Google Mulai Ditinggalkan? Netizen Beralih ke AI dan Komunitas untuk Mencari Informasi
Tanggal: 23 Mar 2025 15:46 wib.
Tampang.com | Dominasi Google sebagai penguasa informasi di dunia maya kini tengah menghadapi tantangan yang signifikan. Berdasarkan laporan terbaru dari The Verge, yang bekerja sama dengan tim Research dan Insights dari Vox Media serta Two Cents Insights, terungkap bahwa telah terjadi perubahan tren yang mencolok dalam cara masyarakat mencari informasi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, termasuk kehadiran kecerdasan buatan (AI), pengguna internet mulai merasakan urgensi untuk mencari alternatif selain Google.
Dalam laporan tersebut, ditunjukkan bahwa kekuatan dalam mengakses informasi kini mulai beralih ke tangan pengguna itu sendiri. Hal ini terlihat dari semakin tingginya minat masyarakat terhadap komunitas-komunitas yang memiliki nilai dan kredibilitas tinggi.
Pengguna internet cenderung mencari sumber informasi yang dapat dipercaya, dan ini merupakan tanda bahwa kepercayaan terhadap platform warisan seperti Google dan platform media sosial lainnya mulai menurun. "Teknologi warisan seperti Google dan platform sosial lainnya mulai kehilangan kepercayaan masyarakat. Banyak orang yang beralih ke chatbot AI dan komunitas kecil, serta platform semacam TikTok," kutipan ini diambil dari laporan The Verge yang dirilis pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Data dari The Verge mengisyaratkan adanya perubahan besar-besaran dalam cara orang mencari informasi di internet. Perubahan ini tentulah membuka jalan menuju disrupsi, yang menawarkan pengalaman pengguna yang lebih otentik dan terpercaya. Survey yang dilakukan terhadap 2.000 pengguna internet di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sebanyak 42% responden merasa bahwa mesin pencari seperti Google semakin tidak berguna dalam mencari informasi.
Dalam laporan tersebut juga ditemukan bahwa 66% responden berpendapat bahwa kualitas informasi yang tersedia di internet semakin buruk. Banyak yang merasa kesulitan saat mencari sumber informasi yang dapat diandalkan. Ketika ditanya mengenai sumber informasi yang mereka percaya, 55% responden lebih memilih untuk bertumpu pada komunitas mereka dalam mencari berita atau informasi terbaru daripada menggunakan mesin pencari seperti Google.
Dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi AI, laporan menunjukkan bahwa 52% responden juga telah beralih ke chatbot AI dan platform alternatif seperti TikTok untuk mendapatkan informasi, alih-alih mengandalkan Google. Ini merupakan fenomena baru di mana pembaca dan pengguna tidak lagi terikat pada satu platform saja, melainkan mencari informasi di berbagai sumber yang dianggap lebih kredibel.
Penurunan tingkat kepercayaan pengguna terhadap Google bukanlah fenomena tiba-tiba. Menurut survei tersebut, sebanyak 76% responden mengungkapkan bahwa lebih dari seperempat hasil pencarian mereka di Google ketika mereka berupaya berbelanja online ternyata menampilkan konten bersponsor atau iklan yang dipromosikan secara berbayar.
Hal ini membuat mereka merasa bahwa informasi yang mereka dapatkan tidak sepenuhnya objektif. Dari seluruh konten bersponsor yang muncul, hanya 14% yang dianggap benar-benar membantu dalam pengalaman pencarian pengguna.
Fenomena ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi Google dan platform pencarian lainnya. Sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi canggih, Gen Z menunjukkan perilaku pencarian informasi yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Sebanyak 61% Gen Z dan 53% milenial mengaku menggunakan alat AI untuk menggantikan fungsi Google dalam mencari informasi tentang topik-topik yang spesifik.
Kecenderungan berpindah dari Google ke alternatif lain ini jelas terlihat dari meningkatnya penggunaan aplikasi-aplikasi berbasis AI dan platform media sosial dalam mencari informasi. Misalnya, TikTok yang bukan hanya sekadar platform berbagi video, namun juga semakin popular menjadi sumber referensi informasi, terutama di kalangan generasi muda.
Konten yang diproduksi oleh pengguna lain sering kali lebih relatable dan lebih menarik perhatian dibandingkan konten hasil pencarian Google yang sering kali dinilai terlalu formal dan terstruktur.
Dengan semakin tingginya minat terhadap komunitas daring, pengguna internet mulai mencari cara untuk berinteraksi dan berbagi informasi dengan sesama. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kini lebih menyukai pendekatan kolaboratif dalam mendapatkan dan memperluas pengetahuan mereka. Keterlibatan masyarakat dalam komunitas-komunitas ini juga mendorong mereka untuk lebih aktif dan skeptis dalam menyerap informasi daripada hanya menerima informasi begitu saja dari mesin pencari.
Perubahan ini mencerminkan adanya kesenjangan yang semakin lebar antara harapan dan kenyataan dalam dunia pencarian informasi. Di satu sisi, pengguna menginginkan akses yang lebih baik dan lebih cepat terhadap informasi yang kredibel. Di sisi lain, mereka juga mulai menyadari bahwa tidak semua informasi yang ditawarkan melalui mesin pencari adalah berkualitas dan dapat diandalkan.
Menurut pengamatan, disiplin ilmu dan topik yang berbeda mungkin memerlukan pendekatan berbeda dalam mencari informasi. Misalnya, dalam topik kesehatan, pengguna lebih suka bergabung dengan komunitas atau forum yang memberikan pengalaman langsung, panduan praktis, dan dukungan emosional. Dengan memanfaatkan platform ini, mereka mempunyai kesempatan untuk berbagi pengalaman dan informasi secara lebih jujur dan transparan.
Pada akhirnya, pergeseran ini menunjukkan bahwa cara orang mencari dan mengonsumsi informasi telah berubah, gravitasi informasi kini bergerak menuju komunitas dan alat baru yang lebih bisa dipercaya. Dengan tren ini, kehadiran Google sebagai "raja internet" mulai dipertanyakan, dan pengguna dengan semakin selektif memilih di mana mereka mendapatkan informasi.