Foxconn Tetap Optimis Hadapi Tarif Baru Donald Trump, Apa Rahasianya?
Tanggal: 28 Nov 2024 16:54 wib.
Foxconn, perusahaan manufaktur asal Taiwan yang memproduksi iPhone, memperkirakan bahwa dampak dari tarif baru yang dijatuhkan oleh Presiden terpilih AS Donald Trump tidak akan terlalu berdampak pada perusahaannya jika dibandingkan dengan para pesaingnya. Young Liu, ketua produsen kontrak Apple di Foxconn, menyatakan bahwa setiap tarif baru yang diterapkan lebih banyak dirasakan oleh klien mereka, karena model bisnisnya berbasis pada manufaktur kontrak.
Menyikapi kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden terpilih AS Donald Trump, Young Liu melihat bahwa dampak utama dari kebijakan tersebut cenderung lebih besar dirasakan oleh klien Foxconn daripada perusahaan itu sendiri. Liu menyatakan bahwa klien mungkin memutuskan untuk memindahkan lokasi produksi mereka, namun melihat jejak global Foxconn, perusahaan tersebut lebih unggul dalam menghadapi situasi ini. Oleh karena itu, dampaknya terhadap Foxconn diperkirakan lebih kecil dibandingkan dengan pesaing mereka.
Pada awal minggu ini, Presiden terpilih AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk memberlakukan tarif sebesar 25% untuk semua produk dari Meksiko dan Kanada, serta akan melakukan tambahan tarif sebesar 10% untuk barang-barang yang diimpor dari China.
Foxconn, yang memiliki fasilitas manufaktur besar di China termasuk pabrik perakitan iPhone yang sangat besar, telah meningkatkan investasinya di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Meksiko, dan Vietnam sebagai bagian dari upaya diversifikasi rantai pasokan. Di Meksiko, perusahaan ini sedang membangun fasilitas manufaktur yang besar untuk memproduksi server AI Nvidia GB200 AI.
Liu juga menegaskan bahwa Foxconn hanya akan dapat membagikan lebih banyak rincian tentang rencana perusahaan mereka di AS setelah 20 Januari, ketika Trump mulai menjabat dan kebijakan serta perubahan tarif menjadi lebih jelas. Ia menyatakan bahwa setelah tanggal tersebut, Foxconn akan memiliki strategi yang sesuai dengan keadaan yang ada.
Dalam menghadapi ketidakpastian terkait kebijakan tarif yang terus berubah, Liu menambahkan, "Apa yang Anda lihat sekarang adalah permainan antar negara, bukan antar perusahaan. Apakah itu 25% atau tambahan 10%, hasilnya masih belum pasti karena mereka terus bernegosiasi. Kami terus beradaptasi dan menyempurnakan strategi global kami."
Kontroversi terkait dengan kebijakan tarif Trump terhadap produk impor telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi industri manufaktur, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap rantai pasokan global. Situasi ini memaksa perusahaan-perusahaan seperti Foxconn untuk terus mencari cara untuk mengantisipasi dan mengatasi potensi hambatan dalam rantai pasokannya.
Dengan kebijakan tarif yang terus berubah dan situasi global yang dinamis, perusahaan-perusahaan manufaktur seperti Foxconn harus senantiasa melakukan penyesuaian strategi untuk memastikan kelancaran bisnisnya di tengah dinamika ekonomi global.
Penerapan kebijakan tarif dapat memiliki dampak yang kompleks dan beragam bagi perusahaan-perusahaan manufaktur, terutama dalam industri teknologi seperti pabrik perakitan iPhone. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu untuk terus berinovasi dalam menghadapi tantangan dari kebijakan proteksionisme perdagangan internasional.
Dengan demikian, Foxconn harus dapat memastikan bahwa strategi rantai pasokannya dapat menanggapi perubahan kebijakan perdagangan internasional sehingga bisnisnya tetap berkelanjutan.