Tampang
Gemini AI Bisa Hapus Watermark? Google Dikecam, Fotografer Waswas!
Sumber foto: iStock

Gemini AI Bisa Hapus Watermark? Google Dikecam, Fotografer Waswas!

Tanggal: 25 Mar 2025 14:48 wib.
Dalam era digital yang semakin canggih, teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang dengan pesat, dan salah satu inovasi terbaru datang dari Google. Mereka telah meluncurkan kemampuan baru dalam model AI mereka, Gemini AI, yang kini dapat menghapus watermark atau tanda air dari gambar. Fitur ini mencakup berbagai jenis gambar, termasuk foto-foto resmi yang diterbitkan oleh lembaga ternama seperti Getty Images dan berbagai media populer lainnya. 

Melalui pengumuman yang dirilis oleh Google, terdapat fitur eksperimental dalam model Gemini 2.0 Flash yang kini lebih diperluas aksesnya bagi para pengembang. Meskipun fitur ini tidak sepenuhnya baru — karena beberapa model AI lainnya juga sebelumnya mampu menghapus watermark — Gemini 2.0 Flash diklaim lebih efektif dan presisi dibandingkan dengan model-model sebelumnya. Ini menjadikan Gemini 2.0 Flash sebagai salah satu inovasi paling menjanjikan dalam dunia pengolahan gambar menggunakan AI.

Lebih dari sekadar menghapus watermark, Gemini 2.0 Flash juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mengisi celah atau ruang kosong pada gambar yang ditinggalkan setelah penghapusan watermark. Ini berarti hasil akhir gambar akan terlihat lebih alami dan mulus, sehingga membuat proses pengeditan gambar menjadi lebih nyaman dan efisien. Proses ini seolah memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengubah dan bahu-membahu menciptakan karya baru tanpa batas, yang bisa sangat menarik bagi banyak orang, terutama di industri kreatif.

Namun, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Gemini 2.0 Flash. Berdasarkan pengamatan pengguna di platform seperti X dan Reddit, terdapat masalah dalam menghapus watermark tertentu, khususnya watermark yang bersifat semi-transparan. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang seberapa efektif teknologi ini dalam berbagai konteks penggunaan. Meskipun gemilang di banyak aspek, tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi ini masih dalam fase pengembangan dan penyempurnaan.

Meskipun fitur ini dipasarkan sebagai "eksperimental" dan tidak untuk penggunaan produksi, dampaknya terhadap industri fotografi dan seni visual bisa sangat besar. Bagi para fotografer dan seniman yang sering menggunakan watermark untuk melindungi karya mereka, kehadiran teknologi ini tentunya menjadi sumber kekhawatiran.

Watermark berfungsi sebagai identitas visual milik seniman, memastikan bahwa karya mereka diakui dan dihargai dengan layak oleh pembeli potensial. Jika pengguna internet bisa dengan mudah menggunakan teknologi ini untuk menghapus tanda air, bagaimana nasib para fotografer dalam memperoleh penghasilan dari karya-karya mereka?

Penting untuk dicatat bahwa menghapus watermark tanpa izin dari pemilik karya merupakan pelanggaran hak cipta. Di banyak yurisdiksi, termasuk Amerika Serikat, melanggar hak cipta bisa mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius. Oleh karena itu, tantangan etis dan legal dari fitur seperti Gemini 2.0 Flash ini harus diperhatikan dengan matang. 

Menelisik lebih dalam, kita mungkin menemukan bahwa fitur-fitur seperti ini bisa membuka jalan bagi inovasi yang lebih besar di masa depan. Dalam konteks pasar seni dan gambar, bagaimana seniman dapat melindungi kreasi mereka di tengah kemajuan teknologi yang demikian pesat? Apakah langkah-langkah baru diperlukan untuk melindungi hak cipta, atau akankah industri menemukan cara baru untuk menyesuaikan diri dengan realitas baru ini? 

Selain itu, di sektor industri kreatif yang lebih luas, penggunaan AI dalam mengedit gambar bisa membawa perubahan signifikan dalam cara orang berinteraksi dengan seni visual. Misalnya, desainer grafis, pembuat konten, hingga pemasar, mungkin akan mendapatkan banyak keuntungan dari kemampuan ini untuk menciptakan gambar yang lebih memungkinkan dengan kualitas tinggi. Namun, soal hak cipta dan pengakuan karya tetap menjadi bagian integral yang tidak boleh diabaikan.

Di sisi lain, Google sendiri memberikan label pada fitur pembuatan gambar Gemini 2.0 Flash, menandakan adanya pengawasan yang ketat. Dengan adanya label "bukan untuk penggunaan produksi," pengguna diharapkan untuk memahami bahwa teknologi ini masih dalam tahap uji coba, sehingga ada risiko dan ketidakpastian yang menyertainya. Masih terdapat peluang bagi Google untuk memperbaiki dan mengoptimalkan fitur ini agar lebih sesuai dengan standar yang diharapkan oleh para pengguna serta industri secara keseluruhan. 

Menghadapi perkembangan yang begitu cepat, penting bagi industri dan konsumen untuk terus belajar dan beradaptasi. Langkah ke depan akan mengharuskan banyak pihak untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menjaga integritas karya sambil tetap memanfaatkan manfaat besar yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi. Bagaimana perubahan ini akan berpengaruh terhadap dunia fotografi dan seni visual dalam beberapa tahun ke depan? Itu akan menjadi pertanyaan yang menarik untuk disimak seiring dengan berkembangnya teknologi ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved