Filipina Akan Memperoleh 40 Pesawat Tempur Baru
Tanggal: 15 Apr 2024 11:29 wib.
Departemen Pertahanan Nasional Filipina (DND) telah menyatakan niatnya untuk memperoleh setidaknya 40 pesawat tempur multi-peran (MRF) baru guna meningkatkan kemampuan pertahanan udara negara ini. Langkah ini diambil dalam tengah sengketa wilayah yang sedang berlangsung di Laut China Selatan. Tiga pesaing utama bersaing untuk kontrak bernilai miliaran dolar ini:
1. Gripen (Swedia): Diusulkan oleh Saab, Gripen dikenal karena efisiensinya dalam operasional dan harganya yang terjangkau.
2. F-16 Block V (AS): Diproduksi oleh Lockheed Martin, F-16 merupakan pesawat tempur yang sangat sukses dan banyak digunakan.
3. LCA Tejas (India): Dikembangkan oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL), Tejas merupakan pesawat tempur domestik yang menjanjikan dari India. Potensi biaya akuisisi dan pemeliharaan yang lebih rendah menjadikannya pilihan menarik dibandingkan dengan pesaing-pesaing asal Barat.
DND akan mengevaluasi setiap pesaing berdasarkan faktor-faktor seperti kemampuan, biaya, dan interoperabilitas dengan peralatan militer Filipina yang sudah ada. Akuisisi ini mencerminkan komitmen Filipina dalam memperkuat kemampuan pertahanan udaranya. Selain itu, Filipina juga berharap bahwa pesawat-pesawat baru tersebut dapat meningkatkan kemampuan angkatan udaranya dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks di kawasan Asia Tenggara.
Pengadaan 40 pesawat tempur baru ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi Filipina dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan, dimana klaim-klaim atas kepulauan dan wilayah maritim telah memicu ketegangan dengan Tiongkok dan beberapa negara tetangga lainnya. Sebagai negara maritim yang memiliki banyak wilayah perairan yang strategis, memiliki kemampuan pertahanan udara yang memadai merupakan hal yang sangat penting bagi Filipina.
Sementara itu, Gripen dari Swedia menawarkan perpaduan antara kinerja yang handal dan biaya yang terjangkau. Pesawat ini telah terbukti dalam berbagai operasi dan latihan militer di dunia. Selain itu, faktor interoperabilitas dengan pesawat tempur yang sudah ada dan kemungkinan transfer teknologi juga menjadi pertimbangan penting dalam penilaian DND.
Di sisi lain, F-16 Block V yang ditawarkan oleh Amerika Serikat juga memiliki reputasi yang sangat baik dalam kinerja dan daya jelajahnya. Dukungan yang kuat dari pemerintah AS pun menjadi salah satu nilai tambah yang signifikan. Namun, biaya akuisisi dan pemeliharaan yang mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya menjadi perhatian tersendiri bagi pihak Filipina.
Sementara Tejas dari India menawarkan pesawat tempur buatan dalam negeri yang menjanjikan. Kemungkinan biaya akuisisi dan pemeliharaan yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya dari Barat membuat Tejas semakin menarik bagi Filipina. Hubungan diplomatik yang baik antara Filipina dan India juga dapat menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan.
Meskipun demikian, pengadaan pesawat tempur baru tidak cukup hanya dengan memiliki perangkat keras (hardware) yang canggih. Filipina juga harus memperkuat sistem pendukung seperti pelatihan pilot, perawatan dan pemeliharaan pesawat, serta infrastruktur pendukung lainnya. Ketersediaan suku cadang dan dukungan purna jual dari pemasok juga akan menjadi faktor penting untuk memastikan fungsi optimal pesawat-pesawat tempur tersebut.
Jalur diplomasi juga harus tetap menjadi pilihan utama dalam menyelesaikan sengketa wilayah di Laut China Selatan. Meskipun memiliki kemampuan pertahanan udara yang kuat akan menjadi penghalang bagi pihak-pihak yang ingin menguasai wilayah tersebut secara paksa, namun upaya diplomasi akan tetap menjadi solusi jangka panjang yang lebih ideal.
Dengan melakukan evaluasi yang cermat terhadap calon-calon pesawat tempur baru yang ditawarkan, Filipina diharapkan dapat memperoleh solusi yang optimal dalam mendukung keamanan dan pertahanan negaranya.
Kesiapan dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks di kawasan Asia Tenggara menjadi suatu keharusan, dan pengadaan pesawat tempur multi-peran yang baru diharapkan dapat menjadi langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan dalam upaya memperkuat pertahanan udaraFilipina.