Sumber foto: iStock

Era Baru Internet Lokal: Indonesia Siapkan Domain Khusus Daerah, dari .bali hingga .jakarta!

Tanggal: 18 Mei 2025 17:51 wib.
Tampang.com | Dalam waktu dekat, dunia digital Indonesia berpotensi mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya: kehadiran domain internet khusus untuk nama-nama daerah seperti .bali, .jakarta, hingga .toba. Inisiatif ini diungkap langsung oleh Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), John Simanjuntak, dalam acara Indonesia Digital Forum pada Kamis, 15 Mei 2025.

Selama ini masyarakat Indonesia lebih akrab dengan domain populer seperti .com dan .id. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan identitas digital yang lebih lokal dan spesifik, wacana kehadiran domain dengan nama daerah kini menjadi kenyataan yang sedang dipersiapkan.

Menurut John, PANDI saat ini telah memiliki infrastruktur dan sistem registrasi yang cukup kuat untuk mendukung inisiatif domain baru ini. Ia mengungkapkan bahwa PANDI tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah, termasuk Bali dan Jakarta, untuk meminta izin penggunaan nama daerah mereka sebagai bagian dari domain internet tingkat atas.

“Besok kami akan bertemu dengan pihak terkait untuk membahas domain .jakarta dan .bali, serta mengajukan izin langsung kepada Gubernur Bali untuk penggunaan domain .bali,” ungkap John dalam forum tersebut.

Langkah ini bertujuan menjadikan nama-nama daerah di Indonesia sebagai new generic top-level domain (gTLD), kategori domain internet yang memiliki kedudukan setara dengan domain-domain global seperti .com, .net, dan .org. Menurut John, gagasan ini sangat mungkin direalisasikan, apalagi mengingat jumlah populasi dan pengguna internet di daerah-daerah tersebut cukup besar dan terus meningkat.

Ia menjelaskan bahwa domain seperti .bali dan .jakarta bisa menjadi representasi identitas digital lokal yang kuat. Selain itu, domain berbasis daerah dapat mendukung pengembangan bisnis, pariwisata, dan budaya setempat dengan cara yang lebih efektif dan mudah diakses secara online.

“Kita akan mengusulkan supaya .bali menjadi bagian dari gTLD baru. Begitu pula .jakarta, dengan populasi dan potensi yang dimilikinya, saya kira bisa kita gagas bersama,” lanjut John dengan antusias.

Tak hanya itu, PANDI juga membuka pintu lebar untuk kolaborasi lintas sektor dalam upaya merealisasikan domain-domain lokal ini. PANDI mendorong agar lahirnya domain generik baru dapat diperjuangkan bersama di tingkat komunitas internet global.

“Kolaborasi adalah kunci. Kita terbuka bekerja sama dalam merancang dan memperjuangkan gTLD baru yang mengangkat nama-nama daerah Indonesia di tingkat global,” tambahnya.

Di sisi lain, John juga menyampaikan data menarik mengenai jumlah domain .id yang telah terdaftar hingga April 2025. Tercatat ada sekitar 1,2 juta domain aktif, menjadikan Indonesia sebagai pemilik domain .id terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Namun, jumlah ini baru mencakup 0,42% dari total populasi Indonesia, yang artinya potensi pengembangan internet berbasis domain lokal masih sangat luas.

Kenyataan ini menjadi bukti bahwa masih ada tantangan besar dalam hal literasi digital di Indonesia. Menurut John, inilah yang menjadi salah satu fokus utama dari PANDI dalam menjalankan misinya ke depan.

“Kita menghadapi tantangan nyata dalam literasi digital masyarakat. Maka dari itu, PANDI akan terus menjalankan program-program edukatif untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran digital di seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.

Peningkatan literasi digital ini dinilai penting karena akan menentukan seberapa besar manfaat yang bisa diperoleh masyarakat dari internet, termasuk dalam pemanfaatan domain-domain lokal yang tengah digagas. Tanpa pemahaman yang memadai, potensi besar tersebut dikhawatirkan tidak akan termanfaatkan secara optimal.

Jika berhasil, penggunaan domain seperti .bali atau .jakarta tidak hanya akan menjadi kebanggaan lokal, tapi juga bisa mendongkrak posisi Indonesia dalam peta digital global. Usaha kecil menengah (UMKM), pariwisata daerah, lembaga pemerintahan, hingga institusi pendidikan bisa memiliki identitas digital yang lebih dekat dan relevan dengan audiens lokal maupun internasional.

Langkah ambisius PANDI ini menjadi sinyal bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna internet, tetapi juga mulai berperan aktif dalam membentuk arsitektur internet global, khususnya melalui identitas digital yang lebih kontekstual dan representatif.

Melalui pendekatan kolaboratif dan inklusif, PANDI berharap domain berbasis daerah ini dapat menjadi jembatan antara inovasi teknologi dan kekayaan lokal Indonesia. Domain-domain ini diharapkan tidak hanya menjadi nama di internet, tetapi juga simbol dari semangat lokalitas, budaya, dan potensi ekonomi yang dimiliki masing-masing daerah.

Dengan infrastruktur teknologi yang kian matang, ditambah dukungan pemerintah daerah dan komunitas global, peluang Indonesia untuk mencatat sejarah baru di ranah digital sangat terbuka lebar. Masyarakat Indonesia pun diharapkan dapat ikut ambil bagian dalam perkembangan ini, baik sebagai pengguna aktif, pelaku usaha digital, maupun pendukung literasi teknologi.

Transformasi ini bisa menjadi langkah penting menuju kedaulatan digital Indonesia, di mana nama-nama daerah tak hanya dikenal dalam konteks geografis, tetapi juga menjadi bagian dari identitas digital global yang modern, relevan, dan penuh makna.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved