Sumber foto: iStock

Google Masih Unggul Meski Temu dan Shein Tarik Iklan, Apa Rahasia Kekuatan Bisnis Iklan Google?

Tanggal: 29 Apr 2025 10:15 wib.
Pada awal April 2025, industri e-commerce China dikejutkan dengan keputusan dua raksasa e-commerce, Temu dan Shein, yang memutuskan untuk menarik iklan digital mereka dari Google. Hal ini menimbulkan kecemasan di kalangan investor karena Temu dan Shein selama ini dikenal sebagai pengiklan terbesar di Google Search di Amerika Serikat. Langkah ini dipandang sebagai dampak dari ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang berimbas pada pasar iklan digital global.

Kendati demikian, hasil yang diperoleh Alphabet, induk perusahaan Google, pada kuartal pertama (Q1) 2025, ternyata memberikan kejutan positif. Saham Alphabet langsung melonjak 3% setelah laporan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Meski menghadapi sejumlah tantangan, termasuk ketegangan dagang yang berlarut-larut, Google berhasil menunjukkan bahwa investasi besar yang dilakukan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat mengangkat performa bisnis iklannya.

Pendapatan dari bisnis iklan Google tercatat tumbuh 8,5% pada Q1 2025, melampaui perkiraan pasar yang lebih pesimis. Hal ini membuktikan bahwa meskipun terdapat gesekan antara AS dan China serta kekhawatiran akan persaingan ketat di dunia AI, Google masih dapat mengukir kinerja solid. Ini menjadi angin segar bagi investor yang sempat khawatir dengan masa depan bisnis iklan Google.

Di tengah berita ini, sejumlah perusahaan besar seperti Amazon dan Microsoft justru terlihat lebih berhati-hati dalam pengeluaran terkait proyek data center mereka, yang mengindikasikan bahwa sektor Big Tech mungkin sudah terlalu agresif dalam mengeluarkan dana untuk perkembangan AI. Hal ini tentunya menambah ketidakpastian ekonomi global, yang dapat mempengaruhi perencanaan jangka panjang perusahaan-perusahaan besar di sektor teknologi.

Analis Deutsche Bank, Benjamin Black, menyebutkan bahwa meskipun ada sentimen negatif, pemeriksaan data yang semakin ketat, serta kekhawatiran regulasi dan kondisi makroekonomi, Alphabet tetap mampu menunjukkan kinerja yang kuat di hampir seluruh segmen utama bisnisnya. Laporan ini memberikan gambaran bahwa, meskipun ada tekanan besar, Google berhasil menjaga daya saingnya di tengah tantangan.

Selain itu, perubahan kebijakan perdagangan dari pemerintahan Trump yang melibatkan tarif tambahan dan tarif resiprokal terhadap China memang diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada beberapa lini bisnis Google, khususnya terkait dengan iklan digital. Meskipun demikian, Alphabet mampu mengatasi hambatan tersebut dan tetap menunjukkan performa yang baik di pasar.

Hasil positif dari Google pada kuartal pertama 2025 juga berdampak pada saham perusahaan-perusahaan media sosial lainnya. Saham Meta (pemilik Instagram, Facebook, WhatsApp) naik 1,5%, saham Pinterest yang dikenal sebagai platform berbagi gambar melonjak hampir 2%, sementara saham Snap (Snapchat) tercatat naik lebih dari 3%. Kinerja iklan yang kuat dari Google turut memberikan sentimen positif bagi sektor media sosial, yang beberapa bulan terakhir mengalami fluktuasi harga saham.

Namun, meski Alphabet mencatatkan kinerja yang solid, sahamnya masih berada dalam tren penurunan sekitar 16% sepanjang tahun ini. Bandingkan dengan saham Microsoft dan Meta yang masing-masing turun sekitar 8% dan 9% di tahun yang sama. Rasio harga terhadap laba (P/E ratio) Alphabet untuk 12 bulan ke depan tercatat pada angka 17,33, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Microsoft yang berada di angka 26,56 dan Meta di angka 20,49. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kinerja Alphabet mengesankan, pasar masih memandang ada tantangan besar yang perlu diatasi perusahaan ini.

Menurut analis Bernstein, Mark Shmulik, kinerja yang kuat dari Google mungkin menjadi faktor yang sangat dibutuhkan oleh pasar pada saat ini. Dalam suasana pasar yang penuh ketidakpastian dan tekanan makroekonomi, kinerja fundamental yang solid dari perusahaan seperti Google memberikan keyakinan dan rasa aman bagi investor yang khawatir akan potensi kerugian lebih lanjut.

Perubahan besar dalam iklan digital dan kebijakan perdagangan global membawa tantangan bagi Google, namun investasi dalam teknologi AI dan pemanfaatan kecerdasan buatan untuk meningkatkan pengalaman pengguna serta efektivitas iklan menjadi kunci bagi keberhasilan Google. Sementara itu, pengumuman pengurangan anggaran dari perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti Amazon dan Microsoft memberikan gambaran bahwa sektor teknologi mungkin perlu melakukan penyesuaian lebih lanjut.

Perang dagang antara AS dan China tampaknya terus berlanjut dengan dampak yang semakin mendalam pada pasar digital global. Temu dan Shein yang menarik iklan dari Google adalah indikasi bahwa ketegangan ini akan terus memengaruhi strategi bisnis global. Bagi Alphabet, yang sudah terbukti tangguh menghadapi turbulensi, tantangan selanjutnya adalah bagaimana mempertahankan kinerjanya yang positif dan menjaga posisinya sebagai pemimpin di pasar iklan digital.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved