Kebangkitan Pusat Data AI dan Cloud Computing: Dampak pada Konsumsi Energi Global dan Tren Nuklir Baru
Tanggal: 29 Des 2024 13:27 wib.
Semakin pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud computing) telah mendorong peningkatan permintaan dan produksi energi. Departemen Energi AS bahkan memperkirakan bahwa penggunaan listrik global dapat meningkat hingga 75% pada tahun 2050 sebagai akibat dari ambisi pengembangan AI oleh industri teknologi.
Berkembangnya pusat data yang mendukung AI dan komputasi awan mengindikasikan bahwa kebutuhan energi yang semakin besar juga akan segera terjadi. Hal ini dapat mengakibatkan konsumsi listrik yang sangat tinggi, hingga setara dengan penyediaan listrik untuk seluruh kota besar seperti Chicago. Situasi ini menuntut adanya pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan daya yang stabil, langsung, 100%, non-stop sepanjang tahun.
Mark Nelson, Direktur Pelaksana Radiant Energy Group, yang dikutip dari CNBC Internasional, mengungkapkan bahwa kebutuhan akan daya yang begitu besar ini menjadi tantangan bagi para pemegang proyek pembangunan pusat data baru. Dalam menghadapi masalah ini, sejumlah perusahaan teknologi besar mulai melirik potensi energi nuklir yang mampu menyediakan pasokan energi yang besar, efisien, dan berkelanjutan.
Perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Google, Amazon, Microsoft, dan Meta menjadi beberapa nama yang dikenal luas dalam eksplorasi dan investasi di bidang tenaga nuklir. Permintaan energi dari pusat data mereka serta model AI mendorong kebijakan nuklir yang diambil menjadi indikator awal dari tren besar di seluruh industri.
Michael Terrell, Direktur Senior Energi dan Iklim di Google, memaparkan bahwa energi nuklir memiliki banyak manfaat yang diakui secara luas. Selain menjadi sumber listrik bebas karbon, energi nuklir dapat menyediakan pasokan energi yang terus-menerus dan memiliki dampak ekonomi yang besar.
Eksistensi nuklir dalam pemanfaatan energi telah mengalami perjalanan yang cukup kompleks, dimana beberapa tahun lalu tenaga nuklir dihapuskan secara signifikan akibat kekhawatiran tentang keamanan dan keberlanjutan energi. Namun, dengan investasi teknologi terbaru dari beberapa perusahaan teknologi terkemuka, ternyata nuklir mengalami "kebangkitan" yang dapat mempercepat transformasi energi, baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia.
Perkembangan ini mencerminkan pandangan yang sejalan dengan komitmen para perusahaan teknologi dalam merespons kebutuhan energi secara bertanggung jawab, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Hal ini juga memberikan indikasi akan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menjawab tantangan energi global, yang semakin memprihatinkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi di masa mendatang.