Sumber foto: iStock

Gerak-gerik Anda Dipantau 24 Jam? Bocoran Mengejutkan Tentang Meta, HP Android, dan Ancaman Privasi di Baliknya

Tanggal: 13 Jun 2025 10:54 wib.
Di era digital saat ini, privasi seolah menjadi barang langka, apalagi bagi pengguna smartphone berbasis Android. Temuan terbaru mengungkap bahwa Meta—perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp—dapat melacak aktivitas pengguna Android selama 24 jam penuh, tanpa sepengetahuan maupun persetujuan mereka.

Laporan dari BGR (12/6/2025) membongkar praktik mencengangkan ini. Meta dilaporkan memanfaatkan browser Android untuk memantau seluruh aktivitas online penggunanya, termasuk riwayat kunjungan ke situs web, klik, dan transaksi pembelian. Bahkan, ketika pengguna menggunakan mode incognito atau VPN, Meta tetap bisa menyusup dan merekam jejak digital tersebut.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, pengawasan ini tetap berlangsung jika pengguna masuk ke akun Facebook atau Instagram saat berselancar di internet melalui browser Android. Artinya, meskipun pengguna merasa aman dengan perlindungan VPN atau mode penyamaran, data mereka tetap dapat dihubungkan dengan akun media sosial mereka oleh sistem pelacakan canggih milik Meta.

Temuan serius ini pertama kali diungkap oleh Gunes Acar, seorang peneliti dari Radboud University, Belanda. Ia menemukan bahwa Meta menyematkan pelacak bernama Meta Pixel pada sekitar 20% dari situs paling populer di internet. Teknologi ini secara diam-diam menghubungkan aktivitas web pengguna langsung ke platform Facebook dan Instagram di perangkat Android mereka.

Apa yang membuat metode ini sangat berbahaya adalah kemampuannya menyusup bahkan ke sistem perlindungan canggih, seperti incognito mode dan VPN, yang selama ini dipercaya mampu menjaga kerahasiaan pengguna. Meta diduga sengaja menyembunyikan mekanisme pelacakan tersebut agar tidak terdeteksi, sehingga pengguna tidak menyadari bahwa mereka sedang diawasi.

Meski begitu, pihak Meta menyatakan bahwa fitur pelacakan ini telah dihentikan. Namun, kekhawatiran tetap ada. Banyak pihak mendesak agar transparansi dan akuntabilitas dari perusahaan sebesar Meta diperkuat, terutama terkait cara mereka memperlakukan data pribadi pengguna.

Google, sebagai pemilik sistem operasi Android, juga mulai mengambil langkah perbaikan melalui pembaruan browser Google Chrome untuk menghambat upaya pelacakan semacam ini. Mozilla Firefox pun dikabarkan tengah mengembangkan sistem perlindungan tambahan yang mampu menahan perangkat pelacak Meta agar tidak bisa masuk ke sistem pengguna.

Sementara itu, DuckDuckGo, yang dikenal dengan komitmennya terhadap privasi pengguna, menyatakan tidak terdampak oleh pelacakan Meta, memberikan opsi alternatif yang lebih aman bagi pengguna yang khawatir terhadap pengawasan online.

Apple, di sisi lain, telah lebih dulu menerapkan kebijakan privasi ketat melalui sistem operasi iOS. Fitur perlindungan ini mencegah aplikasi pihak ketiga, termasuk Facebook dan Instagram, mengakses data pengguna secara sembarangan. Apple juga menambahkan fitur notifikasi yang memberi tahu pengguna jika ada aplikasi yang mencoba melacak aktivitas mereka di luar platform.

Namun, ketegangan antara Meta dan Apple meningkat. Meta baru-baru ini mengajukan 15 permintaan kepada Apple agar diberi akses ke data pengguna iPhone, sesuai dengan peraturan Digital Markets Act (DMA) yang berlaku di Uni Eropa. Jika permintaan ini dikabulkan, Meta bisa mendapat jalan masuk untuk mengakses lebih banyak data pengguna iPhone.

Apple menolak permintaan tersebut dengan tegas, menyatakan bahwa hal itu berisiko mengurangi tingkat perlindungan privasi yang selama ini menjadi harapan pengguna. Apple khawatir jika akses itu diberikan, aplikasi Meta seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram dapat mengeksploitasi data pribadi secara lebih agresif.

BGR bahkan menyebutkan potensi bahaya lebih jauh lagi. Jika Apple tunduk pada permintaan Meta, maka aplikasi-aplikasi tersebut bisa memiliki akses untuk membaca pesan dan email, memantau panggilan telepon, melacak aplikasi yang digunakan, melihat dan memindai foto, mengakses file hingga informasi kalender pengguna. Hal ini tentu menjadi ancaman serius terhadap kebebasan dan kerahasiaan pribadi.

Apa yang Bisa Dilakukan Pengguna?

Ancaman semacam ini menuntut pengguna untuk lebih bijak dan sadar digital. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk melindungi privasi:



Batasi izin akses aplikasi. Cek pengaturan aplikasi dan nonaktifkan akses ke kamera, mikrofon, lokasi, dan kontak jika tidak diperlukan.


Gunakan browser yang mengutamakan privasi, seperti DuckDuckGo atau Brave.


Hindari login ke akun media sosial saat berselancar, terutama saat mengakses situs sensitif atau menggunakan mode incognito.


Perbarui aplikasi dan sistem operasi secara rutin agar mendapatkan perlindungan terbaru dari vendor.


Aktifkan fitur keamanan tambahan, seperti two-factor authentication (2FA) pada akun penting.



Privasi di era digital bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Meskipun kenyamanan seringkali membuat kita lalai, data pribadi adalah aset berharga yang bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Ketahui hak Anda, lindungi data Anda, dan jangan biarkan siapa pun mengawasi tanpa izin.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved