Sumber foto: iStock

HP Lipat Tak Laku, Pertama Kalinya Anjlok Ada Apa?

Tanggal: 1 Des 2024 19:42 wib.
Pasar smartphone lipat mengalami penurunan secara global. Hal ini menjadi yang pertama sejak segmen tersebut mulai dilacak oleh para analis. Menurut laporan Counterpoint, pengiriman ponsel lipat mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun ke tahun. Kabar mengejutkan datang dari Samsung yang mengalami penurunan pasar, meskipun tetap menduduki posisi puncak sebagai raja smartphone lipat, mengutip dari GSM Arena pada Kamis (28/11/2024).

Penurunan pasar Samsung mencapai angka 21%, menjadikannya satu-satunya merek yang mengalami penurunan dibandingkan dengan para pesaingnya dalam daftar ponsel lipat lain.

Penjualan Galaxy Z Fold 6 dilaporkan baku tanpa gebrakan, sementara angka penjualan Flip 6 menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam konteks ini, merek-merek lain seperti Xiaomi, Motorola, Honor, dan Huawei mengalami peningkatan yang signifikan. Penjualan Xiaomi meningkat sebesar 185%, Motorola sebesar 164%, Honor sebesar 121%, dan Huawei sebesar 23%.

Samsung tampaknya harus bersaing ketat dengan Motorola dan Honor yang baru-baru ini meluncurkan ponsel lipat terbaru. Motorola, misalnya, telah merilis Razr 50 dan versi Ultra dengan harga di bawah US$1.000, sementara Honor memperkenalkan Magic V3 yang menampilkan desain super tipis.

Melihat peningkatan pengiriman ponsel lipat dari Huawei, terutama berasal dari pasar China, di mana perusahaan masih aktif menjual Mate X5 dan Pocket 2. Selain itu, Huawei juga terus mengembangkan segmen ponsel lipat dengan meluncurkan Nova Flip dengan harga yang lebih terjangkau dan Mate XT yang dapat dilipat tiga kali.

Dalam laporan dari firma riset IDC, ponsel lipat juga disorot. Direktur Riset dari Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker IDC, Anthony Scarsella, menyatakan bahwa meskipun jumlahnya masih rendah di pasaran, ponsel lipat menjadi sorotan, terutama karena beberapa vendor dunia meluncurkan model-model baru. Scarsella juga memperkirakan pertumbuhan ponsel lipat sebesar 10,5% pada tahun 2024 dan akan mempertahankan pertumbuhan dua digit hingga 2025 dengan CAGR selama lima tahun sebesar 15,9%.

Ada beberapa alasan yang disebutkan untuk lesunya pasar ponsel lipat saat ini. Salah satunya adalah fokus dan investasi vendor dari China yang lebih tertuju pada pengembangan smartphone dengan teknologi GenAI. Selain itu, juga ditemukan masalah pada daya tahan smartphone lipat, serta kurangnya penggunaan yang efektif.

Nabila Popal, Direktur Senior Penelitian dalam laporan tersebut, menjelaskan bahwa meskipun teknologi GenAI belum secara signifikan mempengaruhi permintaan, ia yakin akan terjadi revolusi dalam ponsel lipat. Popal menyatakan bahwa lebih banyak investasi diperlukan untuk meningkatkan kesadaran konsumen dan memperkenalkan fitur-fitur baru yang dapat menciptakan antusiasme yang lebih besar di kalangan konsumen.

Hal ini menjadi penanda penting bagi para produsen ponsel lipat untuk terus mengembangkan inovasi dan meningkatkan kualitas produk mereka. Meskipun pasar ponsel lipat sedang mengalami tantangan, namun potensi pertumbuhannya tetap besar, terutama dengan fokus pada pengembangan teknologi dan meningkatkan kesadaran konsumen akan keunggulan ponsellipat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved