Sumber foto: iStock

Google Kembali Lakukan PHK! Efisiensi atau Dampak AI?

Tanggal: 1 Mar 2025 17:54 wib.
Google, sebagai salah satu raksasa teknologi dunia, kembali mengambil langkah drastis dengan merumahkan sejumlah karyawan. Kali ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut tidak hanya berdampak pada satu divisi, melainkan juga menyentuh bagian sumber daya manusia dan unit teknologi cloud yang merupakan salah satu pilar pertumbuhan perusahaan. 

Melalui sebuah memo internal yang disampaikan kepada para karyawan, perusahaan mengumumkan bahwa PHK ini adalah bagian dari reorganisasi internal yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Dalam memo tersebut yang ditandatangani oleh Fiona Cicconi, Kepala SDM Google, diungkapkan bahwa program resign secara sukarela akan dibuka bagi karyawan penuh waktu yang terdaftar di bagian people operations, dengan rencana pelaksanaan dimulai pada awal bulan Maret. 

Informasi ini mencuat di media, terutama CNBC Internasional, dan mencerminkan langkah perusahaan dalam menyesuaikan strategi bisnis dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Dalam konteks ini, penting untuk diketahui bahwa reorganisasi ini tidak terlepas dari kondisi keuangan perusahaan yang dilaporkan mengalamai penurunan pendapatan pada kuartal keempat, tepatnya pada laporan yang dirilis tanggal 3 Februari lalu.

Anat Ashkenazi, Kepala Keuangan Google, menekankan bahwa fokus perusahaan ke depan adalah untuk mendorong efisiensi biaya di tengah rencana besar Google untuk berinvestasi lebih dalam pada teknologi kecerdasan buatan (AI) yang diperkirakan akan mengalami perkembangan pesat pada tahun 2025. 

Hal ini menjadi penting mengingat teknologi AI semakin dominan dan dituntut untuk diintegrasikan secara luas di dalam produk dan layanan yang ditawarkan Google. Dalam konteks ini, perusahaan tidak hanya berusaha untuk beradaptasi, tetapi juga ingin tetap bersaing di pasar yang sangat kompetitif.

Karyawan yang terkena dampak PHK dalam divisi SDM akan mendapatkan pesangon yang cukup menarik, yaitu setara dengan 14 minggu gaji ditambah satu minggu untuk setiap tahun masa kerja mereka. Ini berlaku khusus bagi karyawan yang berada di level 4 dan level 5, yang merupakan posisi di tingkat menengah hingga senior. Pemberian pesangon ini menjadi penting dalam konteks mempertahankan citra perusahaan sebagai tempat kerja yang mendukung karyawan meskipun dalam keadaan yang penuh tantangan. 

Selain di bagian SDM, Google juga melakukan pemangkasan pada beberapa tim di unit cloud-nya. Pemangkasan ini berfokus pada staf yang terlibat dalam operasi pendukung, dan beberapa langkah efisiensi yang diambil termasuk memindahkan karyawan ke negara lain. 

Google mengonfirmasi bahwa perubahan ini adalah bagian dari proses bisnis yang normal. Juru bicara Google, Brandon Asberry, dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa timnya terus berupaya melakukan perubahan untuk beroperasi dengan lebih efisien, dengan menghilangkan lapisan-lapisan yang dianggap tidak perlu.

Pada awal tahun 2025, media juga melaporkan bahwa eksekutif di internal Google berencana untuk menawarkan pembelian saham kepada karyawan di salah satu unit yang merupakan bagian dari teknologi platform dan perangkat. Unit ini mencakup lebih dari 25.000 karyawan penuh waktu yang berkontribusi dalam berbagai produk seperti Android, Chrome, dan Pixel. 

Dengan langkah ini, Google menunjukkan dukungan terhadap karyawan yang teraik dampak, sekaligus memberi mereka kesempatan untuk memiliki saham perusahaan. Selain itu, karyawan yang terkena dampak PHK juga diberikan waktu untuk mengeksplorasi berbagai peran lain di dalam perusahaan yang sama.

Isu PHK besar-besaran ini tidak hanya terjadi di Google, tetapi juga merambah ke perusahaan teknologi lain seperti Microsoft dan Meta Platforms. Pada tahun 2025, Microsoft menekankan bahwa alasannya dalam melakukan PHK adalah untuk memfokuskan pada karyawan yang memiliki kinerja terbaik. 

Beberapa karyawan bahkan diberhentikan secara langsung tanpa pesangon, sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak. Surat pemutusan hubungan kerja yang dikeluarkan oleh Microsoft menegaskan bahwa tindakan tersebut diambil karena para karyawan tersebut dianggap tidak memenuhi standar kinerja yang diharapkan.

Di sisi lain, Meta Platforms juga mengumumkan PHK yang serupa, dan mengindikasikan bahwa mereka berfokus pada karyawan yang tidak memenuhi ekspektasi. CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan pemangkasan 5% dari total tenaga kerja, yang setara dengan 3.600 karyawan, dalam usaha untuk merampingkan organisasi dan mempersiapkan masa depan yang lebih kompetitif, terutama dalam domain AI. 

Karyawan yang terkena dampak dari pemangkasan juga dipastikan akan menerima paket pesangon yang adil, meskipun beberapa yang terkena dampak sebelumnya menerima notifikasi melalui email, menimbulkan kekhawatiran dan tanda tanya mengenai transparansi manajemen perusahaan.

Fenomena PHK di kalangan perusahaan besar ini menggambarkan tantangan yang dihadapi sektor teknologi di tahun 2025 dan memberikan gambaran suram tentang masa depan pekerjaan di industri ini. Meski banyak perusahaan berusaha untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar dan teknologi, masih banyak yang harus dipertimbangkan untuk menjaga stabilitas karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. 

Perusahaan-perusahaan kini lebih cenderung melakukan pemotongan biaya dan meninjau kembali struktur tenaga kerja agar sesuai dengan visi mereka di masa depan. Keputusan ini tentunya akan memiliki dampak jangka panjang, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun untuk ekosistem industri teknologi secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved