Harapan Terlalu Tinggi Terhadap iPhone AI, Dampak Merosotnya Saham Apple
Tanggal: 8 Okt 2024 22:29 wib.
Saham Apple Inc turun 2,3% setelah seorang analis dari Jefferies mengeluarkan pernyataan bahwa para investor memiliki harapan yang terlalu optimistis terhadap iPhone terbaru perusahaan yang pertama kali dilengkapi dengan kecerdasan buatan.
Menurut Edison Lee, analis dari Jefferies, harapan yang terlalu tinggi untuk iPhone 16/17 terlalu dini karena kurangnya fitur baru yang signifikan dan cakupan kecerdasan buatan yang terbatas berarti harapan pasar yang tinggi tidak mungkin tercapai.
Lee menjelaskan bahwa hal ini mengakibatkan perkiraan pertumbuhan unit sebesar 5%-10% tidak dapat tercapai, sehingga ia memberikan peringkat saham Apple dengan peringkat tahan, setelah sebelumnya memberikan peringkat beli.
Dalam beberapa bulan terakhir, saham Apple telah mengalami kenaikan sekitar 34% dari titik terendah di bulan April. Kenaikan ini sebagian besar mencerminkan optimisme bahwa fitur kecerdasan buatan akan mendorong konsumen untuk meningkatkan ponsel mereka, sehingga mempercepat pertumbuhan pendapatan. Namun, data awal menunjukkan bahwa permintaan untuk produk iPhone terbaru tersebut cenderung bervariasi.
Edison Lee mengakui potensi jangka panjang kecerdasan buatan, dan melihat Apple sebagai satu-satunya pemain yang dapat mengintegrasikan perangkat keras dan perangkat lunak untuk memanfaatkan data eksklusif dan menawarkan layanan kecerdasan buatan yang dipersonalisasi dengan biaya rendah.
Namun, ia juga menilai bahwa valuasi saat ini terlalu mahal dan kecerdasan buatan tidak akan menjadi pendorong dalam jangka pendek, sehingga perangkat keras smartphone perlu dirombak sebelum mampu menjalankan kecerdasan buatan secara serius, yang kemungkinan besar akan terjadi pada tahun 2026/27.
Dibandingkan dengan beberapa perusahaan teknologi besar lainnya, Wall Street lebih berhati-hati terhadap Apple. Hanya 65% analis yang merekomendasikan untuk membeli saham Apple, dibandingkan dengan rasio mendekati atau di atas 90% rekomendasi untuk saham Microsoft Corp, Nvidia Corp, dan Amazon.com Inc.
Dampak dari pernyataan ini bisa menggambarkan bahwa investor cenderung memberikan reaksi negatif terhadap harapan yang terlalu tinggi terhadap iPhone terbaru yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan.
Meskipun demikian, optimisme terhadap potensi kecerdasan buatan dalam jangka panjang masih dipandang positif, tetapi valuasi saat ini dan persepsi terhadap implementasi kecerdasan buatan pada perangkat Apple harus diperhitungkan dengan hati-hati. Data pasar dan proyeksi pertumbuhan yang tidak sesuai harapan merupakan indikasi bahwa strategi pemasaran dan inovasi produk iPhone baru perlu diperhatikan lebih lanjut untuk mengatasi ketidakpastian pasar.