Sumber foto: Financial Modeling Prep

Intel Diguncang! PHK Massal hingga 20% Karyawan, Ini Langkah Besar CEO Baru Lip-Bu Tan

Tanggal: 27 Apr 2025 15:23 wib.
Indonesia – Dunia teknologi kembali dikejutkan dengan kabar mengejutkan dari raksasa chip dunia, Intel. CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, mengumumkan restrukturisasi besar-besaran yang akan berdampak pada ribuan karyawan. Tan, yang baru saja mengambil alih kepemimpinan, menyatakan bahwa langkah ini sangat penting demi masa depan perusahaan.

Dalam surat internal kepada seluruh pegawai, Tan menegaskan bahwa reorganisasi adalah langkah krusial untuk memperbaiki efisiensi operasional perusahaan. Ia menyoroti ketatnya persaingan industri semikonduktor dan berbagai tantangan eksternal yang membuat Intel harus bergerak cepat dan strategis.

Meskipun jumlah pasti karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak disebutkan secara resmi, laporan Bloomberg mengungkapkan bahwa Intel berencana memangkas hingga 20% dari total tenaga kerjanya. Dengan jumlah karyawan mencapai 108.900 orang pada akhir 2024, berarti sekitar 21.780 orang akan terdampak. Proses pemangkasan ini dimulai pada kuartal kedua 2025 dan akan berlangsung cepat dalam beberapa bulan ke depan.

Restrukturisasi demi Efisiensi dan Pertumbuhan Jangka Panjang

Dalam suratnya, Tan menulis bahwa Intel harus berani menghadapi tantangan dengan tindakan nyata. Menurutnya, hanya dengan bertindak cepat, perusahaan bisa kembali ke jalur pertumbuhan berkelanjutan.

Langkah tegas ini diumumkan bersamaan dengan rilis laporan keuangan kuartal pertama 2025. Meskipun kinerja keuangan tercatat cukup baik, Tan mengingatkan bahwa situasi ekonomi global saat ini semakin tidak stabil dan penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi risiko ke depan.

Dalam upaya efisiensi, Tan menargetkan pengeluaran operasional non-GAAP Intel pada 2025 turun menjadi US$17 miliar, dibandingkan target sebelumnya US$17,5 miliar. Pada 2026, target pengeluaran akan dipangkas lebih lanjut menjadi US$16 miliar. Pengurangan biaya ini diharapkan dapat memperkuat fondasi keuangan Intel dan mempercepat investasi di area-area strategis.

Perubahan Budaya dan Fokus pada Inovasi

Selain merampingkan jumlah karyawan, Intel juga berencana melakukan transformasi besar-besaran dalam struktur organisasi dan budaya kerja internal. Tan secara terbuka mengkritik budaya kerja lama Intel yang dianggap lamban, penuh birokrasi, dan memperlambat inovasi.

Ia berkomitmen untuk mempercepat pengambilan keputusan, mengurangi lapisan birokrasi yang tidak perlu, dan memberdayakan tim-tim kecil agar lebih lincah dalam mengembangkan produk, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI) yang saat ini menjadi fokus utama industri teknologi.

Sebagai seorang insinyur chip dengan pengalaman panjang di dunia teknologi, Tan menekankan pentingnya memberdayakan para insinyur Intel. Ia mengungkapkan rencana untuk mengoptimalkan fungsi teknik inti dan mempercepat peta jalan teknologi perusahaan. Dengan menghilangkan proses kerja yang menghambat, ia berharap para insinyur dapat lebih produktif dan inovatif.

"Kita harus kembali ke akar kekuatan Intel, yakni inovasi dan rekayasa. Para insinyur harus menjadi pusat dari setiap langkah yang kita ambil," tegas Tan dalam pernyataannya.

Penjualan Saham Altera untuk Perkuat Neraca Keuangan

Dalam strategi besar ini, Intel juga mengambil langkah signifikan lainnya, yakni menjual 51% saham divisi logika terprogram Altera kepada perusahaan investasi Silver Lake Partners. Dari transaksi ini, Intel akan mendapatkan suntikan dana segar sekitar US$9 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat neraca keuangan dan mendukung berbagai inisiatif transformasi yang tengah digalakkan.

Penjualan sebagian Altera ini merupakan bagian dari upaya Intel untuk lebih fokus pada bisnis intinya, sekaligus mempercepat adaptasi di tengah perubahan pasar yang dinamis. Dengan langkah ini, Intel berharap dapat menjaga likuiditas sekaligus meningkatkan fleksibilitas dalam mengembangkan teknologi masa depan.

Tantangan Besar di Depan Mata

Kebijakan restrukturisasi besar-besaran ini tentu bukan tanpa risiko. Selain harus menghadapi tantangan internal berupa adaptasi budaya kerja baru, Intel juga berhadapan dengan ketatnya persaingan global, khususnya dari para pesaing seperti AMD, Nvidia, dan produsen chip asal Asia seperti TSMC.

Namun, di bawah kepemimpinan Lip-Bu Tan, Intel menunjukkan tekad kuat untuk bangkit dan kembali mendominasi industri semikonduktor. Transformasi ini diharapkan menjadi momentum baru bagi Intel untuk memperkuat posisinya di tengah era teknologi yang berkembang pesat, khususnya dalam ranah AI, cloud computing, dan Internet of Things (IoT).

Dengan mengutamakan efisiensi, inovasi, dan pemberdayaan SDM inti, Intel berharap bisa mengembalikan kejayaan lamanya dan menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks.

Langkah berani yang diambil oleh Lip-Bu Tan menandai babak baru dalam perjalanan panjang Intel. PHK besar-besaran, perubahan budaya kerja, serta fokus baru pada inovasi menunjukkan bahwa Intel benar-benar serius untuk berbenah dan bertransformasi. Di tengah badai ketidakpastian global, akankah strategi baru ini membawa Intel kembali ke puncak kejayaan? Hanya waktu yang akan menjawab.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved