Sumber foto: CNBC

Elon Musk Menghilang dari Gedung Putih: Mundur Diam-Diam atau Fokus Selamatkan Tesla?

Tanggal: 5 Mei 2025 20:40 wib.
Elon Musk, salah satu tokoh paling berpengaruh di era teknologi modern, kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan soal peluncuran roket atau kecanggihan mobil listrik, melainkan soal ketidakhadirannya yang misterius dari Gedung Putih. Pertanyaan besar pun muncul: apakah Musk diam-diam sudah hengkang dari jabatannya di pemerintahan Donald Trump?

Laporan terbaru dari The Post mengungkap bahwa meskipun Musk tidak secara resmi keluar dari posisinya di Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (DOGE), kehadirannya di kantor nyaris tak terdeteksi. Kantor Musk yang berlokasi dekat dengan Ruang Oval bahkan jarang atau tak pernah digunakan sejak beberapa waktu terakhir.

Tak Pernah Terlihat di Kantor, Tapi Masih Pegang Peran?

Menurut Kepala Staf Gedung Putih, Susie Wiles, dirinya belum pernah bertemu langsung dengan Elon Musk. Dalam wawancara yang dikutip pada Jumat (2 Mei 2025), Wiles mengungkap bahwa seluruh komunikasi mereka hanya dilakukan via telepon.


"Saya tidak pernah bertatap muka dengannya, kami hanya berbicara lewat sambungan telepon. Namun hasilnya tetap bisa kami tindak lanjuti," ujar Wiles.


Meskipun tidak hadir secara fisik, Wiles menegaskan bahwa hal itu belum tentu mengurangi kontribusi Musk secara keseluruhan. Namun publik mulai mempertanyakan efektivitas kehadiran seorang tokoh penting jika ia nyaris tidak pernah muncul di pusat pemerintahan.

Fokus ke Tesla, Mundur dari Pemerintahan?

Mengutip informasi dari The Post, Elon Musk memang berencana mengurangi peran aktifnya di Gedung Putih secara signifikan mulai akhir Mei 2025. Langkah ini diambil karena ia ingin fokus menyelamatkan Tesla, perusahaannya yang belakangan ini dilaporkan mengalami penurunan performa cukup drastis.

Sebagai informasi, Tesla tengah menghadapi sejumlah tekanan, baik dari sisi kompetisi global, penurunan permintaan kendaraan listrik, hingga tantangan internal manajemen. Banyak pihak menduga keputusan Musk untuk “menjauh” dari Gedung Putih adalah bagian dari strategi comeback demi menyelamatkan perusahaannya.

Kedepannya, peran Musk di DOGE disebut akan berubah menjadi penasihat informal. Artinya, ia tak lagi aktif secara administratif, namun masih bisa memberikan masukan strategis jika diperlukan.

Meski demikian, belum ada kejelasan apakah Musk akan tetap memiliki akses rutin ke fasilitas atau dokumen negara, atau apakah ia benar-benar akan mengakhiri peran pemerintahannya dalam waktu dekat.

Dulu Aktif, Kini Menghilang

Beberapa bulan sebelumnya, Musk sempat menjadi figur yang sangat aktif di lingkaran dalam pemerintahan Trump. Ia hadir dalam berbagai rapat kabinet, memberikan pengarahan langsung kepada Presiden Trump, bahkan ikut dalam sejumlah kunjungan resmi ke luar kota.

Tak hanya itu, Musk juga sempat menjadi sorotan media karena beberapa kali terlihat membawa putranya, X Æ A-12, ke Gedung Putih. Momen ini sempat menjadi viral dan dipuji sebagai bentuk "ayah yang tetap terlibat dalam pengasuhan meski menjabat di pemerintahan".

Namun kini situasinya berubah drastis. Tidak ada lagi Musk yang bolak-balik Gedung Putih, tidak ada pengarahan pribadi, bahkan jejak fisiknya pun hampir tak terlihat. Pergeseran ini membuat publik dan pengamat politik bertanya-tanya, apakah ini hanya jeda sementara atau langkah awal menuju pengunduran diri permanen.

Jejak di DOGE dan Efisiensi yang Kontroversial

Sejak awal masa jabatan Trump tahun ini, DOGE (Departemen Efisiensi Pemerintah) menjadi salah satu lembaga yang paling banyak menyita perhatian. Di bawah pengawasan Musk, DOGE melakukan berbagai langkah efisiensi yang sangat drastis. Di antaranya adalah:



Pengurangan pegawai besar-besaran di berbagai kementerian


Pemangkasan anggaran lembaga non-prioritas


Restrukturisasi digitalisasi layanan publik


Evaluasi ulang posisi dan fungsi lembaga federal



Banyak pihak memuji langkah-langkah ini sebagai bentuk efisiensi dan modernisasi. Namun tak sedikit pula yang mengkritik keras, karena kebijakan ini dianggap terlalu kejam terhadap para pegawai negeri sipil dan melemahkan institusi pemerintah.

Kini, ketika Musk mulai menarik diri dari peran sentral di DOGE, muncul kekhawatiran bahwa agenda efisiensi besar-besaran ini akan kehilangan arah, atau justru dirombak oleh tokoh baru yang menggantikannya.

Apakah Ini Strategi Politik atau Manuver Bisnis?

Ketiadaan Musk secara fisik di pusat pemerintahan bisa dibaca dari dua sisi. Di satu sisi, bisa saja ini adalah strategi pribadi Musk untuk tetap punya pengaruh tanpa harus terikat secara formal. Namun di sisi lain, langkah ini juga bisa mencerminkan pergeseran prioritas bisnis, di mana Tesla kini membutuhkan perhatiannya secara penuh.

Apapun alasannya, publik kini menanti langkah Musk selanjutnya: apakah ia akan kembali aktif di pemerintahan, atau benar-benar hengkang untuk memulihkan kerajaan bisnisnya yang sedang goyah?

Satu hal yang pasti: peran Elon Musk, baik di bidang teknologi maupun pemerintahan, tidak pernah bisa dilepaskan dari kontroversi dan kejutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved