Sumber foto: iStock

Google Search Kehilangan Dominasi: AI dan TikTok Mengubah Lanskap Pencarian Digital

Tanggal: 17 Jan 2025 20:03 wib.
Tampang.com | Google Search, yang telah menjadi raja mesin pencari selama bertahun-tahun, kini menghadapi tantangan besar. Istilah "Googling" yang pernah identik dengan pencarian di internet perlahan kehilangan relevansinya seiring munculnya alternatif baru. Pangsa pasar Google Search menunjukkan tren penurunan signifikan, menandai era baru dalam perilaku pencarian digital.

Penurunan Pangsa Pasar Google

Berdasarkan laporan dari Search Engine Land, pangsa pasar Google kini turun di bawah angka 90% selama tiga bulan terakhir. Ini adalah penurunan terbesar yang tercatat sejak tahun 2015. Meskipun demikian, beberapa mesin pencari lain seperti Bing, Yahoo, dan Yandex masih menunjukkan pertumbuhan, meskipun kecil.

Penurunan ini mencerminkan perubahan preferensi pengguna internet, yang semakin tertarik pada teknologi baru dan platform yang menawarkan pengalaman pencarian lebih interaktif dan relevan.

AI Generatif Mengubah Cara Orang Mencari Informasi

Salah satu alasan utama di balik penurunan dominasi Google adalah meningkatnya adopsi teknologi AI generatif. Platform seperti Perplexity dan chatbot ChatGPT dari OpenAI menjadi alternatif yang menarik bagi pengguna, karena kemampuan mereka memberikan jawaban langsung, interaktif, dan lebih spesifik dibandingkan hasil pencarian tradisional.

AI generatif tidak hanya menawarkan efisiensi dalam pencarian, tetapi juga menciptakan pengalaman yang lebih personal. Dengan kemampuan memahami konteks dan memberikan saran yang relevan, platform ini menjawab kebutuhan generasi yang menginginkan hasil instan dan akurat.

TikTok: Tantangan Baru bagi Google Search

Selain teknologi AI, kehadiran TikTok juga menjadi faktor penting yang memengaruhi penurunan popularitas Google Search. Aplikasi berbagi video ini telah menjadi pilihan utama, terutama bagi pengguna muda dari generasi Z (lahir 1997-2012), untuk mencari informasi.

Menurut laporan Bernstein Research yang dipimpin oleh Mark Scmulik, generasi Z lebih memilih menggunakan TikTok untuk mencari rekomendasi tempat seperti hotel dan restoran. Mereka merasa lebih percaya pada ulasan visual dan pengalaman langsung yang disampaikan melalui video dibandingkan hasil pencarian teks di Google.

Sejak awal 2024, TikTok bahkan mulai mengintegrasikan tautan yang mengarah ke Google Search dalam aplikasinya. Hal ini menunjukkan bahwa TikTok tidak hanya menjadi platform hiburan, tetapi juga sumber pencarian yang semakin diminati.

Perubahan Perilaku Generasi Muda

Generasi Z menginginkan pengalaman pencarian yang lebih intuitif, visual, dan cepat. Dalam mencari rekomendasi, mereka cenderung mengandalkan konten yang autentik dan berbasis komunitas, seperti yang ditawarkan TikTok. Selain itu, preferensi untuk video pendek yang informatif juga membuat TikTok unggul dibandingkan mesin pencari tradisional.

Fenomena ini menggambarkan bagaimana teknologi dan media sosial beradaptasi dengan kebutuhan generasi muda, yang menginginkan informasi yang dapat diakses secara cepat dan relevan dengan gaya hidup mereka.

Apa yang Bisa Dipelajari Google?

Penurunan pangsa pasar Google menjadi peringatan bagi raksasa teknologi ini untuk segera berinovasi. Dengan AI generatif dan platform seperti TikTok yang mengubah cara orang mencari informasi, Google perlu mengembangkan fitur baru yang lebih relevan dengan kebutuhan pengguna.

Salah satu langkah yang dapat diambil Google adalah memperkuat integrasi AI dalam mesin pencarinya. Menawarkan hasil pencarian yang lebih personal, relevan, dan interaktif bisa menjadi solusi untuk mempertahankan posisi mereka di pasar.

Selain itu, pendekatan visual dan berbasis komunitas yang dimiliki TikTok juga bisa menjadi inspirasi. Mengintegrasikan konten video pendek yang relevan ke dalam hasil pencarian dapat membantu menarik kembali pengguna muda yang beralih ke platform lain.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved