Huawei Bangkit! Ancaman Baru bagi Nvidia di Medan Perang Teknologi
Tanggal: 1 Mar 2025 17:58 wib.
Persaingan antara perusahaan-perusahaan China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas di tengah berbagai kebijakan restriktif yang diberlakukan AS. Pihak AS, yang dipimpin oleh pemerintah, terus menerapkan pembatasan ekspor terhadap chip dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi chip canggih.
Dalam konteks ini, Huawei, salah satu raksasa teknologi asal China yang paling dibenci oleh AS, terus berjuang untuk mempertahankan eksistensinya. Sejak masuk dalam daftar hitam oleh pemerintah AS pada tahun 2018, Huawei dianggap sebagai ancaman nyata bagi dominasi teknologi AS.
Meski mendapat berbagai tekanan, Huawei menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Perusahaan ini tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin memperluas cakupan bisnisnya, berinvestasi di sektor chip, layanan cloud, pemrosesan komputasi, dan produk jaringan. Ambisi Huawei untuk menjadi yang terdepan dalam teknologi tampaknya semakin mendekati kenyataan, terutama setelah perusahaan ini berhasil meluncurkan produk-produk inovatif yang berhasil menggaet perhatian pasar global.
CEO Nvidia, Jensen Huang, yang merupakan salah satu tokoh paling kaya di dunia dengan kekayaan mencapai sekitar US$105,1 miliar (setara dengan Rp 1.700-an triliun) menurut Forbes, memberikan pernyataan penting mengenai perkembangan pesat Huawei.
Dia mengakui bahwa persaingan di China, termasuk dari Huawei, semakin ketat dan menantang. "Ada cukup banyak persidangan di China. Huawei adalah salah satu yang sangat kompetitif," ungkapnya dalam wawancara dengan CNBC Internasional pada 28 Februari 2025. Pernyataan ini secara langsung mencerminkan keprihatinan raksasa chip tersebut terhadap kemajuan Huawei yang tak terduga.
Perjalanan Huawei dalam beberapa tahun terakhir memang dipenuhi dengan tantangan. Dari periode 2020 hingga 2023, Huawei mengalami masa-masa sulit, di mana pendapatan perusahaan hampir tidak mengalami pertumbuhan. Bahkan pada tahun 2021, pendapatannya mengalami penurunan signifikan sebesar 29%.
Banyak yang meragukan kemampuan Huawei untuk bangkit dari keterpurukan, mengingat betapa dahsyatnya sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintah AS. Namun, situasi tersebut berubah pada tahun 2023 ketika Huawei kembali memperkenalkan seri smartphone terbarunya, Mate 60 Pro, ke pasar China.
Peluncuran Mate 60 Pro menarik perhatian banyak pihak, terutama dengan keberadaan chip semikonduktor canggih yang ditanamkan dalam perangkat tersebut. Chip ini menawarkan konektivitas 5G yang sangat cepat, dan banyak yang memujinya sebagai inovasi luar biasa. Keberhasilan Mate 60 Pro menjadi titik balik bagi Huawei, menandai kembalinya perusahaan tersebut ke persaingan smartphone yang semakin sengit.
Tidak hanya berhenti di situ, Huawei terus memperkuat posisinya dengan meluncurkan Mate 70 setahun kemudian. Ponsel ini bukan hanya meneruskan pencapaian pendahulunya, tetapi juga menjadi yang pertama menggunakan sistem operasi yang sepenuhnya dikembangkan oleh Huawei, yaitu HarmonyOS Next.
Dengan peluncuran ini, Huawei menunjukkan bahwa mereka telah mengambil langkah besar untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi dari AS, khususnya dalam hal perangkat lunak.
Berkat inovasi dan keberanian untuk berinvestasi di bidang teknologi yang sedang berkembang, Huawei menunjukkan kepada dunia bahwa keterpurukannya bukanlah akhir dari segalanya.
Sebaliknya, masa-masa sulit tersebut justru menjadi batu loncatan untuk bangkit kembali dengan kekuatan yang lebih besar. Dalam era di mana teknologi terus berkembang, kemampuan untuk beradaptasi dan memperbarui diri menjadi kunci utama bagi suatu perusahaan untuk tetap relevan di pasar global.
Dalam lebih dari satu dekade terakhir, Huawei telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mampu bertahan dari gempuran kebijakan luar negeri yang merugikan, tetapi juga dapat berdiri sejajar dengan raksasa teknologi global lainnya.
Di tengah turbulensi yang dihadapi, Huawei berhasil meraih kehormatan sebagai salah satu pemain utama dalam industri teknologi, dan kini menjadi perhatian serius bagi banyak pihak, termasuk pemerintah AS. Seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan Huawei untuk berinovasi dan beradaptasi dengan situasi yang ada akan menjadi faktor penentu dalam keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Penting untuk dicatat bahwa kejayaan Huawei tidak hanya didasarkan pada keberhasilan produk, tetapi juga pada komitmen perusahaan dalam mengembangkan teknologi yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan konsumen.
Dengan berbagai inisiatif yang diambil, Huawei dapat tetap bersaing di level yang lebih tinggi, tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga di pasar internasional. Dengan demikian, Huawei tidak sekadar menjadi pemain di sektor teknologi, tetapi sekaligus menjadi simbol kekuatan dan ketahanan industri China di panggung dunia.