Gaya Penipuan Baru Muncul di Gmail, Begini Modus Link Hovering
Tanggal: 14 Nov 2024 18:25 wib.
Sebagai pengguna yang aktif di platform Gmail, sudah menjadi kebiasaan untuk mewaspadai adanya modus penipuan baru. Salah satu modus terbaru yang cukup meresahkan adalah teknik link hovering yang muncul dalam pesan email.
Berbeda dengan modus penipuan lainnya yang mungkin sudah banyak dikenal, teknik link hovering ini mampu bersifat sangat rahasia dan menyamarkan alamat situs agar terlihat aman.
Bahkan, saat pengguna sudah melakukan hover atau mengarahkan kursor ke link untuk melihat tujuan aslinya, keselamatan data, informasi pribadi, dan keamanan perangkat dapat menjadi taruhannya.
Tak jarang penjahat dunia maya dengan maksud jahat memanfaatkan teknik ini untuk mencuri informasi pribadi pengguna atau merusak perangkat mereka. Tidak heran jika para ahli keamanan siber dan pihak berwenang terus mengimbau pengguna untuk memperhatikan tautan yang mereka klik, terutama dalam pesan email yang mereka terima.
Modus penipuan yang semakin canggih tidak bisa dianggap enteng. Baik pengguna perorangan maupun perusahaan harus semakin kritis dalam menghadapi ancaman ini. Untuk itu, pengguna perlu memahami teknik-teknik baru yang digunakan oleh para penjahat siber untuk menghindari kerugian yang bisa ditimbulkan dari aksi mereka.
Salah satu cara untuk mengurangi risiko jatuh korban dari modus penipuan link hovering adalah dengan memahami cara pengecekan tautan yang masuk ke dalam pesan email.
Sebagai contoh, saat pengguna menerima sebuah email yang mengandung tautan, mereka dapat melakukan teknik hovering untuk melihat apakah tujuan sebenarnya dari tautan tersebut. Prinsipnya sederhana, pengguna hanya perlu mengarahkan kursor ke link tanpa mengkliknya, sehingga akan muncul alamat situs asli dari tautan tersebut.
Namun, metode ini juga harus dilakukan dengan hati-hati, karena modus penipuan kini semakin canggih dan sulit untuk dideteksi secara manual. Bahkan, beberapa kasus penipuan yang dilaporkan menunjukkan bahwa penipu dapat memalsukan tampilan alamat situs asli agar terlihat sama persis dengan domain resmi, sehingga pengguna tidak bisa mengandalkan metode ini sepenuhnya.
Lebih lanjut, jika sebuah email mengandung tautan yang mencurigakan, sebaiknya pengguna tidak mengkliknya dan lebih baik langsung melaporkan ke pihak yang berwenang.
Pada tahun 2020, pakar keamanan siber yang bekerja di KnowBe4 telah mengeluarkan peringatan mengenai ketidakamanan menggunakan metode pengecekan dengan link hovering. Mereka menemukan bahwa tidak semua tautan yang dicek dengan cara ini dapat dianggap aman, mengingat penjahat siber terus mengembangkan teknik untuk mengelabui pengguna.
Selain memalsukan tautan agar terbaca seolah-olah situs asli, penjahat dunia maya juga mulai memalsukan teks tautan hovering yang muncul di pojok bawah layar. Mereka menggunakan beberapa kode sederhana HTML untuk mengedit label teks mouse over, sehingga mengelabui pengguna dalam mengecek tujuan sebenarnya dari tautan tersebut.
Tak hanya itu, penjahat dunia maya juga dapat mengelabui pengguna dengan memalsukan link hovering sehingga pengguna tertipu dan diarahkan ke situs palsu. Hal ini berhasil dilakukan dengan menampilkan teks tautan palsu tepat di sebelah tautan asli yang diarahkan, sehingga membuat pengguna tidak melihat ke tempat lain selain URL yang muncul di samping tautan.
Untuk mengurangi risiko jatuh korban dari modus penipuan baru ini, Google sebagai perusahaan yang mengelola Gmail terus berupaya meningkatkan keamanan bagi para penggunanya.
Mereka memblokir lebih dari 99,9% spam, upaya phishing, dan malware agar tidak sampai ke pengguna, serta secara otomatis memindai lampiran dalam pesan yang dikirim dan diterima untuk mencari virus.
Menurut pernyataan dari juru bicara Google yang dikutip dari Forbes, pengguna juga disarankan untuk mengikuti kuis phishing Gmail, yang menjadi salah satu cara untuk membantu mereka mempelajari cara mengenali email yang mencurigakan.
Namun demikian, pengguna juga tidak boleh lengah dan terlalu bergantung pada keamanan yang disediakan oleh pihak platform semata, karena minimnya metode perlindungan yang sepenuhnya efektif.
Secara keseluruhan, para pengguna Gmail harus menjadi lebih sadar akan modus penipuan baru yang menggunakan teknik link hovering. Selain itu, mereka juga perlu terus meningkatkan pengetahuan mereka mengenai berbagai ancaman siber yang mungkin dihadapi.
Dengan demikian, diharapkan para pengguna dapat lebih berhati-hati dan cerdas dalam menggunakan layanan email, serta dapat mengurangi tingkat kerentanan terhadap berbagai modus penipuan di dunia maya.