Hohenzell, Desa Pusat Inseminasi Buatan Sapi Unggul Seluruh Dunia
Tanggal: 15 Jul 2018 18:43 wib.
Hohenzell adalah desa yang terletak di bagian utara Austria, bahkan lebih kecil daripada Desa Tapos di Kabupaten Bogor, Indonesia. Namun, desa dengan luas 23 km dan hanya didiami sekitar 2.000 jiwa itu memegang peran penting dalam produksi sapi bagi 52 negara.
Pusat inseminasi buatan di Desa Hohenzell, tahun lalu saja, mengirimkan 800 ribu sampel sperma sapi ke berbagai pelanggan mereka di seluruh dunia. Dengan harga per sampel yang mencapai 15 euro (sekitar Rpl90 ribu), pusat inseminasi tersebut bisa meraup Rp150 miliar dalam setahun.
Skala bisnis pusat inseminasi pun terlihat dari teknologi canggih yang diterapkan. Di ruang pengambilan sperma, sapi-sapi dengan bobot 600 kg hingga 1.100 kg akan terlebih dahulu ditempatkan di bawah belasan lampu inframerah.
Proses itu akan membuat otot-otot sapi menjadi lebih rileks sehingga siap untuk diambil spermanya. Setelah disedot menggunakan alat khusus, sperma dari sapi-sapi unggul itu disimpan dalam tangki nitrogen cair. Pengambilan sperma dilakukan dua kali dalam seminggu pada Selasa dan Jumat.
Inseminasi buatan (IB) atau dalam istilah ilmiahnya disebut artificial insemination (AI) pada ternak dilakukan pertama kali oleh ahli fisiologi dan anatomi terkenal Italia, Lazzaro Spallanzani, pada 1780.
Setelah berhasil menginseminasi amfibi, Spallanzani memutuskan untuk melakukan percobaan pada anjing. Setelah muncul tanda-tanda berahi pada anjing yang ia pelihara di rumahnya, dilakukanlah inseminasi dengan sperma yang dideposisikan langsung ke dalam uterus dengan spuit lancip. Enam puluh hari setelah inseminasi, induk anjing tersebut melahirkan anak tiga yang kesemuanya mirip dengan induk dan jantan yang semennya dipakai.
Dua tahun kemudian, penelitian Spallanzani tersebut dilakukan kembali oleh P Rossi dengan hasil yang memuaskan. Semua percobaan itu membuktikan bahwa kebuntingan dapat terjadi lewat inseminasi dan menghasilkan keturunan normal.