Fenomena Ajaib di Antartika: Gunung Berapi Ini “Meludah” Emas Setiap Hari, Benarkah Bisa Jadi Tambang Masa Depan?
Tanggal: 8 Jun 2025 14:38 wib.
Di balik dinginnya lanskap Antartika yang tak berpenghuni, ternyata tersembunyi sebuah keajaiban alam yang jarang diketahui dunia. Gunung berapi bernama Erebus diklaim memuntahkan debu emas setiap hari. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 80 gram per hari, dengan nilai mencapai sekitar US$6.000 atau setara Rp91 jutaan. Fakta ini bukan isapan jempol, melainkan hasil pengamatan ilmiah yang sudah dipublikasikan dan diamini oleh banyak ahli geologi dunia.
Gunung Erebus terletak di benua Antartika dan merupakan gunung berapi aktif tertinggi di kawasan itu. Dengan ketinggian mencapai 3.794 meter, Erebus tak hanya jadi simbol ekstremnya alam di selatan Bumi, tetapi juga menjadi satu-satunya gunung berapi di dunia yang secara konsisten mengeluarkan gas dan partikel logam mulia—yakni emas—dalam bentuk kristal mikroskopik.
Letusan Emas dari Perut Bumi
Dilansir dari IFL Science (5 Mei 2025), para ilmuwan yang melakukan riset di kawasan ini mendeteksi keberadaan debu emas dalam semburan gas vulkanik Erebus. Partikel emas ini tersebar melalui udara dan bahkan ditemukan hingga radius 1.000 kilometer dari kawah gunung berapi tersebut. Ukurannya sangat kecil, hanya sekitar 20 mikrometer, tetapi jumlahnya tidak bisa dianggap remeh bila dikumpulkan dalam satu hari.
Fenomena ini menjadi salah satu bukti bahwa proses geologi ekstrem di dalam perut bumi memiliki potensi menghasilkan sumber daya alam yang sangat bernilai. Menurut para pakar, partikel emas tersebut berasal dari aktivitas magma dalam kerak bumi yang membawa mineral logam mulia ke permukaan dalam bentuk gas dan uap panas.
Gunung Aktif Tertinggi dan Terselatan di Bumi
Erebus bukan gunung berapi biasa. Ia dikenal sebagai gunung berapi aktif paling selatan di planet ini dan telah menjadi perhatian ilmuwan sejak lama. Nama "Erebus" sendiri diambil dari mitologi Yunani, merujuk pada personifikasi kegelapan—mencerminkan betapa misterius dan berbahayanya gunung ini.
Penampakan pertama gunung ini tercatat pada tahun 1841 oleh Kapten Sir James Clark Ross. Menariknya, saat Ross melihat Erebus pertama kali, gunung ini tengah mengeluarkan letusan—menciptakan aura mistis yang menakjubkan. Hingga saat ini, Erebus masih aktif, dengan danau lava yang teramati di kawah puncaknya melalui citra satelit geologi. Danau lava ini terus menggelembung sejak tahun 1972 dan menjadi bukti bahwa Erebus adalah "dapur magma" yang tak pernah tidur.
Semburan Aneh: Bom Vulkanik hingga Debu Emas
Dalam setiap aktivitas vulkaniknya, Erebus dikenal suka mengeluarkan bom vulkanik, yaitu bongkahan batu besar yang sebagian mencair dan terlempar ke udara. Namun temuan terbarunya lebih mencengangkan: semburan gas dari kawah Erebus ternyata mengandung kristal emas metalik yang sangat kecil.
Kehadiran emas dalam semburan gas ini menimbulkan pertanyaan baru di kalangan ilmuwan. Apakah Erebus bisa menjadi sumber tambang emas masa depan? Atau justru, karena lokasi dan iklim ekstremnya, fenomena ini hanya akan jadi catatan ilmiah tanpa manfaat ekonomi langsung? Hingga kini, para peneliti belum memberikan kesimpulan pasti mengenai potensi eksplorasi tambang di sana, mengingat tantangan logistik dan risiko besar yang mengiringinya.
Tragedi Kelam Gunung Emas
Walaupun terdengar seperti lokasi yang mempesona, Gunung Erebus juga menyimpan kisah kelam. Salah satu tragedi paling tragis dalam sejarah penerbangan terjadi di sini. Pada 28 November 1979, sebuah pesawat Air New Zealand dengan nomor penerbangan 901 menabrak sisi gunung saat melakukan penerbangan wisata ke Antartika. Seluruh 257 orang di dalam pesawat tewas.
Penerbangan tersebut sebenarnya adalah bagian dari program wisata udara yang ditawarkan Air New Zealand, memungkinkan penumpang menikmati keindahan Antartika dari ketinggian. Namun karena kesalahan navigasi dan kondisi cuaca, perjalanan itu berubah menjadi bencana.
Potensi Ilmiah dan Masa Depan Penelitian
Terlepas dari tragedi yang pernah terjadi, Erebus kini menjadi objek penelitian intensif dari berbagai universitas dan lembaga geologi di seluruh dunia. Citra satelit dan pemetaan geologi digunakan untuk mempelajari pola aktivitas vulkaniknya, termasuk kandungan mineral yang terdapat dalam gas yang dilepaskan.
Fakta bahwa Erebus memuntahkan emas setiap hari membuka kemungkinan baru dalam studi geologi dan geokimia. Meski secara teknis dan ekonomi saat ini belum layak untuk ditambang, potensi ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana mineral bernilai tinggi bisa terbentuk dan tersebar secara alami di kerak bumi.
Tak hanya itu, penemuan ini turut membuktikan bahwa Bumi masih menyimpan banyak misteri menakjubkan yang belum sepenuhnya terungkap. Fenomena Erebus bisa jadi hanya permulaan dari rangkaian kejutan alam yang akan terus ditemukan seiring berkembangnya teknologi dan riset ilmiah