Ke Mana Perginya 1,6 Juta Aplikasi Android? Google Diam-Diam Bersih-Bersih Play Store, Ini Alasannya!
Tanggal: 5 Mei 2025 20:41 wib.
Sebuah perubahan besar sedang terjadi di dunia Android. Jika Anda merasa jumlah aplikasi di Google Play Store semakin sedikit, Anda tidak salah. Menurut laporan terbaru dari firma analisis Appfigures, lebih dari 1,6 juta aplikasi telah lenyap dari Play Store sejak awal tahun 2024. Jumlah aplikasi Android yang sebelumnya mencapai sekitar 3,4 juta kini menyusut drastis menjadi hanya 1,8 juta, mencatat penurunan nyaris 47% secara global.
Fenomena ini bukanlah kesalahan teknis atau kebetulan. Google ternyata sedang melakukan pembersihan besar-besaran terhadap aplikasinya—sebuah langkah yang menandai pergeseran strategi besar dalam menjaga kualitas dan keamanan ekosistem Android.
Alasan Dibalik "Penghilangan Massal" Aplikasi Android
Menurut laporan yang dikutip dari TechCrunch (2/5/2025), penghapusan besar-besaran ini merupakan bagian dari upaya Google dalam membersihkan platformnya dari aplikasi berkualitas rendah, spam, penipuan, dan aplikasi yang tak memberikan nilai tambah bagi pengguna. Tujuannya jelas: menciptakan ekosistem yang lebih aman, terpercaya, dan bermanfaat bagi miliaran pengguna Android di seluruh dunia.
Sejak Juli 2024, Google telah memperbarui kebijakan minimum kualitas untuk aplikasi yang ingin tayang di Play Store. Bukan hanya aplikasi dengan bug atau rusak yang diblokir, tetapi juga aplikasi dengan fungsi terbatas, konten asal-asalan, atau tidak jelas tujuannya.
Contohnya, aplikasi yang hanya menampilkan satu wallpaper, file PDF, atau sekadar teks polos, kini dianggap tak lagi memenuhi syarat. Aplikasi-aplikasi seperti ini, yang dulunya mungkin sekadar proyek eksperimen pengembang dan tidak diperbarui lagi, kini langsung dihapus.
Google Perketat Pengawasan, AI Turun Tangan
Untuk mendukung misi ini, Google mengandalkan sistem verifikasi pengembang yang lebih ketat serta proses peninjauan aplikasi yang lebih mendalam, termasuk melibatkan manusia sebagai reviewer. Selain itu, teknologi kecerdasan buatan (AI) juga digunakan untuk mendeteksi ancaman dan pola mencurigakan dalam aplikasi, yang berpotensi membahayakan pengguna.
Langkah ini juga disertai dengan pembaruan alat bantu bagi para pengembang agar mereka bisa lebih memahami dan mematuhi pedoman yang ditetapkan Google. Sementara itu, penguatan kebijakan privasi dan keamanan juga menjadi prioritas utama dalam menjaga ekosistem Android yang sehat.
Hasil Pembersihan: Jutaan Aplikasi Dicegah, Ribuan Akun Dihapus
Menurut data internal Google sepanjang 2024, mereka berhasil mencegah 2,36 juta aplikasi yang melanggar aturan agar tidak sempat dipublikasikan ke Play Store. Lebih dari 158 ribu akun pengembang juga telah ditangguhkan karena berupaya menyebarkan aplikasi yang dianggap membahayakan.
Langkah ini tentu mempertegas komitmen Google dalam melindungi pengguna dari aplikasi palsu, tidak berguna, atau bahkan berbahaya. Di saat yang sama, langkah ini juga mengirimkan sinyal tegas kepada para pengembang: Google tak lagi main-main soal kualitas dan transparansi.
Ada Apa dengan Uni Eropa? Aturan Baru Jadi Pemicu Tambahan
Namun, ada satu hal yang luput disebutkan Google dalam penjelasan resminya—yaitu aturan baru dari Uni Eropa. Mulai Februari 2025, seluruh pengembang aplikasi yang ingin beroperasi di pasar digital Eropa wajib mencantumkan nama lengkap dan alamat fisik mereka di halaman aplikasi.
Aturan ini diberlakukan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam perdagangan digital. Jika pengembang tidak mematuhi ketentuan ini, akses mereka ke pasar aplikasi di Eropa akan dicabut.
Menariknya, Apple juga menerapkan kebijakan serupa, namun tidak mengalami penurunan jumlah aplikasi yang signifikan di App Store. Ini menimbulkan pertanyaan—apakah sebagian besar pengembang Android enggan mematuhi regulasi baru, atau memang banyak aplikasi yang tidak layak tampil sejak awal?
Tren yang Sudah Terlihat Sebelum Pembersihan Dimulai
Appfigures mencatat bahwa tren penurunan jumlah aplikasi di Google Play sudah mulai terlihat sebelum pertengahan 2024, saat kebijakan pembersihan baru mulai diterapkan. Artinya, ada kemungkinan bahwa para pengembang secara sukarela menarik aplikasi mereka karena merasa tak mampu memenuhi persyaratan baru.
Namun, di balik penurunan besar-besaran ini, ada kabar baik bagi dunia Android. Masih berdasarkan laporan Appfigures, peluncuran aplikasi baru tetap tumbuh positif, naik sekitar 7,1% dibanding tahun sebelumnya. Tercatat lebih dari 10.400 aplikasi baru telah dirilis pada April 2025 saja. Ini menandakan bahwa ekosistem Android masih dinamis, meski jumlah aplikasi lama menyusut drastis.
Apa Artinya Bagi Pengguna dan Pengembang?
Bagi pengguna, pembersihan ini justru menjadi kabar baik. Artinya, aplikasi-aplikasi yang tersedia di Play Store akan lebih berkualitas, aman, dan relevan. Pengguna tidak lagi harus memilah aplikasi yang penuh iklan, tidak berfungsi, atau bahkan berisi malware.
Sementara bagi pengembang, ini adalah wake-up call bahwa Google semakin serius dalam menegakkan standar. Mereka yang ingin tetap bersaing di Play Store harus beradaptasi—dengan meningkatkan kualitas aplikasi, mematuhi kebijakan baru, dan menjunjung tinggi transparansi.
Langkah ini menunjukkan bahwa Google ingin mengubah Play Store dari “pasar bebas” menjadi “ekosistem terpercaya”. Dan jika dilakukan secara konsisten, ini bisa menjadi pondasi yang lebih kuat bagi pertumbuhan inovasi di masa depan.