Kacau! Instagram Kena Banjir Pemblokiran Akun, Pengguna Salahkan Kecerdasan Buatan
Tanggal: 23 Jun 2025 11:50 wib.
Instagram tengah menjadi sorotan setelah ribuan pengguna mengeluhkan pemblokiran akun secara mendadak dan tidak jelas penyebabnya. Gelombang pemblokiran ini bahkan digambarkan sebagai "banjir suspensi" oleh para korban, yang menyebut kecerdasan buatan (AI) sebagai penyebab utama kekacauan ini.
Laporan ini pertama kali mencuat melalui Tech Crunch, yang merangkum keluhan dari berbagai platform media sosial, termasuk Reddit, X (dulu Twitter), dan Instagram itu sendiri. Para pengguna mengaku akun mereka ditangguhkan atau diblokir tanpa peringatan, padahal mereka tidak merasa melakukan pelanggaran apapun.
Pengguna: “Kami Tidak Melanggar!”
Dalam berbagai unggahan yang viral, banyak pengguna Instagram menyampaikan frustrasi dan kebingungan atas tindakan pemblokiran sepihak ini. Beberapa menyatakan sudah berusaha melakukan banding, bahkan mengunggah identitas resmi sebagai syarat verifikasi. Namun, semua usaha itu tak membuahkan hasil.
“Saya sudah mencoba banding berkali-kali, mengirimkan dokumen, hingga menghubungi Meta lewat jalur resmi, tapi tidak ada tanggapan sama sekali. Rasanya seperti berteriak ke ruang kosong,” ujar salah satu pengguna Reddit yang akunnya diblokir tanpa alasan.
Gelombang Keluhan Tak Terbendung
Keluhan tidak berhenti di Reddit. Di platform X, pengguna juga ramai-ramai menyerbu akun resmi Instagram, meminta kejelasan serta mendesak pemulihan akun mereka. Beberapa bahkan menyatakan niat untuk membawa kasus ini ke jalur hukum, lantaran merasa dirugikan secara finansial dan reputasi.
Di komunitas Instagram di Reddit, diskusi tentang gelombang pemblokiran ini telah berlangsung selama beberapa minggu, menunjukkan bahwa masalah ini bukan kejadian sesaat, melainkan sistematis.
Salah Siapa? AI Kembali Jadi Tersangka
Fenomena pemblokiran massal ini memunculkan kecurigaan besar terhadap penggunaan sistem otomatis berbasis AI dalam proses moderasi konten oleh Meta (induk perusahaan Instagram). Para pengguna menduga bahwa kesalahan sistem AI dalam membaca aktivitas pengguna menjadi biang kerok pemblokiran yang tidak semestinya.
Tech Crunch menyoroti bahwa platform teknologi besar kerap mengalami insiden serupa, terutama saat mereka mulai menggantikan peran manusia dengan sistem otomatis dalam menyaring konten, mengawasi pelanggaran, dan menindak akun.
Kasus Pinterest Jadi Pelajaran
Bukan hanya Instagram yang pernah tersandung masalah semacam ini. Pada awal tahun 2025, Pinterest juga mengalami kejadian serupa—pemblokiran massal terhadap akun pengguna tanpa alasan yang jelas. Kala itu, gelombang protes yang masif membuat Pinterest akhirnya mengakui kesalahan sistem internal mereka dan mengajukan permintaan maaf terbuka.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah perusahaan sebesar Meta juga akan bertanggung jawab secara terbuka terhadap para penggunanya?
Dampak Serius: Hilangnya Mata Pencaharian
Bagi sebagian pengguna, akun Instagram bukan sekadar media sosial, tetapi alat utama mencari nafkah. Banyak yang menjadikan platform ini sebagai media promosi bisnis, sumber penghasilan konten kreator, hingga lapangan kerja utama.
“Saya sangat bergantung pada Instagram. Ini pekerjaan penuh waktu saya. Sekarang saya kehilangan akses, dan tidak tahu harus bagaimana,” ungkap salah satu korban yang akun bisnisnya mendadak lenyap.
Tak hanya kehilangan pemasukan, beberapa pengguna juga melaporkan kerusakan reputasi akibat tuduhan pelanggaran berat yang diumumkan Instagram sebagai alasan blokir. Yang paling mengejutkan adalah tudingan soal “eksploitasi seksual anak,” yang secara langsung mencoreng nama baik korban secara sosial maupun profesional.
Minimnya Transparansi Jadi Sorotan
Kritik terbesar terhadap Meta dan Instagram adalah minimnya transparansi serta kurangnya jalur komunikasi langsung antara pengguna dan tim dukungan. Banyak pengguna merasa frustrasi karena tidak mendapat kejelasan atas alasan blokir, apalagi kesempatan untuk membela diri.
Dalam kondisi seperti ini, pengguna merasa seolah diadili oleh sistem yang tak bisa diajak bicara, tanpa pembelaan, tanpa klarifikasi.
Apa Langkah Selanjutnya?
Hingga saat ini, Meta belum merilis pernyataan resmi terkait gelombang suspensi akun yang sedang berlangsung. Padahal tekanan dari publik makin meningkat, terlebih dengan potensi gugatan hukum dari pengguna yang merasa hak dan reputasinya dirugikan.
Jika Meta ingin mempertahankan kepercayaan pengguna, mereka harus mulai:
Meningkatkan akurasi AI dalam deteksi pelanggaran
Menyediakan akses komunikasi langsung yang lebih responsif
Menggandeng kembali tenaga moderator manusia untuk verifikasi kasus tertentu
Transparan soal penyebab pemblokiran akun
Refleksi dan Harapan
Kasus ini menegaskan kembali pentingnya etika dan akurasi dalam penggunaan AI, terutama dalam platform digital yang menyangkut kehidupan banyak orang. Kecanggihan teknologi seharusnya memberi solusi, bukan menciptakan masalah baru.
Sebagai pengguna, kita juga perlu menyimpan backup data penting, dan mempertimbangkan diversifikasi kanal digital agar tidak sepenuhnya bergantung pada satu platform.
Apakah Instagram akan belajar dari kesalahan ini seperti Pinterest? Ataukah justru memilih bungkam seperti yang dikhawatirkan para penggunanya?