Huawei Buang Windows dan macOS? Laptop Baru Ini Pakai OS Sendiri dan Bikin AS Ketar-Ketir
Tanggal: 25 Mei 2025 01:19 wib.
Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei, baru saja mencetak sejarah baru di dunia teknologi dengan meluncurkan dua model laptop terbaru yang tidak lagi menggunakan sistem operasi buatan Amerika Serikat. Kedua laptop tersebut, yakni MateBook Fold dan MateBook Pro, menjadi perangkat pertama yang menjalankan HarmonyOS 5, sistem operasi hasil pengembangan Huawei sendiri sejak hampir satu dekade lalu.
Langkah ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam peta industri teknologi global, tapi juga menandai pergeseran besar arah inovasi digital Tiongkok, yang selama ini masih bergantung pada platform asing seperti Windows dari Microsoft dan macOS dari Apple. Dengan hadirnya laptop HarmonyOS, Huawei memperlihatkan keseriusannya dalam melepaskan ketergantungan terhadap teknologi Barat.
Mengutip laporan dari Reuters, selama ini China memang telah menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam hal kemampuan produksi perangkat keras elektronik. Namun, negara ini masih dianggap tertinggal dalam pengembangan sistem operasi. Akibatnya, sebagian besar laptop dan komputer buatan China tetap mengandalkan sistem operasi buatan perusahaan Amerika.
HarmonyOS sendiri mulai dikembangkan oleh Huawei sejak tahun 2015, namun baru diperkenalkan secara publik pada tahun 2020, tepat setelah pemerintah Amerika Serikat menerapkan larangan kerja sama perusahaan AS dengan Huawei, dengan dalih alasan keamanan nasional. Sejak saat itu, Huawei dipaksa untuk mengembangkan ekosistem teknologi mandiri, mulai dari chip hingga sistem operasi.
Kini, setelah hampir satu dekade, Huawei menunjukkan hasil kerja kerasnya dengan meluncurkan HarmonyOS versi laptop yang telah digarap sejak tahun 2021. Ini adalah langkah besar yang diprediksi akan berdampak luas, terutama dalam persaingan geopolitik teknologi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Dalam peluncuran resmi yang dikutip oleh Reuters, Yu Chengdong, kepala divisi konsumer Huawei, menyampaikan bahwa kehadiran laptop Harmony bukan sekadar produk, tapi juga simbol pilihan baru bagi dunia. “Kami memilih melakukan hal yang sulit, tapi juga hal yang benar,” ujarnya, menegaskan bahwa Huawei siap memimpin jalur baru dalam industri komputer.
Dua produk andalan yang diperkenalkan adalah:
MateBook Fold: Laptop layar lipat berukuran 18 inci yang dipasarkan tanpa keyboard fisik. Produk ini dibanderol 23.999 yuan atau sekitar Rp54,5 juta.
MateBook Pro: Model laptop konvensional dengan keyboard fisik, ditawarkan dengan harga 7.999 yuan atau sekitar Rp18,2 juta.
Kehadiran dua laptop ini menunjukkan ambisi Huawei tidak hanya dalam aspek desain futuristik, tetapi juga dalam penguasaan teknologi inti, termasuk sistem operasi dan chip.
Namun hingga kini, Huawei masih merahasiakan jenis chip yang digunakan pada kedua laptop Harmony tersebut. Mereka hanya menyebutkan bahwa harga tinggi merupakan hasil dari teknologi produksi chip terbaru, yang kemungkinan besar merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap chip buatan AS.
Dari sisi ekosistem, Huawei mengklaim bahwa HarmonyOS kini telah terinstal di lebih dari 1 miliar perangkat di seluruh dunia, mencakup smartphone, tablet, hingga TV pintar. Untuk versi laptop, Huawei menyebutkan bahwa sistem operasi ini sudah mendukung 150 aplikasi penting, termasuk:
WPS Office dari Kingsoft, sebagai alternatif Microsoft Office,
Aplikasi edit foto Meitu, serta
Sejumlah aplikasi produktivitas lainnya buatan lokal.
Menariknya, pada akhir tahun 2024, sekitar 7,2 juta pengembang disebut telah ikut membangun aplikasi untuk HarmonyOS. Ini menunjukkan bahwa ekosistem Harmony terus berkembang dan memperoleh dukungan luas dari komunitas developer, terutama di dalam negeri.
Langkah Huawei ini juga sejalan dengan tren yang sedang berkembang di kalangan produsen teknologi asal Tiongkok. Belakangan, sejumlah perusahaan besar seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo mulai meninggalkan Android dan menggantinya dengan sistem operasi berbasis OpenHarmony, yang juga merupakan turunan dari HarmonyOS.
Dengan peluncuran ini, Huawei mengirimkan sinyal tegas kepada dunia bahwa China siap membangun kemandirian digital. Di tengah situasi geopolitik yang memanas dan kontrol ketat teknologi oleh AS, kehadiran HarmonyOS di laptop bisa menjadi langkah strategis untuk membangun benteng teknologi sendiri.
Langkah ini tentu saja tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pengamat menilai bahwa keberhasilan HarmonyOS di laptop akan sangat ditentukan oleh ketersediaan aplikasi populer dan pengalaman pengguna (user experience) yang mampu menandingi sistem operasi mainstream.
Namun, dari sisi inovasi dan semangat nasionalisme teknologi, Huawei telah membuktikan dirinya sebagai pionir. Mereka bukan hanya bertahan di tengah embargo, tapi justru berkembang dan memimpin arah baru industri teknologi lokal.
Ke depan, yang menjadi tantangan besar bukan hanya soal fitur, tetapi juga bagaimana membangun kepercayaan konsumen global terhadap OS baru ini. Bila berhasil, HarmonyOS bukan hanya akan menjadi alternatif, tapi juga ancaman serius bagi dominasi Microsoft dan Apple di pasar sistem operasi komputer.