Sumber foto: iStock

iPhone Kembali Berjaya di China: Strategi Diskon Apple Singkirkan Huawei dari Tahta Pasar

Tanggal: 19 Jun 2025 09:55 wib.
Apple kembali mengejutkan pasar teknologi global dengan mencatatkan prestasi luar biasa di pasar smartphone terbesar dunia, yakni China. Dengan strategi pemasaran yang agresif dan potongan harga besar-besaran, perusahaan asal Amerika Serikat ini berhasil menjadikan iPhone 16 sebagai ponsel paling laris sepanjang Mei 2025 di Negeri Tirai Bambu.

Berdasarkan laporan Counterpoint Research yang dikutip oleh Reuters, iPhone menduduki posisi puncak dalam daftar merek ponsel terlaris di China. Keberhasilan ini memberikan kontribusi besar terhadap lonjakan penjualan global Apple yang naik hingga 15% selama April dan Mei 2025, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Ini menjadi pertumbuhan penjualan terbaik Apple sejak masa pandemi Covid-19, yang sempat mengguncang berbagai sektor industri, termasuk teknologi.


Diskon Jadi Jurus Ampuh Apple Taklukkan Pasar China

Salah satu faktor utama keberhasilan Apple kali ini adalah strategi diskon besar-besaran yang diterapkan di pasar China. Melalui berbagai platform e-commerce lokal, iPhone 16 ditawarkan dengan potongan harga mencapai US$ 351 atau sekitar Rp 5,7 juta. Strategi ini tidak hanya meningkatkan daya tarik iPhone di mata konsumen, tetapi juga memperkuat posisi Apple di tengah kompetisi yang semakin sengit dengan para produsen lokal seperti Huawei.

Langkah ini muncul sebagai respon atas tekanan persaingan yang ketat serta upaya untuk menghindari dampak kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden AS saat ini, Donald Trump. Banyak peritel di China diketahui melakukan pembelian besar-besaran iPhone sebelum tarif tersebut benar-benar diberlakukan, guna menghindari lonjakan harga di masa depan.

Ivan Lam, analis dari Counterpoint, menyoroti bahwa performa Apple di kuartal kedua tahun ini memang terlihat kuat, terutama berkat kontribusi dari dua pasar utama: Amerika Serikat dan China. Namun, ia mengingatkan bahwa dinamika pasar bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung pada kondisi ekonomi dan persaingan lokal.


Huawei Kembali Menantang, Tapi Apple Lebih Dilirik

Di sisi lain, Huawei tak tinggal diam. Perusahaan teknologi raksasa asal China ini meluncurkan seri premium mereka, Pura 80 Pro, yang dijual dengan harga mencapai 9.999 yuan atau sekitar Rp 22,5 juta. Ponsel ini mengandalkan teknologi kamera mutakhir dengan sistem Xmage, termasuk lensa ultra-wide, telefoto makro, dan kecerdasan buatan (AI) untuk identifikasi objek serta penyajian informasi kontekstual.

Namun, meskipun spesifikasinya mengesankan, Huawei masih enggan membocorkan informasi mengenai chipset yang digunakan pada seri Pura 80 tersebut. Hal ini cukup menarik perhatian publik mengingat perusahaan masih terikat oleh sanksi perdagangan dari pemerintah Amerika Serikat, termasuk larangan akses terhadap chip 5G.


Dilema Huawei dan Bayang-Bayang Sanksi AS

Sejak diberlakukannya sanksi oleh pemerintah AS, Huawei mengalami penurunan pangsa pasar yang signifikan. Salah satu kendala utama adalah larangan ekspor chip dari perusahaan seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) ke Huawei.

Baru-baru ini, TSMC disebut-sebut sedang diselidiki oleh Departemen Perdagangan AS terkait dugaan pelanggaran larangan tersebut. Namun, perusahaan membantah tuduhan itu secara tegas.

"TSMC adalah perusahaan yang patuh hukum dan mematuhi semua peraturan, termasuk kebijakan ekspor," ujar juru bicara TSMC dalam pernyataan resminya kepada Reuters pada Oktober 2024. Mereka juga menyatakan bahwa hingga saat ini, belum ada penyelidikan resmi yang dilakukan terhadap mereka.


Apple Unggul Bukan Hanya Soal Teknologi, Tapi Strategi

Keberhasilan Apple mengungguli Huawei di pasar domestik China tidak hanya terletak pada keunggulan teknologinya, tetapi juga pada kemampuan strategis dalam menyesuaikan diri dengan dinamika pasar lokal. Meskipun menghadapi tekanan tarif dan persaingan dari brand lokal, Apple mampu memanfaatkan momentum dengan agresif melalui potongan harga yang signifikan dan distribusi yang luas.

Bahkan data dari Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China menunjukkan bahwa pengiriman ponsel merek asing meningkat tajam dari 3,52 juta unit menjadi 3,5 juta unit pada April 2025. Ini mengindikasikan adanya permintaan yang tinggi terhadap produk-produk non-lokal, khususnya iPhone.


Persaingan Panas Masih Berlanjut

Meskipun Apple saat ini memimpin pasar, pertarungan antara Apple dan Huawei diprediksi akan terus berlangsung sengit. Huawei, dengan ambisinya untuk kembali menjadi penguasa pasar lokal, terus berinovasi dan mencari celah untuk bangkit dari bayang-bayang sanksi internasional.

Namun di sisi lain, Apple terbukti mampu bermain cerdas dalam menggabungkan strategi harga, kualitas produk, serta ketepatan waktu distribusi, yang membuatnya unggul bukan hanya di Amerika, tetapi juga di China—salah satu pasar tersulit dan paling kompetitif di dunia.

Ke depan, keberhasilan Apple mempertahankan dominasinya di tengah tekanan geopolitik dan dinamika industri global akan menjadi sorotan penting bagi pelaku pasar, analis, serta konsumen
Copyright © Tampang.com
All rights reserved