Sumber foto: South China Morning Post

Kejayaan Nvidia Tergerus, Sementara Raksasa Chip China Justru Meroket: Apa yang Terjadi?

Tanggal: 10 Mei 2025 16:42 wib.
Tampang.com | Kejayaan Nvidia yang sempat mengukir rekor pertumbuhan bisnis luar biasa mendadak runtuh pada tahun ini. Sebelumnya, perusahaan ini menjadi salah satu pemain terkuat dalam industri chip dan kecerdasan buatan (AI), dengan sahamnya yang melonjak drastis dan mencatatkan hasil positif di beberapa kuartal berturut-turut. Namun, pada tahun 2025, Nvidia mulai kehilangan pamor, terutama setelah serangkaian tantangan besar yang datang dari ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China. Saham Nvidia kini sudah merosot lebih dari 20% sepanjang tahun ini, dan situasi ini semakin memperburuk posisi perusahaan.

Geopolitik yang Mengguncang Nvidia

Nvidia, yang selama ini dikenal dengan chip canggih untuk sistem AI dan perangkat keras komputer, kini harus menghadapi sejumlah hambatan besar. Salah satunya adalah kemunculan DeepSeek, sebuah perusahaan teknologi asal China yang dapat memproduksi sistem AI dengan biaya jauh lebih rendah. Perusahaan ini secara tidak langsung menantang dominasi Nvidia di pasar chip untuk AI, yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi perusahaan asal AS tersebut.

Namun, tantangan bagi Nvidia tidak berhenti di situ. Ketegangan perdagangan antara AS dan China semakin memperburuk posisi Nvidia. Dalam beberapa waktu terakhir, terjadi peningkatan tarif impor antara kedua negara, yang menyebabkan gangguan besar pada rantai pasokan global. Selain itu, kebijakan pemerintah AS yang semakin ketat terhadap ekspor chip, termasuk pembatasan ekspor chip H20 Nvidia ke China, membuat Nvidia kesulitan menembus pasar terbesar kedua dunia tersebut. Pasar China selama ini merupakan kontribusi signifikan bagi pendapatan Nvidia, sehingga kehilangan pasar ini menjadi pukulan berat bagi perusahaan.

Dampak Perang Tarif AS-China dan Kebijakan Ekspor

Ketegangan antara AS dan China semakin mempengaruhi industri teknologi global, dan Nvidia tidak bisa menghindar dari dampaknya. Salah satu kebijakan terbaru yang diperkenalkan oleh pemerintahan Donald Trump adalah pembatasan ekspor chip ke China, yang memperburuk situasi bagi perusahaan-perusahaan teknologi, termasuk Nvidia. Chip H20 Nvidia, yang sebelumnya dirancang khusus untuk pasar China, kini tidak dapat lagi dikirim ke negara yang dipimpin oleh Xi Jinping. Kebijakan ini semakin menyulitkan Nvidia yang terpaksa mencari pasar alternatif atau mengubah strategi bisnis mereka.

Dengan ketidakpastian yang meningkat dan pasokan chip yang terhambat, Nvidia semakin terjepit, sementara para pesaingnya mulai berkembang. Salah satu pesaing terbesar yang kini menunjukkan kebangkitan adalah perusahaan raksasa chip asal China, Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC).

Kemenangan SMIC: Raksasa Chip China Meningkatkan Laba Secara Signifikan

Di tengah kemelut yang dialami Nvidia, SMIC justru mengalami lonjakan kinerja yang mengesankan. Pada kuartal pertama 2024 (Q1 2024), SMIC melaporkan kenaikan laba yang luar biasa, mencapai 161,9%. Laporan ini, yang dikutip dari Reuters pada 9 Mei 2025, menunjukkan betapa kuatnya performa SMIC di tengah ketegangan politik dan ekonomi global. SMIC, yang merupakan perusahaan pembuat chip kontrak terbesar di China, kini semakin dikenal secara internasional setelah menjadi pemasok utama untuk perangkat Huawei.

Keberhasilan SMIC tidak lepas dari kemitraannya dengan Huawei, yang berhasil mengembangkan chip Kirin 9000s untuk mendukung jaringan 5G. Meskipun Huawei menghadapi sanksi ketat dari AS sejak 2019, SMIC mampu memberikan solusi yang memungkinkan Huawei tetap bertahan di pasar ponsel China. Bahkan, SMIC sukses memproduksi chip 5nm dengan teknologi litografi EUV, yang sangat penting untuk mendukung era kecerdasan buatan (AI) yang sedang berkembang.

Perkembangan SMIC yang Terus Berkembang di Era AI

Seiring dengan semakin populernya teknologi AI, SMIC juga terus berinovasi dengan memproduksi chip yang semakin canggih. Di Q1 2024, SMIC berhasil memproduksi chip dengan ukuran 5nm yang menggunakan teknologi litografi canggih, serta chip 7nm yang menjadi andalan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa SMIC tidak hanya mampu bertahan di pasar domestik China, tetapi juga semakin diperhitungkan di pasar global.

Namun, meskipun keuntungan SMIC terbilang signifikan, laporan keuangan untuk Q1 2025 menunjukkan adanya sedikit penurunan dibandingkan ekspektasi pasar. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik SMIC tercatat sebesar US$188 juta, meskipun ini sedikit meleset dari estimasi analis yang mencapai US$222,4 juta. Pendapatan SMIC pada kuartal tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 28,4%, mencapai US$2,2 miliar, meskipun masih sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar yang berada di angka US$2,3 miliar.

SMIC vs Nvidia: Siapa yang Akan Menjadi Pemimpin Industri Chip?

Saat Nvidia terus terpuruk akibat ketegangan geopolitik dan tantangan dari DeepSeek, SMIC justru mengukir prestasi yang mengesankan. Meskipun ada penurunan kecil dalam laba mereka di Q1 2025, SMIC masih mencatatkan pertumbuhan yang solid dan berhasil menembus pasar global dengan chip canggih untuk 5G dan AI. Sementara itu, Nvidia, yang sebelumnya menjadi pemimpin pasar chip, kini menghadapi dilema besar terkait bagaimana melanjutkan dominasinya di tengah ketatnya persaingan dan gangguan pasokan yang terus berlanjut.

Ke depannya, persaingan antara SMIC dan Nvidia akan semakin sengit. Sementara Nvidia berusaha mencari solusi atas hambatan ekspor dan pengurangan pangsa pasar, SMIC semakin kuat dengan keberhasilannya dalam memproduksi chip mutakhir dan meraih keuntungan yang stabil. Jika ketegangan AS-China terus berlanjut, mungkin akan ada lebih banyak perusahaan seperti SMIC yang muncul sebagai pesaing serius bagi Nvidia.

Kesimpulan

Perjalanan Nvidia, yang semula berjalan mulus dan sukses, kini terguncang oleh sejumlah tantangan besar, mulai dari ketegangan politik AS-China hingga kemunculan pesaing dari China, DeepSeek. Sementara itu, SMIC berhasil membuktikan diri sebagai pesaing kuat yang mampu meraih keuntungan signifikan dengan inovasi chip 5G dan AI. Dengan perubahan besar dalam industri chip yang sedang berlangsung, persaingan antara perusahaan-perusahaan ini akan semakin menarik untuk disaksikan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved