Sumber foto: Google

Internet Cepat Sekelas Dunia! Tapi Cuma Di Gedung Pemerintah dan Iklan Provider

Tanggal: 13 Apr 2025 16:18 wib.
Tampang.com | Di atas kertas, kecepatan internet Indonesia makin membanggakan. Bahkan, beberapa laporan menempatkan kota-kota besar di Tanah Air masuk dalam jajaran dengan koneksi tercepat se-Asia Tenggara. Tapi kenyataan di lapangan sering bikin geleng-geleng kepala—internet super cepat itu hanya terasa… di gedung pemerintahan dan di iklan provider.

Klaim Melambung, Fakta Tersendat

Laporan dari beberapa lembaga riset digital menyebutkan bahwa kecepatan internet Indonesia mengalami peningkatan signifikan selama dua tahun terakhir. Bahkan, iklan provider berlomba-lomba menunjukkan hasil uji speed test hingga 200 Mbps.

Namun, ketika masyarakat mencobanya di rumah atau di daerah pinggiran kota, hasilnya jauh dari ekspektasi. Di banyak tempat, sinyal bahkan sering putus nyambung, terutama saat hujan atau jam sibuk.


“Kalau bukan karena sabar, mungkin modem udah saya buang ke sawah,” ujar pengguna internet di wilayah Tangerang Selatan.


Istimewa untuk Gedung Pemerintah?

Fakta menarik lainnya, gedung pemerintahan dan kantor-kantor besar cenderung mendapat perlakuan khusus. Infrastruktur jaringan di sana diperkuat dengan fiber optik premium dan backup satelit, sementara sekolah negeri, puskesmas, dan kantor desa masih bergantung pada jaringan 4G biasa yang tak stabil.

“Buat kirim data antar-instansi sih cepat, tapi kalau anak saya mau ikut pembelajaran online di rumah, buffering terus,” keluh seorang guru SD di Bogor.

Apa Masalahnya?



Pembangunan jaringan tidak merata. Fokus utama masih pada kota besar, sedangkan wilayah pelosok dan pinggiran belum menjadi prioritas.


Iklan bombastis tanpa disclaimer. Banyak iklan menampilkan kecepatan maksimal, bukan kecepatan rata-rata yang diterima pengguna.


Minim pengawasan kualitas. Laporan gangguan atau keluhan konsumen sering tidak ditanggapi serius oleh penyedia layanan.



Harapan atau Ilusi?

Pemerintah memang tengah mendorong percepatan digitalisasi nasional, termasuk dengan proyek Palapa Ring dan satelit Satria. Tapi jika akses cepat hanya dinikmati segelintir pihak, maka kesenjangan digital akan terus melebar.


"Internet cepat seharusnya jadi hak semua warga, bukan cuma hak eksklusif ruangan ber-AC,” kata salah satu aktivis digital.


Saatnya Evaluasi

Daripada mengejar ranking internasional, bukankah lebih penting memastikan siswa di desa bisa Zoom tanpa putus, dan pelaku UMKM bisa live jualan tanpa lag?

Karena kemajuan teknologi tak ada artinya kalau hanya sebatas simbol.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved