Sumber foto: Google

Jejak Digital Anak Kian Mengkhawatirkan, Apakah Orang Tua Sedang Gadaikan Privasi Mereka?

Tanggal: 17 Mei 2025 13:07 wib.
Tampang.com | Semakin banyak orang tua yang mengunggah foto, video, bahkan cerita personal tentang anak mereka ke media sosial. Fenomena ini dikenal sebagai sharenting—sharing parenting content—yang meski populer, kini memicu kekhawatiran serius soal privasi dan keamanan digital anak.

Dari Niat Bangga Jadi Ancaman Permanen
Apa yang dimulai sebagai kebanggaan orang tua terhadap perkembangan anak, bisa menjadi bumerang dalam jangka panjang. Jejak digital yang ditinggalkan sejak usia dini dapat berdampak pada reputasi, keamanan, hingga kesehatan mental anak saat mereka dewasa.

“Begitu informasi itu ada di internet, kita tidak bisa sepenuhnya menghapusnya. Ini bisa membentuk identitas digital anak tanpa persetujuan mereka,” ungkap Sinta Alfi, pakar literasi digital anak.

Risiko: Doxxing, Eksploitasi, dan Pencurian Identitas
Foto anak yang terlihat polos bisa saja digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk tujuan manipulatif atau bahkan eksploitasi. Kasus pencurian identitas anak di dunia maya juga mulai bermunculan, terutama ketika data pribadi ikut tersebar.

Regulasi Lemah, Kontrol Minim
Indonesia belum memiliki aturan tegas terkait perlindungan data anak di internet. Banyak platform digital juga belum membatasi konten berbasis keluarga yang bisa menampilkan anak di bawah umur secara terbuka.

Solusi: Edukasi Digital untuk Orang Tua dan Batasan Etis
Pakar menyarankan agar orang tua mempertimbangkan dampak jangka panjang sebelum membagikan konten anak. Gunakan pengaturan privasi, hindari mencantumkan lokasi atau informasi detail, dan pertimbangkan untuk meminta persetujuan anak saat mereka sudah cukup besar untuk memahami.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved