Sumber foto: iStock

Gen Z Mulai Tinggalkan Smartphone: Tren Aneh atau Strategi Menyelamatkan Kesehatan Mental?

Tanggal: 25 Mei 2025 00:59 wib.
Di tengah ledakan inovasi teknologi, tren mengejutkan justru muncul dari generasi muda, khususnya Gen Z. Alih-alih semakin tergantung pada smartphone canggih, sebagian dari mereka justru memilih mundur dan kembali menggunakan handphone sederhana alias feature phone. Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang, tapi juga mulai mencuri perhatian publik Amerika Serikat.

Salah satu tokoh yang aktif mengampanyekan tren ini adalah Jose Briones, seorang influencer yang dikenal di komunitas 'dumb phone'. Dalam wawancaranya dengan CNBC International, Briones menyebut bahwa sebagian Gen Z mengalami kejenuhan terhadap layar smartphone. "Mereka bosan dengan layar dan distraksi yang menyertainya," ujar Briones.

Lebih dari sekadar nostalgia atau gaya hidup retro, fenomena ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk melepaskan diri dari jeratan digital. Generasi muda kini semakin menyadari dampak negatif dari paparan sosial media yang terus-menerus. Tekanan sosial, ekspektasi yang tidak realistis, hingga fear of missing out (FOMO), membuat mereka merasa kelelahan secara emosional dan mental.

Dalam konteks ini, handphone sederhana hadir sebagai bentuk ‘pelarian’ yang lebih sehat. Tanpa aplikasi media sosial, notifikasi tanpa henti, atau umpan konten yang tak berkesudahan, feature phone memberi ruang untuk hidup yang lebih tenang dan terfokus.

Salah satu perusahaan yang diuntungkan dari tren ini adalah HMD Global, pemegang lisensi merek Nokia. Perusahaan ini masih memproduksi berbagai model ponsel klasik yang dulu sempat mendominasi pasar pada awal 2000-an. Kehadiran kembali ponsel-ponsel ini bukan hanya membawa nostalgia, tapi juga menjawab kebutuhan baru di era digital yang mulai jenuh.

Data penjualan mendukung tren ini. Di Amerika Serikat, penjualan feature phone melonjak tajam pada tahun 2022, mencapai puluhan ribu unit per bulan. Ini merupakan ironi di tengah penurunan penjualan ponsel secara global. Hal yang sama juga tercermin di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan India, yang menurut laporan Counterpoint Research menyumbang sekitar 80% dari total pasar feature phone secara global tahun lalu.

Sementara itu, di Indonesia, pasar smartphone mengalami dinamika yang cukup signifikan. Beberapa tahun terakhir, daya beli masyarakat tercatat menurun, yang berdampak pada penjualan HP pintar. Laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari IDC menunjukkan bahwa pada 2023, pengiriman unit smartphone di Indonesia turun 14,3%, hanya mencapai 35 juta unit.

Namun, kondisi ini mulai membaik sepanjang 2024. Pasar smartphone nasional mencatat pertumbuhan positif sebesar 15,5% secara tahunan, dengan jumlah pengiriman hampir menyentuh angka 40 juta unit. Pertumbuhan ini menjadi angin segar bagi industri teknologi yang sempat mengalami stagnasi.

Secara lebih detail, IDC mencatat bahwa paruh pertama tahun 2024 menjadi titik balik bagi banyak vendor smartphone yang sebelumnya mengalami masa sulit. Pada kuartal IV-2024, pasar HP Indonesia tumbuh 9,6% dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun hanya naik tipis 0,2% secara kuartalan.

Pertumbuhan paling besar datang dari segmen ultra low-end, yaitu smartphone dengan harga di bawah Rp 1,6 juta, yang dipimpin oleh merek Transsion. Sementara itu, segmen kelas menengah (Rp 3,2 – Rp 9,8 juta) juga mengalami lonjakan sebesar 24,9% secara tahunan, dengan OPPO sebagai pemimpin pasar.

Namun, berbeda halnya dengan segmen premium. Smartphone dengan harga di atas Rp 10 juta justru mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2%. Penyebab utamanya adalah pelarangan penjualan iPhone 16 pada kuartal akhir 2024. Hal ini turut memengaruhi dinamika penjualan perangkat kelas atas di Indonesia.

Selain itu, tahun 2024 juga menjadi titik penting dalam adopsi teknologi 5G di Tanah Air. Pangsa pasar smartphone 5G meningkat dari 17,1% menjadi 25,8% dalam setahun. Lonjakan ini didorong oleh peluncuran berbagai model baru yang menawarkan konektivitas 5G dengan harga yang lebih ramah di kantong.

Fenomena beralihnya sebagian Gen Z ke feature phone dan dinamika pasar smartphone di Indonesia mencerminkan dua sisi berbeda dari perkembangan teknologi. Di satu sisi, teknologi terus berinovasi dengan fitur-fitur canggih dan konektivitas super cepat. Di sisi lain, manusia tetap mencari keseimbangan dengan kembali ke bentuk teknologi yang lebih sederhana dan minim distraksi.

Dalam perspektif yang lebih luas, ini bukan sekadar pergeseran tren, tetapi juga refleksi dari kebutuhan akan kesehatan mental dan kualitas hidup yang lebih baik di era digital. Tren ini bisa menjadi sinyal bagi perusahaan teknologi untuk tidak hanya berfokus pada kecanggihan, tetapi juga mempertimbangkan sisi humanistik dari pengguna mereka.

Ke depan, menarik untuk melihat apakah tren dumb phone ini akan bertahan lama, atau hanya menjadi fenomena sesaat. Yang jelas, generasi muda kini mulai lebih sadar akan pe
Copyright © Tampang.com
All rights reserved