Kecerdasan Buatan (AI) Hanya Ambil Alih 5% Pekerjaan Manusia
Tanggal: 4 Okt 2024 11:00 wib.
Seberapa besar pengaruh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam mengambil alih pekerjaan manusia? Sebuah pandangan yang berbeda muncul dari seorang profesor terkenal di Massachusetts Institute of Technology, Daron Acemoglu. Menurutnya, AI hanya akan mengambilalih sekitar 5% pekerjaan manusia. Pandangan ini memberikan sudut pandang baru terkait dampak AI dalam dunia kerja.
Acemoglu memandang bahwa persentase ini sebenarnya mencerminkan upaya teknologi dalam membantu proses kerja, bukan berarti menjadi ancaman. Pandangan ini telah menarik perhatian banyak pihak, mengingat AI telah menjadi bagian penting dalam karya ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, peningkatan pesat AI didukung oleh investasi yang besar telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi pengaruhnya terhadap lapangan kerja dan ekonomi secara keseluruhan.
Sebuah poin penting yang diangkat oleh Acemoglu adalah bahwa AI sebenarnya dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan efisiensi kerja. Namun demikian, hal ini bisa menjadi masalah bagi perusahaan yang tidak mampu mengantisipasi perubahan tersebut. Perkembangan teknologi AI yang mendapat dukungan investasi puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) juga mengerek banyak saham perusahaan bidang teknologi. Meskipun demikian, Acemoglu tidak memandang AI sebagai ancaman yang harus ditakuti, tetapi lebih sebagai peluang dan harapan dalam perkembangan teknologi yang dibutuhkan dalam era modern.
Berbicara tentang lompatan produktivitas, Acemoglu mengatakan bahwa hanya mengandalkan 5% peningkatan tersebut tidak akan membawa revolusi ekonomi yang diharapkan oleh banyak pihak. Ia juga menyoroti bahwa AI tidak akan dapat mengotomatisasi semua jenis pekerjaan, terutama pekerjaan fisik seperti konstruksi atau kebersihan. Karenanya, keberadaan manusia dalam dunia kerja tidak akan sepenuhnya tergantikan oleh kecerdasan buatan.
Acemoglu juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap hiruk pikuk AI di Wall Street dan di kantor-kantor di seluruh AS yang dianggap sudah kelewatan. Meskipun demikian, pandangannya tidak bersifat pesimis melainkan memberikan arah pandang yang lebih realistis terkait dampak AI dalam dunia kerja. Beliau juga memperingatkan bahwa terlalu banyak ketakutan akan ketinggalan teknologi dapat membawa dampak negatif yang meluas bagi seluruh perekonomian.
AI dan kemunculan teknologi baru, menurut Acemoglu, selama ini telah menjadi bagian penting dalam dunia ekonomi. Ia juga memproyeksikan bahwa teknologi AI akan memungkinkan bisnis untuk mengotomatisasi sebagian besar tugas pekerjaan dan memicu era baru terobosan medis dan ilmiah. Namun, penggunaan teknologi yang terlalu maju tanpa memahami dampaknya secara menyeluruh dapat membawa dampak yang kurang menguntungkan di masa mendatang.
Sementara itu, Jensen Huang, CEO Nvidia, mengungkapkan bahwa peningkatan permintaan untuk layanan teknologi dari berbagai perusahaan dan pemerintah akan membutuhkan dana US$1 triliun untuk meng-upgrade peralatan pusat data dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini menunjukkan besarnya potensi pasar yang akan diakomodasi oleh teknologi kecerdasan buatan di masa mendatang.
Meskipun demikian, AI juga membawa tantangan tersendiri, seperti masalah keandalan dan kurangnya penilaian tingkat manusia. Hal ini akan membuat AI tidak dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam waktu dekat. Oleh karena itu, keberadaan manusia masih sangat dibutuhkan dalam banyak aspek pekerjaan yang tidak dapat diotomatisasi oleh AI.
Melihat beberapa pandangan dari para ahli termasuk Acemoglu dan Huang, terlihat bahwa AI akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan teknologi modern. Namun demikian, dampaknya terhadap dunia kerja tidak akan serta-merta menggantikan peran manusia secara keseluruhan. Hal ini mengisyaratkan bahwa adaptasi dan kesiapan terhadap perkembangan teknologi AI menjadi hal yang penting untuk diperhatikan bagi individu, perusahaan, dan pemerintah.
Kesadaran akan potensi dan keterbatasan teknologi kecerdasan buatan menjadi kunci dalam menjawab tantangan dan peluang yang ditawarkan di era industri 4.0. Dengan demikian, penelitian terus diperlukan untuk memantau perkembangan teknologi AI agar dapat mengambil manfaat yang optimal tanpa mengabaikan aspek manusiawi dalam dunia kerja.
Dalam upaya tersebut, kerjasama antara sektor publik dan swasta sangatlah diperlukan guna menemukan kesepakatan yang baik dalam mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Maka dari itu, peran strategis dari pemerintah dalam memfasilitasi dan mengatur perkembangan teknologi AI pun menjadi hal yang krusial.
Berdasarkan paparan dari para tokoh terkemuka, kita menjadi lebih memahami bahwa kecerdasan buatan tidak dapat lepas dari fungsi manusia di dalamnya. Kehadiran manusia dalam dunia kerja akan tetap diperlukan, meskipun teknologi AI telah menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Oleh karena itu, pembahasan akan peran teknologi AI dalam dunia kerja perlu terus diawasi dan dipelajari secara mendalam, agar dapat menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi dan kebutuhan akan kehadiran manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam upaya menjawab tantangan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi AI, kolaborasi antara berbagai pihak seperti dunia usaha, akademisi, dan pemerintah akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa perkembangan teknologi AI dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat luas. Selain itu, kesiapan dalam menghadapi perubahan pasar kerja dan meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan teknologi AI juga menjadi hal yang krusial. Dengan demikian, perubahan dalam dunia kerja akibat perkembangan teknologi AI harus dipandang sebagai kesempatan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dan meningkatkan potensi ekonomi global secara menyeluruh. Dengan demikian, terobosan teknologi kecerdasan buatan dapat menempatkan manusia dalam posisi yang lebih produktif dan berdaya saing di tengah arus perkembangan teknologi global.
Ini membuktikan bahwa teknologi AI membawa peluang bagi perubahan positif dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Namun, perlu ada kesepahaman dan kesiapan untuk menghadapi perubahan tersebut agar dapat membawa dampak yang positif bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, regulasi yang memadai dan pendekatan yang berkesinambungan antara semua pihak terkait sangat diperlukan guna mencapai kesepakatan dan perubahan yang sesuai dengan perkembanganteknologi AI.