Sumber foto: iStock

Fakta Mengejutkan! Jawa Barat Tertinggi Transaksi Judi Online, Ini Data Lengkapnya dari PPATK

Tanggal: 11 Mei 2025 08:13 wib.
Tampang.com | Fenomena judi online di Indonesia terus menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga keuangan. Data terbaru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia mencatatkan transaksi judi online dalam jumlah sangat besar. Jawa Barat tercatat sebagai wilayah dengan aktivitas transaksi tertinggi, mengungguli provinsi lainnya.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, dalam pernyataannya pada Rabu, 7 Mei 2025. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan pemantauan kuartal pertama tahun 2025, terdapat lima wilayah dengan intensitas tertinggi dalam aktivitas transaksi terkait judi online. Wilayah-wilayah tersebut adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Timur.

Jawa Barat Konsisten Jadi Pusat Transaksi Judi Online Sejak 2023

Meski data transaksi judi online terus mengalami fluktuasi setiap tahunnya, Ivan menegaskan bahwa Jawa Barat merupakan satu-satunya wilayah yang konsisten menempati posisi atas sejak tahun 2023. Artinya, tren ini bukanlah sesuatu yang baru atau bersifat temporer, melainkan mencerminkan pola perilaku yang relatif stabil dan mengkhawatirkan.

Sebaliknya, wilayah seperti DKI Jakarta menunjukkan lonjakan signifikan dalam aktivitas judi online. Pada kuartal pertama 2024, ibu kota negara ini berada di posisi kelima dalam daftar wilayah dengan transaksi tertinggi. Namun pada kuartal pertama 2025, posisinya melonjak ke urutan kedua, menggeser wilayah lain tanpa disebutkan secara detail angka pastinya oleh Ivan.

Perputaran Dana Judi Online Menurun Drastis di 2025

Kabar baik datang dari sisi perputaran dana. PPATK melaporkan bahwa nilai total transaksi judi online mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kuartal pertama tahun 2024, perputaran dana dari aktivitas judi online mencapai angka fantastis, yaitu sekitar Rp90 triliun. Namun di kuartal pertama 2025, jumlah ini berhasil ditekan hingga turun menjadi Rp47 triliun.

"Angka ini menunjukkan progres luar biasa. Dari sebelumnya Rp90 triliun kini bisa ditekan di bawah Rp50 triliun," ujar Ivan. Capaian ini dinilai sebagai hasil dari sinergi berbagai lembaga dalam memberantas praktik judi online yang merugikan masyarakat luas.

Penurunan ini juga diharapkan menjadi momentum untuk mengurangi dampak sosial yang ditimbulkan dari judi online, mulai dari kerugian finansial pribadi, kriminalitas, hingga potensi praktik pencucian uang.

Volume Transaksi Turun, Tapi Masih Tinggi

Tak hanya dari sisi nilai uang, jumlah transaksi judi online juga menunjukkan penurunan. Dalam periode Januari hingga Maret 2025 saja, tercatat sebanyak 39,8 juta transaksi dilakukan. Angka ini, meski masih tergolong besar, menunjukkan potensi penurunan signifikan jika tren ini bisa dijaga sepanjang tahun.

Jika volume transaksi tersebut dikalikan empat kuartal, diperkirakan total transaksi sepanjang 2025 akan berada di kisaran 160 juta transaksi. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan 209 juta transaksi yang tercatat sepanjang tahun 2024.

"Kalau kita bisa menjaga konsistensinya, maka transaksi di tahun ini bisa ditekan secara drastis," ungkap Ivan optimistis.

Tantangan Penanganan dan Modus Judi Online

Meski angka-angka di atas memberikan harapan, Ivan menekankan bahwa tantangan dalam memberantas judi online tetap besar. Salah satu hal yang menjadi perhatian serius adalah bagaimana para pelaku memanfaatkan berbagai metode modern untuk menyamarkan aktivitas mereka. Dari penggunaan rekening palsu, transaksi mikro, hingga teknik money laundering (pencucian uang), semua menjadi tantangan teknis dan regulasi yang rumit.

PPATK dan aparat penegak hukum terus mengembangkan kerja sama dan teknologi untuk mendeteksi pola transaksi yang mencurigakan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas deteksi dini serta pelacakan transaksi mencurigakan di sektor perbankan dan fintech.

Mengapa Jawa Barat Jadi Pusat Judi Online?

Jawa Barat sebagai wilayah dengan populasi terbesar di Indonesia memang sering kali menjadi sorotan dalam berbagai isu sosial, termasuk judi online. Selain jumlah penduduknya yang besar, penetrasi internet yang tinggi serta akses yang mudah terhadap platform daring membuat wilayah ini menjadi sasaran empuk bagi para pelaku judi online.

Kemudahan akses dan rendahnya literasi digital serta keuangan juga menjadi faktor pendorong mengapa aktivitas perjudian digital tumbuh subur di wilayah ini. Oleh karena itu, edukasi masyarakat mengenai bahaya judi online serta konsekuensi hukumnya menjadi sangat penting untuk ditegakkan secara merata.

Arah Kebijakan dan Harapan Pemerintah

Pemerintah Indonesia bersama PPATK dan lembaga terkait lainnya terus berupaya memperketat pengawasan terhadap transaksi mencurigakan. Tidak hanya dengan pendekatan hukum, tetapi juga dengan edukasi publik, pembatasan akses ke situs-situs ilegal, serta peningkatan peran masyarakat dalam melaporkan aktivitas mencurigakan.

Ivan menegaskan bahwa data kuartal pertama ini bukanlah gambaran keseluruhan tahun, namun cukup memberikan gambaran awal yang penting. Jika penurunan transaksi dan dana perputaran ini bisa dijaga secara konsisten, maka tahun 2025 bisa menjadi tonggak penting dalam upaya pemberantasan judi online di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved