Sumber foto: Apple

Kenapa Apple Kirim 600 Ton iPhone dari India ke AS dalam Waktu Singkat? Ini Alasan di Baliknya

Tanggal: 12 Apr 2025 21:43 wib.
Dalam langkah strategis yang tak biasa, Apple baru saja mengangkut sekitar 600 ton iPhone dari fasilitas produksinya di India ke Amerika Serikat. Langkah besar ini bukan tanpa alasan. Pengiriman raksasa ini merupakan bentuk respons cepat perusahaan terhadap kebijakan tarif resiprokal yang baru saja diumumkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, yang kembali menjadi sorotan publik.

Dilansir dari laporan eksklusif Reuters pada Jumat (11/4/2025), sekitar 1,5 juta unit iPhone telah dikirimkan dari India ke Negeri Paman Sam. Jumlah ini dihitung berdasarkan berat rata-rata satu unit iPhone 14 berikut kabel pengisi daya yang mencapai 350 gram. Jika dijumlahkan, total berat pengiriman mencapai 600 ton—angka yang sangat signifikan dalam dunia logistik elektronik global.

Operasi Kilat di Bandara Chennai

Yang lebih mengejutkan bukan hanya jumlah pengirimannya, tetapi juga kecepatannya. Apple dilaporkan telah melakukan lobi besar-besaran kepada otoritas bandara Chennai di Tamil Nadu, India, agar proses bea cukai yang biasanya memakan waktu hingga 30 jam, bisa dipangkas drastis menjadi hanya 6 jam.

Untuk mewujudkan percepatan ini, Apple memanfaatkan aturan khusus yang disebut ‘green corridor’—sebuah jalur cepat yang sebelumnya telah digunakan perusahaan di sejumlah bandara besar di Tiongkok. Jalur ini memungkinkan produk mereka keluar dari kawasan bea cukai dalam waktu singkat tanpa pemeriksaan yang terlalu panjang, selama memenuhi kriteria tertentu.

Pengiriman Bertahap, Produksi Digenjot

Pengiriman 600 ton tersebut ternyata dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai sejak bulan Maret, masing-masing sebesar 100 ton. Salah satu pengiriman terbesar bahkan dilakukan pada minggu yang sama dengan pengumuman tarif baru oleh Trump, yang mempertegas keterkaitan antara kedua peristiwa ini.

Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan ekspor mendadak, Apple juga meningkatkan kapasitas produksi sebesar 20% di pabrik milik Foxconn—rekanan utama Apple di India. Penambahan jam kerja, perekrutan tenaga kerja tambahan, dan operasi intensif akhir pekan dilakukan demi memenuhi target.

Namun, menurut seorang pejabat senior di India, upaya percepatan proses pengiriman ini bukanlah respons mendadak, melainkan bagian dari rencana jangka panjang Apple. Perusahaan dilaporkan telah menyusun strategi logistik ini sejak delapan bulan lalu, sebagai bagian dari diversifikasi rantai pasok global mereka.

Dukungan Pemerintah India

Rencana besar ini rupanya mendapat dukungan langsung dari pemerintah India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Pemerintah mendorong para pejabat terkait untuk memfasilitasi kepentingan Apple, sebagai bagian dari strategi nasional untuk menjadikan India sebagai hub manufaktur global yang kompetitif.

Dengan mengalihkan sebagian besar produksinya dari Tiongkok ke India, Apple tak hanya mengurangi risiko geopolitik, tapi juga memperkuat posisi India dalam peta rantai pasok global. Dukungan politik ini menjadi sinyal kuat bahwa Apple bukan sekadar "beralih" ke India, tetapi membangun fondasi jangka panjang.

Dampak Tarif Trump: iPhone Bisa Makin Mahal

Semua langkah ini tak lepas dari tekanan tarif baru yang diumumkan Donald Trump dalam kebijakan resiprokalnya pekan lalu. Tarif ini sangat mungkin berdampak pada kenaikan harga produk Apple di AS, terutama karena sebagian besar perangkat seperti iPhone diproduksi di luar negeri—terutama China dan India.

Dalam pengumuman sebelumnya, pemerintah China bahkan melakukan balasan dagang dengan menetapkan tarif impor sebesar 34% terhadap barang-barang dari AS. Merespons langkah tersebut, Trump kemudian menambahkan tarif minimum sebesar 145% terhadap produk asal China.

Sedangkan untuk India, sejauh ini tarif resiprokal masih ditangguhkan. Dalam keputusan terbarunya, Trump mengumumkan penundaan tarif ke berbagai negara selama 90 hari, kecuali China yang tetap dikenakan tarif penuh. Meski penangguhan ini memberikan waktu bernapas bagi Apple, tetap saja perusahaan harus melakukan strategi mitigasi jangka pendek, seperti mempercepat pengiriman sebelum masa tenggang tersebut berakhir.

Apple: Menghindari Risiko, Meningkatkan Ketahanan Rantai Pasok

Situasi ini menunjukkan betapa Apple serius dalam meminimalkan potensi kerugian dan memastikan produk tetap bisa masuk ke pasar AS dengan harga kompetitif. Dengan latar belakang ketegangan dagang yang masih membayangi hubungan internasional, perusahaan teknologi seperti Apple harus memikirkan strategi produksi dan logistik yang sangat cermat.

Langkah pengiriman masif dari India ini bukan hanya tentang iPhone, tapi juga tentang pertahanan bisnis dalam menghadapi ketidakpastian global. Di sisi lain, India juga diuntungkan dengan munculnya peluang sebagai pusat manufaktur global, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan investasi asing langsung.

Kesimpulan: Langkah Strategis yang Penuh Perhitungan

Langkah Apple mengangkut 600 ton iPhone dari India ke AS dalam waktu super cepat adalah contoh nyata bagaimana perusahaan global mengantisipasi risiko kebijakan geopolitik dan ekonomi. Melalui diplomasi bisnis, optimalisasi jalur logistik, serta kolaborasi dengan pemerintah lokal, Apple menunjukkan bahwa inovasi tak hanya terjadi pada produknya, tetapi juga pada strategi operasionalnya.

Dengan kemungkinan harga iPhone akan naik di AS dan ketegangan dagang yang belum reda, langkah Apple bisa jadi menyelamatkan jutaan pengguna dari potensi kenaikan harga—setidaknya untuk sementara.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved