ini diungkapkan oleh Bambang Brodjonegoro, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi, dalam acara MINDialogue Hilirisasi dan Industrialisasi Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045.

Menurut Bambang, masalah investasi di Indonesia masih terbilang klasik. Mulai dari lamanya perizinan, kerumitan birokrasi, dan ketidakpastian hukum telah menjadi hambatan yang cukup signifikan. Faktor-faktor ini telah berkali-kali berganti pemerintahan namun masih belum menemukan solusi yang memuaskan.

Bambang juga menyoroti bahwa insentif pajak, sejauh ini, belum menjadi perhatian khusus dalam menarik investasi. Meskipun memberikan insentif dengan tarif pajak rendah atau pembebasan pajak, belum tentu dapat meningkatkan minat investasi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dianggap sebagai high cost economy, baik dari segi perizinan, birokrasi, maupun administrasi investasi.

Sementara itu, sebaliknya, Vietnam menawarkan kemudahan perizinan serta administrasi yang lebih cepat dan mudah bagi investor asing. Hal ini mencerminkan perwujudan nyata dari investment climate yang lebih friendly, yang menarik bagi perusahaan-perusahaan besar seperti Nvidia. Perbandingan antara proses investasi di Indonesia dan Vietnam memperlihatkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak catatan buruk yang mendorong perusahaan-perusahaan seperti Nvidia untuk memilih negara tetangga.

Bambang menegaskan bahwa ketika mengalami hambatan dalam investasi di Indonesia, para investor dapat dengan mudah melirik negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam yang menawarkan proses investasi yang lebih efisien. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu memberikan respons yang lebih proaktif dalam menarik minat investasi, terutama dari perusahaan-perusahaan asing yang memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut, hal ini juga menunjukkan bahwa Indonesia perlu mengevaluasi kembali kebijakan-kebijakan investasinya. Proses investasi yang rumit dan memakan waktu yang lama dapat menjadi penghalang serius bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Diperlukan upaya yang lebih serius untuk menyederhanakan proses investasi dan membuka lebih banyak peluang bagi investor asing untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.

Dari segi insentif pajak, pemerintah juga perlu meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang dapat memberikan daya tarik bagi para investor. Hal ini dapat melibatkan perumusan ulang kebijakan pajak dan insentif-insetif lainnya yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia dalam menarik minat investasi asing.

Keputusan Nvidia untuk memilih Vietnam sebagai lokasi investasinya juga harus menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Perlu adanya upaya nyata untuk merespons masalah-masalah yang telah diungkapkan oleh Bambang, serta mendorong upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih efisien dan ramah bagi para investorasing.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved