Google Luncurkan AI Generatif Gemma 2: Lebih Kuat dan Efisien
Tanggal: 22 Jul 2024 23:27 wib.
Google DeepMind telah mengumumkan model artificial intelligence (AI) generatif terbaru mereka, Gemma 2, yang diklaim mampu memberikan kinerja yang lebih baik dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Kemampuan Gemma 2 juga tersedia dalam dua ukuran parameter, yaitu 9 miliar (9B) dan 27 miliar (27B), yang membuatnya mampu menjalankan tugas komputasi AI dengan maksimal. Gemma 2 menjadi pesaing serius dalam pasar AI dengan kehadirannya mampu bersaing dengan model AI Meta Llama 3 8D.
Pengoperasian Gemma 2 juga tergolong praktis, didukung oleh satu host Google Cloud TPU atau GPU NVIDIA seperti A100 80GB dan H100 Tensor Core untuk performa tinggi dan biaya yang lebih efisien. Bahkan, pengguna biasa pun dapat mencoba Gemma 2 di PC atau laptop dengan GPU NVIDIA RTX melalui platform seperti Hugging Face Transformers di Google AI Studio. Dengan demikian, Gemma 2 hadir dengan dukungan yang luas, menjadikannya lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan pengguna.
Selain itu, Gemma 2 juga kompatibel dengan berbagai alat dan workflow lain seperti JAX, PyTorch, TensorFlow via native Keras 3.0, vLLM, Gemma.cpp, Llama.cpp, dan Ollama. Google telah memperkenalkan lisensi komersial yang ramah untuk Gemma, memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengkomersialkan inovasi mereka. Di bulan depan, pelanggan Google Cloud juga akan dapat menerapkan dan mengelola Gemma 2 di Vertex AI, menawarkan kemudahan akses bagi para pengguna Google Cloud.
Di samping itu, Google juga telah menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk memperluas aplikasi serta fitur terbarunya, yaitu penambahan 110 bahasa baru ke aplikasi Google Translate. Bahasa-bahasa tersebut termasuk bahasa Kanton, Punjabi (Shahmukhi), dan NKo, dan sekitar seperempat dari bahasa baru ini berasal dari Afrika. Google menyatakan bahwa seluruh bahasa baru tersebut mewakili 614 juta penutur, sekitar delapan persen dari populasi dunia.
Selain Google Translate, Google juga telah memperkenalkan model AI-nya, PaLM 2, yang membantu Google Translate dalam mempelajari bahasa-bahasa yang terkait erat satu sama lain dengan lebih efisien. Model AI ini mendukung bahasa-bahasa yang mirip dengan Hindi, seperti Awadhi dan Marwadi, serta bahasa kreol Prancis seperti Seychellois Creole dan Mauritian Kreol.
Isaac Caswell, seorang Senior Software Engineer Google Translate, menyatakan bahwa seiring kemajuan teknologi dan kerjasama dengan ahli bahasa dan penutur asli, Google akan terus mendukung lebih banyak variasi bahasa dan konvensi ejaan. Ini menunjukkan bahwa Google tidak hanya berfokus pada peningkatan AI generatif saja, tetapi juga mengamati dan mendorong perkembangan di berbagai bidang aplikasi lainnya seperti Google Translate.
Selain itu, Google juga telah meluncurkan fitur terbaru bernama "Summarize" yang didukung oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di aplikasi Gmail untuk perangkat iOS dan Android. Fitur AI ini memungkinkan pengguna untuk mengelola email dengan lebih efisien dan memberikan ringkasan singkat dari percakapan email yang panjang. Untuk mendukung fitur ini, Google memastikan bahwa fitur AI tersedia bagi pengguna yang berlangganan paket Google Workspace AI tertentu.
Fitur Summarize di aplikasi mobile dan panel samping Gemini di versi web hanya bisa diakses oleh pengguna yang berlangganan paket Google Workspace AI tertentu seperti Gemini untuk Bisnis dan Enterprise, Gemini untuk Pendidikan dan Pendidikan Premium, atau Google One AI Premium. Dengan inovasi ini, Google terus menunjukkan komitmennya dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan produktivitas dan kemudahan pengguna dalam mengelola email.