Huawei Siap Isi Kekosongan Pasar Nvidia, Chip AI Terbaru Bisa Jadi Jawaban!
Tanggal: 28 Apr 2025 06:33 wib.
Huawei tengah bersiap mengisi kekosongan besar yang ditinggalkan Nvidia di pasar chip AI. Setelah sejumlah aturan yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, perusahaan teknologi asal China ini berencana untuk segera mengirimkan chip AI terbaru mereka, yaitu 910C. Menurut informasi yang dikutip Reuters dari dua sumber yang mengetahui perkembangan ini, Huawei diperkirakan akan mulai mengirimkan chip tersebut pada bulan depan.
Langkah ini sejalan dengan upaya Huawei untuk meningkatkan posisi mereka di pasar chip AI global yang kini semakin sengit, terutama dengan adanya pembatasan yang diberlakukan terhadap Nvidia oleh pemerintah AS. Chip 910C ini dikatakan menjadi hasil evolusi arsitektur chip Huawei sebelumnya, dengan kinerja yang sangat mirip dengan chip H100 milik Nvidia. Chip ini memiliki kombinasi dua prosesor 910B, yang secara signifikan meningkatkan daya komputasi dan kapasitas memori, dua kali lipat lebih besar daripada chip 910B.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa Huawei tidak hanya berupaya mengikuti tren, tetapi juga berinovasi dengan menghadirkan chip yang mampu menangani berbagai data dan aplikasi kecerdasan buatan (AI) secara lebih efisien. Dengan demikian, chip 910C diharapkan dapat bersaing dengan produk-produk unggulan lainnya di pasar, terutama dalam hal performa untuk kebutuhan AI yang semakin kompleks.
Pengenalan chip 910C sebenarnya sudah dimulai oleh Huawei pada tahun lalu. Pada akhir 2024, sejumlah perusahaan telah menerima sampel chip dan memulai pemesanan. Ini menandakan adanya permintaan yang cukup besar untuk chip Huawei, meskipun perusahaan tersebut belum memberikan komentar resmi mengenai laporan yang beredar.
Langkah Huawei untuk meluncurkan chip AI ini datang di tengah tekanan yang semakin besar bagi Nvidia. Seperti yang diketahui, Nvidia menghadapi masalah besar dalam hal ekspor chip ke China akibat peraturan yang diberlakukan oleh AS. Pemerintah AS telah berusaha membatasi kemampuan Nvidia untuk menjual produknya ke China, pasar terbesar bagi Nvidia. Salah satu dampak langsung dari kebijakan ini adalah pemutusan hubungan perdagangan Nvidia dengan China, yang turut memengaruhi penjualan chip mereka, termasuk chip B200 yang sebelumnya menjadi andalan.
Bukan hanya chip B200, chip H100 yang juga menjadi produk andalan Nvidia juga terkena dampak dari regulasi tersebut. AS melarang penjualan chip H100 di pasar China, yang jelas memberi tekanan besar pada Nvidia. Trump, yang baru-baru ini mengeluarkan aturan baru terkait chip H20 milik Nvidia, mengharuskan chip tersebut untuk mendapatkan lisensi jika ingin diekspor. Aturan ini membuat chip H20 yang sebelumnya dikembangkan oleh Nvidia khusus untuk pasar China, juga akan terkena larangan serupa.
Ketidakpastian yang timbul dari kebijakan perdagangan ini telah menyebabkan saham Nvidia merosot tajam pada tahun 2025. Sepanjang tahun ini, saham Nvidia sudah tergerus hampir 30%. Hal ini menandakan betapa besar dampak yang dirasakan oleh Nvidia akibat dari keputusan pemerintah AS yang semakin membatasi operasional mereka di pasar China. Jika hubungan ini benar-benar terputus, maka dampaknya terhadap Nvidia bisa sangat besar, mengingat China adalah salah satu klien terbesar mereka.
Di sisi lain, Huawei tampaknya memanfaatkan ketegangan perdagangan antara AS dan China sebagai peluang untuk memasuki pasar yang selama ini didominasi oleh Nvidia. Dengan chip AI 910C mereka yang semakin canggih, Huawei berharap dapat menarik minat pasar, khususnya di sektor teknologi yang sangat membutuhkan chip AI untuk pengembangan kecerdasan buatan. Huawei jelas ingin menjadi pesaing utama dalam pasar chip AI global, dan upaya mereka untuk meluncurkan chip ini bisa memberikan keuntungan besar bagi perusahaan, terutama di tengah kesulitan yang dihadapi oleh Nvidia.
Namun, meskipun Huawei memiliki potensi untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Nvidia, tantangan besar masih ada di depan. Pasar chip AI sangat kompetitif, dan Huawei harus bersaing tidak hanya dengan Nvidia, tetapi juga dengan perusahaan-perusahaan lain yang semakin berfokus pada pengembangan teknologi AI. Selain itu, ketegangan perdagangan antara AS dan China masih dapat memengaruhi kelancaran distribusi chip Huawei, meskipun perusahaan ini tampaknya sudah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapinya.
Meskipun demikian, langkah Huawei dalam meluncurkan chip 910C ini merupakan langkah yang sangat strategis. Dengan menawarkan produk yang memiliki kinerja tinggi dan kemampuan untuk menangani kebutuhan AI, Huawei berharap dapat merebut pangsa pasar yang sebelumnya didominasi oleh Nvidia. Jika chip ini terbukti sukses di pasar, bukan tidak mungkin Huawei akan menjadi pemain utama dalam industri chip AI global dalam waktu dekat.