Sumber foto: iStock

Karyawan Google Buka Suara Soal Kasus Antimonopoli: Kekhawatiran Terhadap Masa Depan Pekerjaan Mereka

Tanggal: 24 Nov 2024 10:06 wib.
Para karyawan Google buka suara mengenai kasus antimonopoli yang menjerat perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka mengungkapkan kekhawatiran atas nasib mereka dan mengaku takut akan kehilangan pekerjaan.

Selama beberapa waktu terakhir, Google diketahui terseret dalam masalah hukum terkait monopoli dalam pasar pencarian online di pengadilan Amerika Serikat (AS). Dalam dokumen penyelesaian, terdapat permintaan pemisahan browser Chrome yang dimiliki oleh Google dan sistem operasi Android.

Pada tanggal 23 Oktober 2024, tiga karyawan dalam serikat Alphabet Workers Union-CWA (AWU-CWA) bertemu secara virtual dengan staf dari divisi Antimonopoli Departemen Kehakiman (DoJ). Para karyawan meminta pemerintah mempertimbangkan semua upaya hukum pada perusahaan.

Para karyawan khawatir bahwa pemberlakuan hukum tersebut akan berdampak pada nasib pekerja. Mereka juga meminta adanya kepastian perlindungan pada pekerja dan menyadari hak mereka terkait masalah kepatuhan tanpa ada tindakan pembalasan.

Dampak terbesarnya saat Google dipecah adalah beberapa pekerjaan karyawan akan berubah drastis atau bahkan menghilang. Hal ini dikutip dari laporan The Verge, Jumat (22/11/2024).

Presiden AWU-CWA, Parul Korul dan Alan McAvinney selaku ketua penyelenggara serikat pekerja, menyatakan bahwa mereka tidak menentang atau mendukung solusi tertentu. Namun keduanya, yang juga merupakan insinyur software Google, ingin memastikan suara para pekerja dapat diikutsertakan dalam diskusi.

Google dilaporkan juga meminta karyawan agar tidak membicarakan masalah tersebut, baik secara internal maupun eksternal. Meskipun kemudian juru bicara Google, Peter Schottenfels, menjelaskan bahwa permintaan tersebut untuk melarang pembicaraan tentang litigasi yang sedang berlangsung, atas nama perusahaan, tanpa persetujuan.

Menurut pernyataan karyawan, "Faktanya, alih-alih [Google] melibatkan kami dalam percakapan ini, apa yang mereka katakan pada kami adalah jangan membicarakannya. Itu masalah kami di sini."

"Pendekatan kami muncul dari rasa tidak adanya keputusan terkait kami," imbuhnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved