Ini Dia 2 Teknologi untuk Mengeluarkan Racun dalam Tubuh
Tanggal: 10 Jul 2018 15:26 wib.
Pada kondisi gagal ginjal terminal, fungsi ginjal menurun drastis sehingga perlu dibantu dengan dialisis. Meski demikian, cuci darah hanya membantu satu peran ginjal, yakni mengeluarkan racun dan air berlebih.
Oleh karena itu, pasien tetap harus mengonsumsi obat atau mendapat terapi pengganti ginjal. Ada dua macam terapi, yakni dialisis serta pencangkokan (transplantasi) ginjal. Metode dialisis juga ada dua, yakni hemodialisis dan peritoneal dialisis atau membantu kinerja ginjal melalui selaput peritoneum (perut).
Hemodialisa adalah sebuah terapi untuk mengganti fungsi ginjal dengan sebuah dialiser (membran). Bagi pasien gagal ginjal terminal, hemodialisis harus dilakukan seumur hidup, 2-3 kali seminggu, dengan waktu antara 4-5 jam setiap sesinya.
Tindakan hemodialisa memerlukan sarana yang ideal. Antara lain melalui penyediaan ruangan khusus dengan standar tinggi. Kondisi steril diperlukan karena pasien rentan terhadap penyakit. Ruang khusus tersebut juga harus memiliki sistem sirkulasi air yang baik karena mesin hemodialisa menggunakan banyak air yang khusus. Selain itu, harus memiliki sistem pembuangan racun. Belum lagi berbagai peralatan lain, seperti air pencuci darah, mesin pencuci darah, membran dialiser, dan selang-selang pembantu lain.
Hemodialisa standar bisa menggunakan dua jenis membran dialiser yakni low flux dan high flux. Kedua membran ini dibedakan berdasarkan tingkat kemampuannya mengeluarkan racun (solut). Membran high flux lebih mampu mengeluarkan solut dengan ukuran molekul lebih besar. Racun ini merupakan sisa sampah metabolisme yang tidak bisa dipakai ginjal.
Untuk racun dengan molekul besar hemodialisa standar akan sulit mengeluarkannya. Kadar racun yang terlalu tinggi dapat menjadi faktor risiko bagi pasien. Salah satunya kerusakan organ lain terutama pembuluh darah yang menyempit.
Ginjal terdiri atas banyak pembuluh darah. Jika ada yang menyempit dapat menyebabkan penyakit seperti kardio, cerebrovaskular, stroke, serangan jantung, hingga kelainan tulang dan kulit.
Karena solut besar dapat mengganggu kesehatan organ, maka diciptakan teknologi mesin hemodialisa yang semakin efektif untuk mengeluarkannya, Hemodiafiltrasi (HDF) dan Hemodiafilrration Endogenous Reinfusion (HFR).
Teknologi HDF sudah disempumakan sehingga dapat membuang racun besar dan kecil lebih efektif. Untuk mengoperasikan mesin ini dibutuhkan petugas yang terlatih. Teknologi HFR lebih sempuma lagi dari HDF.
Setiap teknik memiliki indikasi tertentu sesuai dengan kondisi pasien. Tujuannya dapat memberikan hasil yang baik dan bisa meningkatkan kualitas kesehatan hidup pasien.