Gunung Fuji Alami Perubahan Signifikan Setelah 130 Tahun, Pakar Iklim Merasa Khawatir
Tanggal: 10 Nov 2024 05:50 wib.
Gunung Fuji di Jepang mengalami perubahan yang signifikan untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 130 tahun terakhir. Bulan Oktober tahun ini menjadi bulan yang tak biasa, dimana tidak ada salju yang turun di Gunung Fuji. Biasanya, salju tebal sudah menutupi puncak Gunung Fuji pada bulan Oktober. Salju biasanya mulai turun pada awal Oktober. Namun pada tahun ini, fenomena tersebut tak terjadi, dan ini menjadi pertanda yang mengkhawatirkan.
Semakin mencemaskan, pada tahun lalu, salju baru mulai turun pada tanggal 5 Oktober 2023. Perubahan serta ketidaknormalan yang terjadi pada Gunung Fuji telah menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun lalu, sebagian besar salju mencair sebulan kemudian karena suhu yang menghangat, menjadi pemandangan yang jarang terjadi di masa lalu.
Kantor Meteorologi Lokal Kofu Jepang turut angkat bicara terkait dengan fenomena yang terjadi. Mereka menjelaskan bahwa tidak adanya salju dikarenakan cuaca yang masih hangat dalam beberapa waktu terakhir. "Karena suhu tinggi di Jepang terus berlanjut, sejak musim panas dan hujan tidak ada salju yang turun," jelas petugas meteorologi di Kofu, Shinichi Yanagi dikutip dari CNN Internasional, Jumat (1/11/2024).
Badan Meteorologi setempat juga mencatat bahwa suhu rata-rata bulan Juni hingga Agustus tahun ini mencapai 1,76 derajat celcius, dimana angka tersebut jauh lebih tinggi dari rekor sebelumnya yakni 1,08 derajat pada tahun 2010. Hal ini menjadi indikasi bahwa fenomena iklim yang terjadi tidak hanya mengubah perilaku Gunung Fuji, tetapi juga menciptakan ketidaknormalan dalam suhu di berbagai wilayah di Jepang.
Saat musim gugur, beberapa daerah tetap hangat. Analisis kelompok Climate Central menyatakan 74 kota mencatat suhu 30 derajat celcius atau lebih tinggi pada minggu pertama bulan Oktober. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa iklim global telah berada pada kondisi yang memprihatinkan. Menurut Climate Central, panas tidak biasa yang terjadi pada bulan Oktober kemungkinan karena krisis iklim yang sedang dihadapi manusia saat ini.
Pola iklim El Nino juga disinyalir telah mendorong lonjakan suhu di Jepang. Selain itu, faktor-faktor yang disebabkan oleh manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, juga memberikan kontribusi besar terhadap perubahan iklim yang semakin ekstrim.
Belum lama ini, sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Januari lalu menyatakan bahwa krisis iklim telah mengurangi lapisan salju pada sebagian besar bagian utara Bumi dalam 40 tahun terakhir. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa perubahan iklim telah menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup Bumi.
Perubahan yang signifikan yang terjadi pada Gunung Fuji menjadi pemicu banyak keprihatinan dari kalangan pakar iklim. Fenomena ini juga menjadi peringatan bahwa kita telah berada pada kondisi kritis terkait dengan perubahan iklim global yang semakin ekstrim. Menjaga kondisi lingkungan hidup menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan demi mencegah bencana-bencana alam yang semakin mungkin terjadi di masadepan.