Google Kalah Gugatan, Play Store Harus Diatur Ulang
Tanggal: 13 Okt 2024 18:21 wib.
Selain berselisih dengan Apple, Epic Games juga punya masalah dengan Google terutama untuk urusan Play Store. Dipicu oleh gugatan monopoli Google terhadap aplikasi yang ada di Play Store, masalah komisi 30% yang dikenakan oleh Google terhadap tiap pembelian dalam aplikasi di Play Store.
Gugatan yang diajukan oleh Epic Games terhadap Google terkait Play Store telah menarik perhatian publik. Epic Games, pengembang populer di balik game Fortnite, telah lama berselisih dengan dua raksasa teknologi ini. Epic Games menyatakan bahwa Google telah mengekang kebebasan pengguna dan pengembang aplikasi melalui praktik monopoli pada Play Store.
Google, melalui kebijakan Play Store-nya, telah menerapkan komisi sebesar 30% terhadap setiap transaksi pembelian dalam aplikasi yang diunduh melalui platformnya. Hal ini menjadikan Google sebagai penentu utama dari pendapatan besar yang dihasilkan oleh developer aplikasi. Kontroversi ini semakin memuncak setelah Epic Games mengajukan gugatan terkait hal tersebut.
Pada Agustus 2020, Epic Games telah mencoba untuk menghindari komisi 30% yang diberlakukan oleh Google dan Apple dengan memperkenalkan sistem pembayaran dalam game Fortnite yang tidak melalui kedua platform tersebut. Namun, hal ini langsung ditindaklanjuti dengan penghapusan Fortnite dari Play Store dan App Store. Epic Games kemudian menggugat baik Google maupun Apple, menuduh keduanya melakukan praktik monopoli.
Epic Games memutuskan ingin melakukan putaran lain. Kali ini menyeret Samsung ke dalam pertarungan demi keuntungan. Masalahnya berpusat pada rencana Epic untuk meluncurkan tokonya sendiri di perangkat Android, yang akan memungkinkannya untuk mendistribusikan gimnya tanpa harus membayar potongan besar dalam pendapatan.
Recent court filings in the company’s lawsuit against Google, however, revealed that the internet giant needs to re-evaluate and modify some of their business practices. Fakta di balik gugatan ini menunjukkan bahwa Google terbukti melakukan praktik yang merugikan dan menghambat para pengembang aplikasi. Gugatan tersebut meruntuhkan karakter baik Google dan menunjukkan praktik monopoli yang dijalankan.
Kesimpulan dari hasil gugatan ini menunjukkan bahwa Google harus melakukan perubahan besar-besaran di sistem regulasi Play Store dan kebijakan komisinya. Google perlu memberikan kebebasan lebih kepada para pengembang dan pengguna dalam hal pembelian dalam aplikasi. Sejumlah regulasi perlu diatur ulang agar tidak mengekang inovasi dan kebebasan dalam ekosistem aplikasi digital.
Dalam kasus yang melibatkan Epic Games dan Google terkait permasalahan di Play Store, hukum telah membuktikan bahwa praktik syarat dan ketentuan Play Store perlu diperbaiki. Faktor-faktor seperti komisi 30% dalam aplikasi perlu digugat untuk memastikan keadilan dan kebebasan ekonomi dalam ekosistem digital. Kasus ini menjadi momentum penting bagi Google untuk mulai merevisi kebijakan dan mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh para pengembang serta pengguna Play Store.
Dari perubahan yang sedang terjadi, diharapkan agar ke depannya para pengembang aplikasi dan pengguna Play Store dapat menikmati lingkungan yang lebih terbuka dan adil. Proses hukum ini juga menjadi contoh bagi perusahaan teknologi lainnya untuk tidak mengekang kebebasan dan inovasi di dalam ekosistem digital yang semakin berkembang pesat.
Dengan adanya gugatan ini, diharapkan Google memperhatikan keadilan dan kebebasan dalam ekosistem Play Store. Keputusan hukum yang menunjukkan bahwa Google perlu melakukan perubahan besar-besaran dalam sistem regulasinya di Play Store menandakan bahwa keadilan dan kebebasan ekonomi harus dijunjung tinggi, bahkan di ranah digital.