Huawei Geser Samsung! Kini Jadi Raja HP Lipat Dunia di Tengah Pasar Lesu
Tanggal: 25 Feb 2025 20:37 wib.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri smartphone telah mengalami evolusi yang signifikan, terutama dalam segmen ponsel lipat. Di tengah ketidakpastian pasar, Huawei muncul sebagai pemimpin dalam kategori ini, bahkan mengungguli Samsung.
Menurut sebuah laporan dari Tech Insight, pasar ponsel lipat global mengalami penurunan drastis pada kuartal IV-2024, dengan pengiriman yang turun menjadi hanya 3,8 juta unit, menyusut 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi ponsel lipat semakin terkenal, tantangan dalam penjualannya tetap nyata.
Pasar ponsel lipat global masih didominasi oleh kawasan Asia-Pasifik, yang menyumbang 73% dari total pengiriman. Dalam konteks ini, Huawei mencatatkan dirinya sebagai salah satu merek terkemuka di kawasan tersebut dengan pangsa pasar yang mengesankan, sebesar 42,5%. Ini menunjukkan betapa kuatnya posisi Huawei, terutama di tengah persaingan ketat dengan merek-merek lainnya, seperti Samsung yang menguasai 26,7% dari pasar.
Data menunjukkan bahwa Honor, sebagai sub-merek Huawei, menempati posisi ketiga dengan pangsa pasar 14,3%, sementara Motorola, dengan produk Razor yang cukup terkenal, menduduki posisi keempat dengan persentase 9%. Persaingan yang ketat ini menandakan bahwa meskipun pasar secara keseluruhan mengalami penurunan, beberapa merek masih bisa berpijak kuat berkat inovasi dan strategi pemasaran yang tepat.
Salah satu faktor yang membantu Huawei untuk menguasai pasar adalah pengembangan produk inovatif mereka. Rencana mereka untuk meluncurkan HP lipat terbaru, Pocket 3, pada akhir Maret mendatang, diharapkan dapat semakin memperkuat posisi mereka di pasar ponsel lipat.
Pocket 3 adalah model ponsel lipat berbentuk clamshell yang dirancang untuk menjadi lebih tipis dan ringan daripada model sebelumnya. Dengan begitu, Huawei berusaha memberikan nilai lebih kepada konsumen yang mencari perangkat yang tidak hanya fungsional tetapi juga praktis untuk dibawa ke mana-mana.
Tak lama sebelum peluncuran Pocket 3, Huawei juga meluncurkan Mate XT, ponsel lipat pertama buatan China yang dianggap sebagai yang tertipis di dunia dengan ketebalan hanya 3,6 mm.
Ponsel ini diluncurkan di Malaysia dengan harga sekitar 3.499 euro atau setara dengan 59 juta rupee. Dengan layar yang dapat dibuka hingga 10,2 inci saat diperluas, Mate XT tentu menjadi daya tarik bagi para tech enthusiasts yang menginginkan ponsel dengan layar luas tanpa mengorbankan portabilitas.
Melihat semua pencapaian ini, jelas bahwa Huawei tidak hanya menjadi pemimpin dalam hal pangsa pasar tetapi juga dalam inovasi produk. Mereka terus berupaya berbagi nilai dan pengalaman yang mendalam kepada para penggunanya. Dengan strategi pemasaran yang terintegrasi dan fokus pada kebutuhan pengguna, Huawei berambisi untuk tidak hanya mempertahankan posisinya, tetapi juga memperluas jangkauan pasarnya.
Namun, kondisi pasar yang tidak menentu bisa menjadi tantangan bagi setiap perusahaan, termasuk Huawei. Penurunan pengiriman ponsel lipat di seluruh dunia mungkin mencerminkan perubahan dalam preferensi konsumen atau bahkan dampak dari kondisi ekonomi global yang lebih luas.
Dengan meningkatnya tekanan kebutuhan akan teknologi yang lebih baik dan efisien, para produsen seperti Huawei dan Samsung harus bersiap-siap menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Sementara itu, Samsung, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pelopor ponsel lipat dengan Galaxy Z Fold dan Galaxy Z Flip, perlu mengintrospeksi strategi mereka untuk menjaga pangsa pasar. Dengan Huawei yang terus menambah keunggulan dan dua merek China lainnya seperti Honor yang tidak kalah tangguh, tantangan bagi Samsung adalah bagaimana mengedepankan inovasi yang relevan dan tanggap terhadap kebutuhan pasar.
Bahkan, dalam laporan terbaru menunjukkan bahwa Samsung harus mempertimbangkan kembali inovasi dan desain produk mereka agar tetap relevan dan menarik bagi konsumen yang semakin cerdas dalam memilih teknologi. Penurunan pengiriman ponsel lipat global serta pergeseran preferensi konsumsi di kalangan pengguna menunjukkan bahwa Samsung perlu beradaptasi dan mengevaluasi langkah-langkah mereka ke depan.
Sejalan dengan itu, peluncuran produk-produk baru oleh Huawei menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak hanya fokus pada teknologi mutakhir tetapi juga pada desain yang menarik dan mudah digunakan. Fitur-fitur yang diusung smartphone lipat ini menjadi lebih optimal, menjadikan pengguna merasa lebih dimudahkan dalam beraktivitas sehari-hari.
Dalam fase berikutnya, kita bisa mengharapkan lebih banyak inovasi dari pemain-pemain utama di industri ini, tidak hanya dari Huawei dan Samsung, tetapi juga dari merek-merek lainnya yang ingin merebut perhatian konsumen di pasar ponsel lipat. Mengingat tren yang ada, pastinya akan sangat menarik untuk melihat bagaimana peta persaingan akan berkembang di tahun-tahun mendatang.