Honor Gelontorkan Rp165 Triliun untuk AI, Siap Guncang Pasar Global dan Kejar IPO
Tanggal: 4 Mar 2025 11:45 wib.
Honor, merek yang baru saja kembali ke pasar Indonesia, baru-baru ini membuat pengumuman mencengangkan di kancah global. Dalam langkah ambisiusnya, produsen asal China ini berkomitmen untuk menginvestasikan dana sebesar US$10 miliar (setara Rp165 triliun) untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) selama lima tahun ke depan. Hal ini diungkapkan oleh CEO Honor, James Li, yang menyatakan bahwa strategi ini bagian dari rencana perusahaan untuk mempersiapkan diri menuju penawaran umum perdana (IPO).
Dalam ajang bergengsi Mobile World Congress (MWC) 2025 yang berlangsung di Barcelona, Li menegaskan bahwa Honor tidak hanya berfokus pada smartphone, tetapi juga berhasrat untuk memperluas cakupan bisnisnya ke sektor PC, tablet, dan perangkat wearable yang terintegrasi dengan AI. Dengan fokus pada diversifikasi produk dan inovasi teknologi, Honor bertujuan untuk merangkul lebih banyak konsumen dan menciptakan ekosistem teknologi yang lebih komprehensif.
Pada bulan Desember tahun lalu, Honor mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan restrukturisasi pemegang saham dan semakin mendekati proses IPO. Namun, hingga saat ini, detail mengenai waktu pasti pelaksanaan IPO tersebut belum diungkapkan ke publik. Langkah ini menunjukkan keinginan Honor untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri smartphone global, terutama di pasar yang semakin kompetitif.
Pengumuman Honor tersebut datang di tengah kebangkitan industri AI di China, terutama setelah peluncuran DeepSeek, sebuah platform AI yang telah menarik perhatian besar, bahkan sampai mengguncang Silicon Valley. DeepSeek dianggap sebagai terobosan yang dapat meningkatkan pengembangan AI yang berkualitas dan efisien di China. Banyak pihak optimis bahwa ini akan menjadi angin segar bagi industri teknologi di negara itu, menciptakan peluang baru serta menciptakan lingkungan yang lebih inovatif dan bersaing.
Di tengah kemajuan Honor dan tren positif dalam industri AI, pasar smartphone di China semakin ketat. Permainan di ranah ini semakin kompleks dan melibatkan banyak pemain lokal yang agresif. iPhone milik Apple, yang dulunya mendominasi market share, kini menunjukkan tanda-tanda penurunan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini dapat diidentifikasi, di antaranya adalah keterlambatan Apple dalam mengadopsi teknologi AI, meningkatnya persaingan dari produsen lokal, hingga tantangan akibat isu geopolitik yang membayangi pasar China.
Sementara Honor dan produsen Android lainnya berlomba-lomba menyematkan kemampuan AI ke dalam perangkat mereka, Apple baru saja memperkenalkan fitur AI pada seri iPhone 16 yang dirilis pada 2024. Sayangnya, fitur yang dinamai Apple Intelligence ini tidak dapat langsung digunakan saat perangkat dibeli. Dalam upaya untuk memaksimalkan potensi fitur tersebut, Apple menjalin kerjasama dengan Alibaba untuk mengintegrasikan kemampuan ini, tetapi fitur tersebut baru akan berfungsi beberapa waktu setelah peluncuran.
Kondisi ini tentu saja berimbas pada penjualan iPhone yang mengalami penurunan signifikan di China, yang merupakan pasar smartphone terbesar di dunia. Analis rantai pasokan yang berpengalaman, Ming-Chi Kuo, pada bulan Januari lalu memprediksi bahwa Apple akan mengalami kesulitan dan kehilangan pangsa pasar lebih lanjut akibat penurunan pengiriman iPhone. Dia bahkan tidak ragu untuk memprediksi bahwa pengapalan iPhone akan mengalami penurunan sekitar 6% di semester pertama 2025 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Mengingat situasi di pasar, Kuo juga mencatat bahwa pengiriman smartphone secara keseluruhan di China menunjukkan stagnansi dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, angka pengapalan iPhone spesifik tercatat turun hingga 10-12%, mencerminkan tantangan serius yang dihadapi Apple di pasar ini. Menurut estimasi dari Apple, total pengapalan iPhone pada tahun 2024 diprediksi mencapai 220 juta unit. Untuk tahun 2025, angka tersebut diproyeksikan hanya berkisar antara 220 hingga 225 juta unit. Angka ini jelas di bawah konsensus pasar yang memperkirakan pengapalan mencapai 240 juta unit atau lebih.
Dengan ambisi besar dari Honor yang ingin menguasai lebih banyak segmen pasar dan peluncuran AI yang agresif di perangkat mereka, serta tantangan yang dihadapi iPhone di pasar yang semakin kompetitif, jelas bahwa persaingan antara kedua merek ini akan semakin memanas. Honor tampaknya sangat fokus pada inovasi teknologi dan memperluas jangkauan produknya, sementara Apple, meskipun dengan kekuatan mereknya, harus berupaya lebih keras untuk mempertahankan posisinya.