Generasi Z Beralih ke Sumber Berita Baru: Pengaruh Influencer di Media Sosial
Tanggal: 20 Nov 2024 09:59 wib.
Google yang selama ini menjadi rujukan utama masyarakat dalam mencari informasi, kini mulai ditinggalkan oleh generasi Z. Generasi Z atau Gen Z di Amerika Serikat ramai-ramai beralih ke sumber berita baru, yaitu influencer di media sosial. Pengaruh influencer kini semakin kuat, terutama dalam membahas topik politik, seperti pemilihan presiden AS yang baru-baru ini berlangsung.
Riset yang dilakukan oleh Pew Research Center terhadap 10.658 orang Amerika selama musim panas 2024 menjadi bukti bahwa generasi Z lebih memilih influencer sebagai sumber berita utama mereka.
Riset ini melibatkan 500 influencer berita populer dan meninjau 28.000 akun media sosial sebagai sampelnya. Lebih lanjut, survei nasional yang dilakukan terhadap warga Amerika juga menunjukkan bahwa sebanyak 37% warga AS yang berusia 18 hingga 29 tahun secara teratur mendapatkan informasi politik dari para influencer di media sosial.
Peran influencer dalam menyebarkan informasi politik kini tak bisa dianggap remeh. Mereka banyak ditemukan di berbagai platform media sosial seperti X, Instagram, YouTube, Facebook, serta Thread.
Para influencer ini secara terang-terangan menyatakan orientasi politik mereka, baik itu sebagai Republikan, konservatif, atau pendukung Donald Trump, maupun sebagai Demokrat, liberal, atau pendukung Kamala Harris. Dengan begitu, mereka mampu mempengaruhi pandangan politik generasi muda yang menjadi pengikut setia mereka.
Dari survei yang dilakukan, kebanyakan dari mereka yang menonton berita dari influencer di media sosial menyatakan bahwa para influencer telah membantu mereka untuk lebih memahami peristiwa dan isu-isu terkini.
Bahkan, banyak yang menganggap bahwa berita yang mereka dapatkan dari influencer memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari berita yang mereka dapatkan dari sumber-sumber lain.
Tak hanya sebagai pengganti media tradisional, influencer juga memiliki peran penting saat pemilihan presiden AS 2024 berlangsung. Baik Partai Republik maupun Demokrat memberikan kredensial kepada kreator konten tersebut untuk meliput konvensi mereka. Selain itu, para influencer juga diundang untuk mewawancarai para kandidat serta mengadakan penggalangan dana untuk mereka.
Dengan begitu, tak heran jika generasi Z kini lebih memilih mengikuti berita politik melalui influencer di media sosial daripada sumber-sumber tradisional. Fenomena ini menunjukkan bahwa para influencer memiliki pengaruh yang besar terhadap persepsi politik dan keputusan generasi muda di Amerika Serikat.
Maka tidak mengherankan jika peran influencer di media sosial akan semakin terus berkembang di masa depan sebagai sumber utama informasi bagi generasi Z.
Sebagai tambahan, penting untuk diakui bahwa perubahan tren ini juga berdampak besar pada industri media dan pencarian informasi online. Perusahaan-perusahaan besar, seperti Google, tentu harus mulai memperhatikan perubahan perilaku pengguna internet, terutama generasi Z, dalam menggunakan platform media sosial sebagai sumber utama informasi. Itu berarti, strategi pemasaran, algoritma pencarian, dan pengembangan teknologi juga harus disesuaikan dengan tren baru ini.
Dalam konteks yang lebih luas, fenomena ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, namun dapat menjadi acuan bagi negara-negara lain dalam menyikapi perubahan perilaku konsumen informasi.
Kebijakan strategis serta pengembangan platform media sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan tren ini agar dapat tetap relevan dan berperan sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya.