Ekspansi Terbesar Google Translate: 110 Bahasa Baru, Mendukung Lebih Banyak Dialek di Asia Tenggara
Tanggal: 29 Jun 2024 21:36 wib.
Google Translate melakukan perluasan layanan secara signifikan pada hari Kamis lalu (27 Juni), dengan menambahkan dukungan untuk 110 bahasa baru. Ini adalah perluasan terbesar dalam sejarah platform terjemahan ini, yang kini mencakup total 243 bahasa. Penambahan ini mencakup lebih dari 614 juta orang, atau sekitar 8% dari populasi dunia, dengan sejumlah besar bahasa di wilayah Afrika.
Penambahan bahasa baru menjadi mungkin berkat Google PaLM 2 large language model (LLM), yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mempelajari bahasa, terutama bahasa terkait atau dialek regional. Kemajuan dalam AI, khususnya model bahasa PaLM 2, telah memungkinkan layanan terjemahan untuk mempelajari bahasa terkait dengan lebih mudah dan efisien.
Beberapa bahasa yang baru ditambahkan termasuk beberapa yang paling diminta, seperti Bahasa Bali, Fiji, Portugis Eropa, Tahiti, dan Tibet.
Sementara itu, bahasa regional Asia Tenggara yang ditambahkan ke daftar tersebut meliputi bahasa Aceh, Bali, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Toba, Betawi, Bikol, Hakha Chin, Hiligaynon, Iban, Jingpo, Kapampangan, Madura, Makassar, Melayu (Jawi), Minangkabau, Pangasinan, Shan, Tetum, dan Waray.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Google secara lebih luas untuk mendukung 1.000 bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Pada 2022, Google menambahkan 24 bahasa menggunakan Zero-Shot Machine Translation dan meluncurkan Inisiatif 1.000 Bahasa.
Pengguna dapat mengakses terjemahan dalam bahasa-bahasa baru ini melalui translate.google.com dan aplikasi Google Translate. Pembaruan ini dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung keragaman linguistik global. Google terus berupaya untuk memperluas cakupan layanan terjemahan ini guna memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dunia.
Peluncuran dukungan terjemahan untuk bahasa-bahasa baru ini membuka peluang bagi orang-orang yang belum memiliki akses ke layanan terjemahan dalam bahasa ibu mereka, terutama di wilayah Asia Tenggara dan Afrika. Keberadaan layanan terjemahan yang inklusif dapat membantu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk komunikasi, pendidikan, akses informasi, dan dukungan kepada konten-konten online yang lebih beragam.
Keterlibatan lebih banyak bahasa daerah dari Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya menunjukkan keseriusan Google dalam memperluas cakupan layanan terjemahan ini. Dengan demikian, komitmen untuk mendukung keragaman bahasa dan budaya di wilayah-wilayah ini menjadi semakin terwujud melalui penggunaan teknologi yang inklusif.
Keberadaan layanan terjemahan yang inklusif juga sejalan dengan upaya global untuk memperkuat keragaman linguistik, yang merupakan salah satu aspek penting dari keberlanjutan budaya dan keberagaman dunia. Dukungan untuk lebih banyak bahasa dan dialek regional adalah langkah konkret dalam menjaga warisan bahasa dan budaya yang seringkali terancam oleh dominasi bahasa internasional.
Dengan adanya dukungan terjemahan yang lebih luas, diharapkan aksesibilitas dan akrabnya masyarakat terhadap teknologi ini akan semakin meningkat. Google Translate memiliki potensi besar dalam memfasilitasi komunikasi lintas bahasa, baik dalam konteks pariwisata, bisnis, maupun pendidikan. Hal ini tentu memperlancar interaksi antar komunitas yang berbeda bahasa, sehingga mendorong pertukaran budaya dan peningkatan pemahaman antarkomunitas global.
Melalui langkah ini, Google juga turut berkontribusi dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) PBB, terutama dalam bidang kesetaraan akses informasi dan pembangunan budaya. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan kemampuan akses terhadap layanan terjemahan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam upaya memeratakan akses masyarakat terhadap informasi dan mendukung keberagaman budaya di seluruh dunia.