Sumber foto: iStock

Foxconn Siap Hadapi Tantangan Global: Diversifikasi Bisnis ke AI dan Mobil Listrik

Tanggal: 16 Nov 2024 22:56 wib.
Perusahaan manufaktur elektronik raksasa Foxconn, yang dikenal atas kerja sama jangka panjangnya dengan Apple, sedang menghadapi perubahan strategis untuk mengejar peluang bisnis baru.

Mereka berencana memperluas operasi mereka ke industri server kecerdasan buatan (AI) dan mobil listrik (EV). Meskipun demikian, tantangan dan hambatan dari berbagai sektor, termasuk regulasi perdagangan antarnegara, turut mewarnai rencana perusahaan asal Taiwan ini.

Strategi diversifikasi ini dimulai dari kebutuhan akan sumber pendapatan baru. Foxconn telah menyadari pentingnya beralih fokus ke bisnis server kecerdasan buatan (AI) mengingat kemajuan teknologi yang semakin mengarah ke arah digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan. Selain itu, perusahaan juga ingin meraih potensi yang besar di industri mobil listrik (EV) yang tengah mengalami pertumbuhan yang pesat.

Namun, rencana untuk mengambil pangsa pasar 5% di industri mobil listrik pada tahun 2025 harus ditunda karena masalah yang dihadapi, terutama terkait dengan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Presiden terpilih AS Donald Trump, pada masa itu, telah mengancam untuk menerapkan tarif yang signifikan terutama pada produk yang berasal dari Tiongkok. Kebijakan ini akan berdampak langsung pada Foxconn yang memiliki pabrik produksi di Zhengzhou, Tiongkok.

Tidak hanya itu, pengumuman Trump tentang kebijakan tarif ini juga membuat Foxconn harus meninjau kembali rencana investasinya di berbagai negara. Meskipun begitu, perusahaan ini tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan investasi di negara-negara yang menjadi basis produksi mereka, seperti Amerika Serikat, Meksiko, dan Vietnam. 

Dalam upayanya mendiversifikasi rantai pasokan, Foxconn telah memperluas produksi di India. Hal ini merupakan bagian dari strateginya untuk mengurangi ketergantungan pada produksi di Tiongkok, mengingat kondisi politik dan ekonomi yang tidak menentu di sana.

Meskipun begitu, ketidakpastian yang disebabkan oleh pergolakan politik dan perubahan kebijakan perdagangan menjadi salah satu kendala bagi perusahaan dalam mengimplementasikan strategi diversifikasi ini.

Chairman Foxconn, Young Liu, telah menyampaikan kekhawatirannya terkait kebijakan baru yang akan diterapkan oleh pemerintahan AS yang dipimpin oleh Donald Trump. Hal ini tentu saja menjadi faktor yang patut dipertimbangkan, mengingat AS adalah salah satu pasar utama bagi produk-produk Foxconn.

Namun di samping itu, Liu juga menunjukkan optimisme terhadap operasional perusahaan di AS, khususnya terkait dengan permintaan yang terus meningkat untuk server kecerdasan buatan (AI). Dia juga menyatakan bahwa pabrik-pabrik di Wisconsin dan Texas telah menunjukkan pertumbuhan penjualan yang stabil.

Sementara itu, di tengah tantangan yang dihadapi, Foxconn tetap menjaga pandangan positif untuk tahun-tahun mendatang, terutama dalam hal pertumbuhan penjualan.

Mereka juga memperkirakan adanya peningkatan yang signifikan dalam bisnis server kecerdasan buatan, yang diharapkan dapat mengimbangi penurunan permintaan atas produk elektronik konsumen, yang dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan ekonomi makro yang tak pasti.

Dalam menghadapi ketidakpastian baik dari segi kebijakan perdagangan maupun kondisi ekonomi global, Foxconn tetap berpegang pada gagasannya untuk berekspansi ke sektor-sektor baru.

Hal ini dapat dianggap sebagai langkah yang tepat, mengingat perusahaan perlu mengantisipasi perkembangan industri dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis produk saja. Diversifikasi bisnis menjadi strategi yang penting untuk menjaga kelangsungan perusahaan di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved